webnovel

The Oldest Land

cerita ini bercerita tentang 7 Ras yang di ciptakan Tuhan, untuk saling bersaing satu sama lain dengan bakat pengetahuan dan Kanuragan, terdapat banyak elemen budaya Indonesia di dalamnya, khususnya Budaya Jawa, karena author dari suku Jawa jadi, author mencoba memasukan budaya Jawa kedalam cerita tapi bukan berarti budaya dari suku lain ga termasuk, tunggu aja kelanjutan ceritanya... Adi Kuncoro protagonis dalam cerita remaja berusia 14 tahun yang tinggal, di sebuah desa kecil bernama Lawang Sewu yang terdapat di kerajaan Java. tinggal dan hidup dengan kedua kakek dan neneknya Adi, mencoba menjadi penjaga sebutan bagi mereka yang memilih berpartisipasi, dalam sebuah event pemilihan untuk 7 Ras yang diciptakam oleh Tuhan, untuk dapat memperebutkan kan Gelar KANJENG gelar yang diberikan untuk memimpin 7 Ras selama 100 tahun sekali.

adi_gm · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
90 Chs

Warisan III

Oleh karena itu adi dan denok merasa sangat aneh dengan apa yang mereka hadapi saat ini, terlebih adi yang telah menerima ujian untuk warisan hatinya berkata ini adalah ujian pertama untuknya

"Sayang kita berhenti disini sebentar yah, ada sesuatu yang harus aku pastikan sebelum kita bisa mekanjutkan perjalanan ini"

"Emmmmm, ko tiba-tiba mas pengen berenti? Apa mas ga papa?"

"Gapapa ko sayang, tenang aja ini bagian dari tugas yang diberikan kakek untuk ku" adi sedikit menyesal menahan untuk berbohong kepada denok

"Yaudah kalo gitu, denok tunggu di atas kereta aja yah""

"Ok tunggu aku yah sayang" berjalan menuruni kereta dan menuju ke arah dalam rerumputan savana

Adi yang berjalan ke arah lebih dalam dari padang rumput mulai memperhatikan dengan cermat apakah ada petunjuk untuk misi percobaanya

Saat dia mencari disekitar kereta dengan radius 1 Km dia masih belum bisa mendapatkan jawabanya, dia pun mengambil kesimpulan dengan kembali ke kereta untuk memberi tahu keputusannya kepada denok

Denok yang melihat adi telah kembali dan memperhatikan wajahnya yang terlihat sedang berpikir dengan keras tentang sesuatu, menunggunya untuk sampai kereta untuk menanyakan apakah ada yang bisa ia bantu untuk suaminya

Sesampainya adi di depan kereta dia disambut oleh sebuah pertanyaan dari denok yang membuat hatinya menjadi hangat karena pertanyaan peduli yang disampaikan denok kepada adi

"Kamu gapapa mas? Apa ada yang bisa denok bantu? " bertanya dengan memasang wajah yang kawatir bercampur kepedulian di dalam kata-katanya

Adi yang mendengar pertanyaan denok tersenyum sesaat kemudian dan membalas "gapapa ko sayang, cuma sepertinya kita harus istirahat siang lebih awal di tempat ini, karena mas harus mencari sesuatu dulu di tempat ini, dan mudah-mudahan bisa ketemu segera agar kita bisa melanjutkan perjalanan"

"Oh gitu, iya gapapa denok ga masalah ko, lagian walaupun disini agak serem tapi denok ga ngerasa bahaya ataupun perasaan yang ga enak"

"Makasih ya sayang pengertiannya" memeluk denok sambil mencium lembut keningnya

Denok yang dipeluk dan dicium keningnya oleh adi, merasa sangat bahagia dan memeluk balik adi dengan kencang

Setelah sesi cinta yang singkat diantara keduanya adi dan denok bersiap mencari tempat yang cocok untuk mereka beristirahat sementara di tempat hitam itu

Setelah mencari sebentar akhirnya menemukan sebuah mata ait kecil yang jernih yang berada di pinggir dari padang rumput dan ada dua pasang pohon besar beringin yang berdiri dengan megah dan terlihat sangat kokoh seperti sepasang penjaga yang melindungi mata air

Adi yang melihat ini awalnya agak ragu untuk beristirahat disini, cuma karena merasa agak susah mencari lokasi sumber air yang lain akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat disini

Mengikat kedua kuda pada satu pohon beringin yang ada, dan menyandarkan gerbong kereta pada pohon beringin yang lain, adi dan denok berbagi tugas untuk kembali menyiapkan makanan dan mencari kayu bakar

Setelah memberi air minum yang dicampur garam untuk sepasang kudanya, dan memastikan bahwa keretanya sudah ditempatkan dengan tepat, dan tidak akan ada masalah dia meminta ijin kepada denok untuk mencari kayu bakar dan kembali mencari petunjuk yang ada, untuk memenuhi persyaratannya untuk warisannya

Berjalan sambil mencari ranting kayu yang telah jatuh untuk membuat kayu bakar sambil sesekali mengecek pohon, batu, rumput, bahkan tanah yang ada untuk melihat apakah terdapat petunjuk untuk ujiannya

Saat dia baru bisa mengumpulkan separuh dari kayu bakar untuk keperluan memasak dan membuat api unggun adi menyadari bahwa tidak ada lagi ranting atau kayu mati yang ada disekitarnya dan dia harus lebih dalam masuk ke dalam hutan hitam ini untuk mencari kayu bakar

Melangkah lebih jauh ke dalam hutan adi tidak lupa memberikan beberapa tanda, agar dia tidak tersesat saat masuk lebih dalam, saat adi berjalan dia mulai melihat perbedaan vegetasi dari jenis tumbuhan yang ad di bagian dalam hutan hitam ini

Adi melihat lebih banyak semak yang merambat yang mengelilingi bagian dalam hutan dan lebih jarang pepohonan yang ada disekitarnya dan ini sangat kontras dengan situasi hutan yang berada di bagian luar

Di dalam bagian lebih dalam hutan ini, selain semak yang mendominasi ada beberapa batu besar dengan pola aneh yang membentuk lingkaran dan seperti mengelilingi sesuatu.