Martin ikut dalam pembicaraan tersebut. Muak juga ia hanya diam tak melakukan apa-apa. Sesekali Martin rolling eyes malas. Denes menyebalkan. Rasanya tidak pernah selesai Martin marah. Ia ingin terus menyerang Denes.
Boom. A big boom.
Lyra tersenyum, Martin membelanya. Cukup baik untuk sekarang. Merasa ada diking, Lyra mengangkat dagu tinggi-tinggi. Situasi antara mereka mulai memanas.
Denes terkekeh pelan dengar ucapan Martin. Tak terlihat tanda-tanda jikalau orang itu tersinggung.
[Ngomong-ngomong, aku depan rumah kalian lho. Baru ingin turun dari mobil.]
Martin dan Lyra saling berpandangan. Apa maksud Denes?
Denes terkekeh lihat tingkah kedua orang di hadapannya. Lucu!
Ingin memojokkan Denes?
Mohon maaf, tak semudah membalikkan telapak tangan.
[Kak Janemu ikut. Lebih tepatnya akan menyusul nanti.]
Denes lanjut berucap. Wajah tersenyum remeh.
Lyra tidak bisa menyembunyikan rasa stoknya, Lyra merasa bodoh.
Pertemuan keluarga macam apa!?
Tidak mungkin!
Langsung?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com