Author langsung membuka matanya lalu menatap SinB dan Pacar Author yang sedang memandanginya, "kamu gapapa?" Author langsung menghembuskan nafasnya, "apa.." Pacar Author langsung menghembuskan nafasnya, "kamu... sempet koma" Author langsung duduk dan SinB langsung membantu Author, "Mbih, kenapa?" SinB langsung menghembuskan nafasnya karena tangan kanan Author di borgol. "Lo... hampir ngebunuh dia" Author langsung menatap Pacar Author, "sayang aku..." Pacar Author langsung menunduk. "Apa... bener kalo kamu... sempet kecewa?" Author langsung menghembuskan nafasnya.
"Iya, aku.... kecewa sama kamu" Pacar Author langsung menghampiri Author lalu menghembuskan nafasnya, "Author.." Author langsung membuang wajahnya "aku.. belom selesai" Pacar Author langsung melihat mata Author yang hampir menangis, "aku.. sebenernya takut, aku takut kamu..." Pacar Author langsung memeluk Author dan mengusap kepalanya, "kenapa dari awal kamu gak bilang.." Author langsung menghembuskan nafasnya "maafin aku.." Author langsung mengangguk. "Aku.." Author langsung menggeleng, "aku... minta waktu berdua sama SinB boleh?" Pacar Author langsung menatap Author, "aku tetep di sini" Author langsung memberikan tatapan memohonnya. "Aku mohon, sebentar oke? Nanti kita bahas lagi" SinB langsung mengangguk. "Jangan lama-lama" Author langsung mengangguk.
Author langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu menatap SinB "menurut lo dia nyesel gak?" SinB langsung mengambil kunci yang berada di meja lalu membuka borgol Author, "gitu kek dari tadi" SinB langsung menghembuskan nafasnya kasar terus mengangguk, "dia... nungguin lo sadar, sampe gak bisa makan sama tidur" Author langsung tertawa kecil, "lo tau gak sih, sakit juga kalo diinget.. tapi gue sayang dia... she is my savior" SinB langsung mengangguk "tapi... gue juga ragu" Author langsung menghembuskan nafasnya kasar. "Apa yang gue lakuin ke dia?" SinB langsung menggeleng.
"Jujur gak!"SinB langsung mengangguk "bukan dia, tapi Sowon.. Sowon lo gebukin" Author membanting kepalanya lalu menghembuskan nafasnya kasar, "dia words bleed"Author langsung menghembuskan nafasnya, "buyut gue gapapa?" SinB langsung mengangguk, "dia sempet mau penggal kepala lo, tapi untung dia lebih sayang lo" Author langsung tertawa kecil. "Gue, gak nyangka buyut gue bakal lakuin itu" Author langsung menghembuskan nafasnya, "menurut.. lo gimana? Worth to try?" SinB langsung mengangguk, "all answer is on you" SinB langsung membuka pintunya lalu memanggil Pacar Author untuk masuk kedalam ruangannya dan SinB langsung memberikan senyuman kepada Pacar Author lalu keluar dari ruangan Author.
.
.
.
.
.
.
London, United Kingdom 2020 AD
Queen Rachel langsung memeluk Author, Ryujin, Jennie dan Yeji bergantian, "jadi.. mereka yang kau bilang di telpon waktu itu?" Author langsung mengangguk, "maafkan aku.. nenek" Queen Rachel langsung menepuk bahu Author dan menatap matanya, "kau melakukannya hanya untuk membela dirimu, kau tidak sengaja membunuhnya, kau juga tidak lari.." Queen Rachel langsung menatap Author, "lalu... siapa wanita yang di sampingmu, Anderson?" Author langsung menghembuskan nafasnya dan merangkul pinggang Pacar Author, "calon.. Duchess" Pacar Author langsung memberikan hormat kepada Queen Rachel.
Author langsung menghembuskan nafasnya "nenek.. bisakah kita berbicara sebentar di dalam?" Queen Rachel langsung menatap Author, "baiklah" Author langsung melepaskan rangkulannya dan menatap Pacar Author, "kamu.. sama SinB tunggu sini. Aku... mau ke dalem buat ngomong sebentar" Pacar Author langsung mengangguk, "kalo gitu aku tunggu" SinB langsung menghembuskan nafasnya kasar dan menatap Pacar Author. "Gue gak tau... apa yang di dalem diri lo sebenernya" Pacar Author langsung mengerutkan keningnya. "Sebenernya gak setuju lo balikan sama Author, lo tau kan? Lo udah nyakitin dia.. ngehambat dia" Pacar Author langsung menatap SinB taajam.
"Lo ngomong apa sih!?" SinB langsung menghembuskan nafasnya kasar, "denger baik-baik Ms. Jung" SinB langsung menghembuskan nafasnya kasar, "lo gak pantes dapetin malaikat kaya Author, lo inget kan? Dia bener-bener hancur cuman gara-gara lo" SinB langsung menatap Pacar Author tajam, "kalo sampe lo sakitin dia lagi, gue gak bakalan diem aja" Pacar Author langsung mendengus kesal. "Lo ngancem gue?" SinB langsung mengangguk, "gue.." Author langsung membuka pintunya kasar dan berjalan cepat. "Dengerin nenek..." Author langsung menghembuskan nafasnya kasar "kalo nenek gak mau ngakuin Ryujin, lebih baik Author bener-bener mengundurkan diri" Queen Rachel langsung menahan tangan Author.
Author langsung menghembuskan nafasnya lalu menghempaskan tangannya kasar hingga Queen Rachel terjatuh, "Author..." Queen Rachel langsung memegang jantungnya. Author langsung menolong Queen Rachel "SIAPA PUN TOLONG PANGGIL DOKTER!" Author langsung menggendong Queen Rachel menuju kamarnya dan di bantu oleh para bodyguard yang bertugas menjaga Queen Rachel.
"Sayang, SinB" Author lansgung menghampiri mereka berdua, "tolong... kasih tau Robert sama yang lain.. kalo aku gak bisa ke Yorkshire. Dan lo Mbih.. lo mendingan pergi ke Yorkshire bantu-bantu yang di sana, "gue bakal suruh pilot nganterin lo" SinB langsung mengangguk dan Pacar Author langsung mengangguk, "inget.. kata gue" Pacar Author langsung menghempaskan tangannya lalu berjalan mengikuti Author.
.
.
.
.
.
.
"Nenek.." Author langsung mengusap-usap punggung tangan Queen Rachel lalu menatap matanya, "dengerin Author dulu.." Author langsung menghembuskan nafasnya, Pacar Author langsung mengusap pundak Author lalu menghembuskan nafasnya, "sayang.. biarin nenek kamu istirahat ya?" Author langsung mencium punggung tangan Queen Rachel lalu menangis dalam diam, "aku cuman punya nenek.." Pacar Author langsung menghembuskan nafasnya, "sayang.. kamu makan dulu, nanti supnya keburu dingin" Author langsung menghapus air matanya lalu mengangguk, "aku suapin?" Author langsung menepuk kursi di sebelahnya "kamu tau... apa yang aku janjiin ke tuhan?" Pacar Author langsung menggeleng, "aku kalo balikan sama kamu.. aku, bakal balik ke Inggris" Pacar Author langsung mengusap punggung Author, "aku.. pulang, dan beritahu tentang Ryujin, Jennie, dan Yeji... tapi nenek gak mau ngakuin mereka bertiga. Aku harus gimana?" Pacar Author langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu mengusap punggung Author.
.
.
.
.
.
.
Yorkshire, United Kingdom 2020 AD
SinB langsung melihat Author. "WOY!!" Author langsung menghampiri Yeji, Jennie, Ryujin dan SinB yang sedang menunggu kedatangan Author, "Author..." Author langsung memberikan senyum palsunya lalu menatap ke tiga orang di depannya, "gimana?" SinB langsung menyingkir lalu mendekati Robert yang sedang meminum tehnya, "bagaimana?" SinB langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu mengeleng, "gue denger sih.. Author gak akan bisa, dan.. Queen Rachel mau ngangkat Author jadi raja Inggris yang selanjutnya" Robert langsung mengangguk. "Tapi ya gitu... Ryujin, Jennie, dan Yeji gak akan di anggep, makanya..." SinB langsung melihat Ryujin yang sedang memukul Author.
"LO PENGKHIANAT! GUE BENCI LO!" Author hanya bisa diam, "Ryujin.." Jennie langsung menghembuskan nafasnya lalu menatap Author kecewa, "gue harap.. lo jangan temuin kita bertiga lagi, dan... lo angkat kaki dari tempat ini!" Author langsung berlutut di hadapan mereka bertiga, "gue mohon... maafin gue" Ryujin langsung menendang Author, "Author!" Pacar Author langsung di tahan oleh Patrick lalu menggeleng. Author yang sudah babak belur langsung bangun lalu berlutut kembali.
Ryujin yang ingin memukul Author langsung menahan pukulan Ryujin. "Gue... sebenernya kecewa sama lo, tapi bagaimana pun.. lo tetep saudara tiri gue" Yeji langsung menghempaskan tangan Ryujin lalu mengulurkan tangannya, "berdiri��� Author langsung menggeleng, "gue gak mau!" Yeji langsung menghembuskan nafasnya kasar, "berdiri atau gue bunuh!" Author langsung mendongakkan kepalanya, "bunuh gue, Yeji Anderson.. bunuh gue kalo itu membuat kalian puas" Ryujin langsung meninju pipi Author sangat keras. SinB langsung melihat ke atas langit, "udah mau ujan" Ryujin langsung menendang perut Author sangat keras lalu meninggalkan Author yang berbaring di tanah.
Jennie langsung menghampiri Author lalu menendang perutnya, "gue seharusnya gak percaya sama lo dari awal! Lo sama aja kaya mereka!" Jennie tidak memperdulikan Author yang memanggil namanya, Yeji langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu berjongkok, "Author.. lebih baik lo pulang, ini mau ujan" Yeji langsung memberikan sapu tangannya dan Author langsung menggenggam erat sapu tangannya. "Bang.." Yeji berusaha menaha air matanya dan lalu menghembuskan nafasnya kasar. "Dengerin gue..." Yeji langsung membantu Author untuk duduk lalu menepuk bahu Author.
"Gue percaya sama lo, tapi inget kata-kata gue..." Author menitihkan air matanya lalu Yeji menghapusnya, "lo harus bisa yakinin mereka lagi, lo percaya kan sama gue?" Author langsung mengangguk, "gue gak benci sama lo, tapi gue kecewa.. pake banget. Tapi gue bisa baca situasinya, lo terpaksa nerima ini semua karena Queen Rachel lagi sakit kan?" Author hanya menunduk, "gue percaya sama lo, Author Anderson. Sekarang,,," Author langsung memeluk Yeji dan menangis di pelukannya.
Yeji langsung mengusap rambut Author lalu menghembuskan nafasnya dan melepaskan pelukannya, "balikin sapu tangan gue, saat lo bisa yakinin mereka lagi. Gue tau, lo bisa" Yeji langsung menitihkan air matanya dan memberikan senyuman kepada Author, "BANG YEJIIIII" Author langsung menatap Yeji, "gue percaya sama lo" Yeji lansgung mendorong Author. SinB dan Robert langsung menghampiri Author.
"Bangun" Author langsung menggeleng, "BANGUN ATAU BELAHAN JIWAMU KU PENGGAL" Author langsung berdiri di bantu oleh SinB "kalo buyut mau ngehajar..." Robert langsung menepulk pundak Author dan menatap matanya, "aku bangga padamu... kau benar-benar hebat" Author hanya diam, "kau.. menerima ini karena kau menyayangi adik dan kakakmu kan? Kau takut kehilangan mereka" Robert lansgung memberikan jam Rolex yang ia berikan kepada Author waktu itu. "Aku... ingin kau memilikinya, jangan di kembalikan kepadaku" Author langsung menatap jam tersebut.
"Tapi..." Robert langsung menggeleng, "dengarkan aku baikpbaik, mulai sekarang... lakukan tugas mu sebagai pangeran sebaik-baiknya demi mereka... kau mengerti?" Author langsung mendundukkan kepalanya, "cepatlah pulang, Queen Rachel pasti mencari mu" Author langsung menatap Robert, "gue... yang bakalan ngawasin mereka, kita masih butuh lo.. lo bisa chat lewat gue" Author langsung mengangguk. "PATRICK!!" Patrick langsung menghampiri Author, "tolong bawa pangeran ke mobilnya, dan.. aku harap publik tidak tahu mengenai pemukulan ini" Patrick langsung mengangguk.
"Buyut..." Robert langsung menengok ke belakang, "tolong awasin mereka.." Robert langsung memberikan senyuman kepada Author lalu berjalan menuju tempat yang telah di sepakati. SinB langsung menghembuskan nafasnya lalu menatap Robert, "gue sebenernya gak tega gue ngeliat dia sedih kek gitu" Robert langsung mengangguk dan menghembuskan nafasnya lalu membuka pintu pub tersebut.
"Author gapapa kan? Gak mati kan?" Jennie langsung menatap SinB dan Robert bergantian, "gak kok" Jennie langsung menghembuskan nafasnya lega "Ryujeennn... POKONYA LO HARUS TANGGUNG JAWAB..." Ryujin langsung menghembuskan nafasnya lalu menutup wajahnya, "lo nangis?" Ryujin langsung menggeleng. "Gak, gue cuman kelilipan" Jennie langsung membuka paksa wajah Ryujin lalu menahan tawanya "RYUJIN NANGIS WOY!!" Jennie langsung menatap Ryujin lalu menitihkan air matanya, "lo juga" Sowon yang menggunakan kruk langsung menghampiri Jennie dan Ryujin, "lo sih Jin, mukulnyakurang kenceng" Sowon langsung mendapat geplakan dari SinB.
"Sudah-sudah.. sekarang, kita akan membahas tanah" Ryujin dan Jennie langsung menghapus air matanya lalu mereka menatap kotak yang mereka temukan di tanah milik bagian Author, "kalian siap?" Robert langsung mengobservasi kotak tersebut lalu menghembuskan nafasnya "gak ada yang bisa puzzle apa?" Robert langsung mengerutkan keningnya, "sepertinya... aku mengenal kuncinya" Robert langsung mengusap bagian tulisannya yang tertutup dengan tanah "hm?" Robert langsung melihat tulisan yang terukir di atas gembok puzzle tersebut, "aku.." Robert langsung menggeret kursi lalu duduk di kursi tersbut lalu menghembuskan nafasnya, "aku sepertinya ingat sesuatu" Robert langsung menunjukkan merk gembok tersebut, "ini.. adalah puzzle yang di belikan oleh ayahku, ketika aku berumur 10 tahun.. tapi... mengapa ini lebih rumit" Ryujin langsung menghembuskan nafasnya.
"Gue besok harus balik ke Columbia, kita gak banyak waktu lagi" Ryujin langsung menyetel televisi dan menunjukkan sebuah berita tentang awan besar hitam yang berada di kota Chiacago, "kak Jess, untungnya udah ke Indonesia" Robert langsung menghembuskan nafasnya, "baiklah, sekarang.. rencananya berubah" Robert langsung menghembuskan nafasnya kasar. "Kita... perlu Author, aku tahu ini adalah perjalanan sangat bahaya baginya. Ryujin, berapa lama anak buahmu bisa menyelundupkan mesin waktu yang ada di safe house?" Ryujin langsung menghembuskan nafasnya.
"Dua minggu" Robert langsung menggeleng, "enam hari, aku minta enam hari" Robert langsung mematikan televisinya "Ryujin, Jennie dan Yeji.. aku harap kalian ingat skenario terburuknya" Yeji langsung mengangguk, "SinB, Wendy, aku dan Sowon.. kita akan pergi ke El Dorado" SinB langsung menagngguk. "Terus.. giamana lo bisa tau dimana? Yang tau kan Author" SinB langsung menghembuskan nafasnya. "Gunanya hape apa?" SinB langsung menghembuskan nafasnya lalu menatap Robert, "telpon" SinB langsung menelpon Author lalu mengaktifkan loud speakernya. "Lo bertiga diem" Ryujin, Yeji, dan Jennie langsung mengangguk.
"Halo?" SinB langsung menghembuskan nafasnya lega karena yang mengangkat bukan Author melainkan tunangannya, "Author lagi istirahat, lo tau.. Queen Rachel nugasin Partrick buat nangkep Liamrio" SinB langsung menatap Robert, "hey, bisakah kau mencari tahu.. dimana Author menyimpan semua berkasnya?" Pacar Author langsung berdehem, "lo coba liat di kerdus yang ada tulisannya file" SinB langsung mengangguk, "bentar, gue minta maaf soal yang kemaren-kemaren" Pacar Author langsung mengangguk. "Gue ngerti kok, gue juga udah keterlaluan" SinB langsung mengangguk-angguk saja, "udah ketemu?" Robert langsung datang sambil membawa kardus yang di maksud.
"Author.. gimana?" Pacar Author langsung menghembuskan nafasnya, "dia down" Jennie hanya menundukkan kepalanya, "gue pengen ngusep kepalanya dia, bisa lo usepin gak kepalanya?" Pacar Author langsung berdehem "udah" Jennie langsung menghembuskan nafasnya lega, "makasih" Pacar Author hanya berdehem, "gue.... tutup dulu, kayanya.. gue di panggil sama Queen Rachel" Pacar Author langsung memutuskan sambungannya secara sepihak. Jennie langsuung menghembuskan nafasnya lalu menatap Robert. "Gue.. dua hari lagi bakal ke Indonesia, dan.. gue bakal kasih update ke lo tentang Chaeryoung, tapi.. inget Jin" Ryujin langsung mengangguk.
"Iya..... iya..." terdengar suara dentuman membuat seluruh isi rumah kecil tersebut kaget, "apa?" Robert langsung mengeluarkan pedangnya lalu berlari menuju keluar. Terlihat Sam yang sedang menatap Robert lalu tersenyum. "Halo kakakku, Robert Anderson" Robert langsung merapalkan mantra yang diajarkan oleh Author. "Kau... bukan adikku, kau adalah John Clemont" Sam langsung tertawa, "kau... benar" Sam langsung mengeluarkan pedangnya, "cepat serahkan kotak itu kepadaku, Robert" Robert langsung menggeleng.
"Lawan aku" Sam langsung menyerang Sam menggunakan pedang miliknya dan Sam berhasil menangkis serangan Robert.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.