Angin berhembus kencang dengan aroma darah yang menusuk, banyak mayat dan genangan darah yang menghiasi tempat itu. Berbagai senjata dan kuda menjadi pelengkap dari perang yang sudah terjadi bertahun-tahun itu. Tidak ada yang tau jelas siapa yang memulai, yang mereka tau hanya untuk berusaha bertahan hidup.
Mau anak kecil atau orang tua semuanya ikut berperang, tapi tidak ada yang bisa bertahan lebih dari satu hari. Dan semua itu terjadi bertahun-tahun tanpa ada niatan untuk berhenti. Pihak Kuil Suci menatap ke arah langit melihat seseorang yang mengamati perang di sana.
Seorang Dewa yang di hormati itu menatap kearah sang pendeta yang langsung menunduk tidak berani menatapnya. Dewa itu tertawa dan langsung menghilang dengan seorang Dewi yang menantinya.
"Apa yang kau lakukan?" Dewa itu bertanya menatap sang Dewi yang terlihat bosan.
Sang Dewi bangkit dan melangkah mendekati Dewa itu "aku menunggumu, apakah kau ingin melarangku lagi?!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com