Perlahan Gin membuka mata. Menyesuaikan diri dengan cahaya matahari yang masuk. Tangan Gin terangkat untuk mengusap mata sembari tangannya yang lain ia pakai untuk meraba bagian di sampingnya yang terasa hening dan kosong.
Mata Gin membulat sempurna saat ia tahu tidak ada seorangpun di sampingnya saat ia terbangun.
Secepat yang Gin bisa Ia pun bangkit hingga berdiri tegak dengan tatapan 100 m ke depan.
"Cih." Suasana hati Gin sedang tidak baik hal itu juga yang membuat ia mengacak-acak rambut menambah kesan berantakan.
Sedikit frustasi pada akhirnya Gin pun menunduk dalam.
"Dia bekerja tanpa membangunkanku." Game sangat kecewa namun hal itu masih bisa Gin kendalikan. Ada berapa hal yang harus dilakukan salah satunya bekerja.
Tiba-tiba tangan Gin mengepal diacungkan ke atas mirip seperti seorang pejuang dan prajurit yang memperjuangkan kedamaian di tengah peperangan antara sesama umat manusia. Semangat Gin juga terlihat dari cara iya memandang kamar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com