Mia terus menghapus air matanya, dan meyakinkan dirinya apa yang ia rasakan hanya ilusi, seharusnya ia bahagia tahu Oliver mulai mencari wanita lain. Tapi ... semakin ia mencobanya, semakin sesak dadanya dan ia menangis terisak-isak.
'Oh, God ... kenapa ini sakit sekali?'
Mia tidak bisa mengontrol dirinya lagi, ia membiarkan perasaan aneh itu menguasai tubuhnya hingga ia benar-benar berhenti menangis.
***
Jessica terpana sesaat dengan ucapan dia yang tegas, tapi tidak lama ia mengerutkan alisnya merasa kesal, "Kau bergurau, Chef Oliver?"
Oliver menepuk keningnya pelan. Lagi, dan lagi ... "Aku sudah bilang panggil aku—"
"Berhenti di situ!" Jessica memotong ucapan dia dengan bentakan keras.
Oliver seketika terdiam. Untuk pertama kalinya ia dibentak seperti itu oleh dia. Entah bagaimana, itu membuatnya takut?
Jessica mengambil napas dalam, kemudian berkata sedih, "Katakan padaku. Apakah kau benar menaruh suka padaku, Chef Oliver?"
Oliver membuka mulutnya, bersiap berkata.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com