Suara tawa memenuhi seluruh ruangan, dia menatap tidak percaya akan apa yang baru saja dia lihat. Perutnya terasa sakit, karena terus tertawa tanpa henti. Bagaimana pun dia menyukai hal yang baru saja terjadi.
Niatnya yang hanya ingin bermain-main harus berakhir dengan sebuah kemenangan kecil yang akhirnya dia dapatkan. Sekarang tidak ada lagi rasa kesal yang memenuhi pikirannya, yang ada adalah kebahagiaan bahwa dirinya berhasil membuat Rimonda tidak berdaya.
Dia tersenyum lebar, menatap ke arah cermin yang mulia menggelap. Tangannya bergerak membenarkan surai gelapnya yang berantakan. Dia bangkit, mendekati sebuah cermin besar yang tidak jauh dari tempatnya duduk. Langkah begitu pelan dan santai, bahkan sesekali dia mengeluarkan suara nada kecil untuk menemani langkahnya.
"Sayang sekali kakak harus mati" ucapnya menatap ke arah cermin itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com