"Maaf, Arsy berjuang keras membawa kamu ke sini. Kau peduli ataupun tidak, tapi dia phobia darah. Belum lagi di perjalanan kami diserang. Arsy berjuang sampai akhir, pada akhirnya ia sudah tak sanggup. Aku belum sempat melihat dia, jadi ku pikir lebih baik melakukan itu."
Di akhir kalimat suara Lyra pelan. Entahlah, Lyra tak yakin terhadap ucapannya. Lyra bingung.
"Dia sudah punya istri. Jangan memancing di air keruh." Martin berdecih, sebab kesal rasa sakit Martin kesampingkan.
Lyra menunduk. Selama itu Interaksi Lyra dengan Arsy tidak berlebihan kok. Lyra bersikap biasa.
But, what happen?
Lyra masih salah?
Lyra tahu Martin menyalahkannya. Benar, itulah yang terjadi. Kurang ajar memang Martin. Apapun itu, selalu Lyra salah, sedangkan Martin tidak.
Merasa tak salah, Lyra mendongrak. Ia menatap kesal Martin.
"Aku biasa lho dengan dia, kau ini kenapa sih?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com