webnovel

The Miracle of Death

Si kembar di bunuh oleh Putra Mahkota yang membenci kehadiran mereka, karena kehadiran mereka membuat Putra Mahkota kehilangan kasih sayang Kaisar. Tapi si kembar berhasil kembali dalam keadaan hidup. Bahkan mereka berdua memiliki sihir yang menjadi legenda Kekaisaran. Padahal mereka dulunya tidak memiliki sihir sama sekali tapi berkat seorang wanita yang mengaku dirinya sebagai Dewi membuat mereka bisa hidup dengan sihir terkuat dengan syarat mereka harus membantu sang Dewi. Mereka berniat balas dendam akan apa yang di perbuat Putra Mahkota, dan membuat dirinya sengsara. Tapi semua itu tak mudah, banyak masalah dan takdir yang mengikuti mereka, dan perjalanan mereka di mulai hari itu.

Park_Keyza · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
410 Chs

Shield

Terdengar suara langkah kaki yang menggema di lorong Kuil Suci. Pelakunya tidak lain adalah Sean. Kabar yang mengatakan bahwa keturunan Kaisar Pertama yang datang membuat dirinya berlari tanpa pikir panjang. Bukan tanpa alasan dirinya melakukan hal itu, karena dia mendengar suara Dewa yang menyuruhnya untuk menemui keturunan Kaisar Pertama.

Sean terlihat tidak sabar, dia sudah menunggu akan hari ini tiba. Pertemuan pertamanya dengan sang keturunan Kaisar Pertama. Nafasnya memburu menatap ke arah si kembar yang terlihat duduk santai dengan secangkir teh menemani mereka. Ada perasaan lega dan senang, tapi Sean kembali mengingat jika mereka adalah keturunan Kekaisaran.

Dengan hembusan nafas panjang Sean bergerak perlahan mendekati si kembar yang menantikan kehadirannya. Rimonda dan Ramon langsung berdiri menatap Sean yang menilai penampilan si kembar.

"Kalian kembar?"

Sean tidak tau jika keturunan Kaisar Pertama itu kembar, yang dia tau bahwa dirinya harus menemui anak keturunan Kaisar Pertama saja.

"Iya" jawab Ramon "apakah itu menjadi masalah?" Ramon melanjutkan ucapannya, dia hanya ingin tau apa yang di pikirkan oleh Kesatria Kuil Suci itu.

"Tidak! Hanya saja ini di luar perkiraanku" Sean kebingungan, bukan maksudnya membuat si kembar merasa tidak nyaman.

Dia hanya terkejut untuk sesaat sampai Sean mengingat bahwa dirinya belum memberi salam dengan benar. Walau memang Kuil Suci memiliki peraturan sendiri tapi di hadapan si kembar dia akan melupakan peraturan itu.

Jelas Sean ingat dengan baik bagaimana Kaisar Pertama yang membantu mewujudkan perdamaian pada masa itu. Dan Sean yakin si kembar memiliki sikap seperti Kaisar Pertama "saya Sean, Kesatria Kuil Suci" Sean membungkuk sopan membuat si kembar tersenyum tipis.

"Kau tidak perlu melakukan hal seperti itu" ucap Rimonda dengan senyuman lebar menatap Sean yang terlihat salah tingkah.

"Ah.. baiklah"

"Apakah bisa kita mulai pembicaraan ini?" sahut Ramon tidak sabar karena hari yang mulai siang.

Sean langsung mengangguk dan menyuruh si kembar duduk lagi. Ketiganya dengan santai meminum secangkir teh yang tersedia. Walau terlihat tenang tapi jelas pemikiran si kembar terus memikirkan soal orang-orang di luaran sana yang menderita. Dan Sean tau jelas apa yang membuat si kembar mendatangi dirinya.

Sean menghela nafas menatap manik Ramon "jika soal penyakit menular itu kami tidak bisa membantu"

Ramon terkejut melirik Rimonda yang jelas sudah tau akan hal ini. Tapi kedatangan mereka ke sana bukan untuk meminta bantuan dengan begitu mudahnya. Tapi kedatangan mereka karena mereka membutuhkan bantuan yang lebih besar dan mungkin akan sulit di terima oleh pihak Kuil Suci.

"Bukan itu! Kami ingin memasuki perpustakaan Kuil Suci, apakah itu memungkinkan?" ucap Rimonda menatap Sean yang terkejut akan permintaannya.

"Perpustakaan?"

Ramon mengangguk melirik Rimonda yang sungguh mengharapkan sebuah persetujuan dari Sean dengan mudah "kami ingin masuk ke sana, apakah kau mengijinkannya?" ucap Ramon berharap sama dengan Rimonda.

Sean terdiam, bukan masalah jika memasuki perpustakaan Kuil Suci. Hanya saja orang yang memasuki perpustakaan adalah keturunan Kekaisaran, walau memang si kembar adalah keturunan Kaisar Pertama. Tapi Sean tidak memiliki sebuah kuasa untuk mengijinkan maupun melarang mereka berdua.

"Jika sulit apakah kau bisa membantu kami?" Rimonda tau jika Sean tidak akan menyetujuinya, tapi dia tentu memiliki sebuah rencana lain yang bisa membantu rakyat Kekaisaran saat ini.

Sean mendongak melirik Rimonda yang menunjukkan sebuah senyuman "kau tau kekuatan penyembuh milik Kaisar Pertama, aku ingin kau membantuku untuk menggunakan kekuatan itu" lanjut Rimonda membuat Sean terkejut.

Sean tau jelas kekuatan Kaisar Pertama yang tertulis dalam buku dan ingatannya sendiri. Itu semua karena pihak Kuil Suci selalu membanggakan Kaisar Pertama, walau memang pihak Kekaisaran sudah mengkhianati mereka sekarang. Tapi apa yang di lakukan Kaisar Pertama adalah sebuah hal yang berharga bagi pihak mereka.

Perdamaian yang dulu tidak bisa mereka rasakan akhirnya bisa mereka rasakan saat sebuah ramalan muncul. Ramalan akan lahirnya penyelamat dunia, yaitu Kaisar Pertama. Dan sekarang penyelamat itu kembali lahir, yaitu dua orang yang ada di hadapannya sekarang. Walau dia membenci pihak Kekaisaran tapi dia tidak membenci keturunan Kaisar Pertama.

"Jadi kau ingin menggunakan kekuatan itu untuk menyembuhkan rakyat Kekaisaran?" tanya Sean menatap Rimonda yang mengangguk pelan.

"Apa kau percaya jika kami bertemu dengan seorang Dewi?!"

Apakah itu sebuah pertanyaan atau hanya sebuah pemberitahuan akan apa yang si kembar lalui. Tapi Sean jelas terkejut akan ucapan Ramon yang bisa dengan mudah terucap di kedua belah bibirnya. Padahal Rimonda tidak ingin mengatakan hal itu saat ini, dia ingin melakukan hal yang lebih sulit dari sebuah kemudahan yang ada saat ini.

Mungkin Sean akan percaya tapi belum tentu Sean akan membantu mereka, dan semuanya akan sia-sia saja. Lalu sebuah rumor bisa saja muncul bahwa mereka mendapatkan kekuatan Kaisar Pertama berkat Dewi yang mereka temui hari itu. Dan Rimonda langsung menghela nafas dengan kaki menginjak kaki Ramon kuat.

Ramon meringis dengan manik merah menatap tajam pada saudara kembarnya, tapi seakan tidak peduli Rimonda hanya mengalihkan pandangannya menatap ke arah Sean yang masih terdiam di tempatnya.

'Kakak merusak segalanya!'

'Maaf..'

"Lupakan ucapannya, aku hanya butuh bantuanmu sekarang?" sahut Rimonda mencoba mengalihkan pemikiran Sean saat ini tapi bukannya teralihkan Sean malah tertawa keras merasa bahwa apa yang terjadi hari ini cukup mengejutkan bagi dirinya.

Kemarin setelah bertemu dengan Putra Mahkota yang tidak punya sopan santun itu, sekarang dia malah di hadapan oleh si kembar yang ternyata sangat istimewa "tentu saja aku percaya" ucap Sean di akhir tawanya.

"Ternyata kau tidak bisa paham situasi" sahut Rimonda merasa kesal namun dia hanya diam dengan tangan mengambil cangkir tehnya.

"Para pendeta sudah menduga ada hal aneh di Kekaisaran, ternyata itu dari kalian" Sean jelas mengingat apa yang di katakan para pendeta satu bulan yang lalu.

Ucapan pendeta yang mengatakan akan ada perubahan besar di Kekaisaran dan ternyata setelah itu dia mendapatkan sebuah berkah Dewa untuk menemui keturunan Kaisar Pertama. Dan akhirnya dia bertemu dan mengetahui semua kejanggalan yang ada dulu ternyata ada di hadapannya sekarang.

"Jadi apa kau ingin membantuku?" Rimonda tidak mau lama-lama membahas soal pertemuan mereka berdua dengan seorang Dewi.

"Baiklah aku akan membantumu, hanya saja aku ingin mendengar cerita pertemuan kalian dengan sang Dewi" sahut Sean menatap Rimonda yang mendengus kesal akan ucapannya.

"Itu tidak ada hubungannya denganmu!" ucap Rimonda menekan setiap kata yang keluar dari bibir merahnya.

"Tentu ada, karena aku pelindung kalian"