webnovel

Pujaan Hati

Wanita cantik itu memasuki kediaman Philo dengan senyum semringah. Hari ini ia harus menuntaskan kerinduannya pada Philo setelah 1 minggu tak menemuinya.

Setelah ia tiba, seorang pelayan memberi hormat lalu membuka pintu. Ia tak perlu melapor pada pangeran Philo lagi jika putri Calista datang. Karena tanpa meminta izin pun, wanita itu bisa keluar-masuk dengan bebas asalkan tak ada anggotaa istana yang tahu.

Setelah masuk, wanita itu melihat Philo tengah memperbaiki tali kuda dan membelakanginya. Ia mendekati pria itu dan memeluknya dari belakang.

"Aku sangat merindukanmu." Ucap wanita itu.

Mendapat pelukan yang tiba-tiba, Philo tak merasa terkejut. Ia tahu benar siapa yang berani melakukan ini padanya. Hanya Calista seorang. Wanita pujaannya yang begitu ia cintai.

"Aku juga. Dan aku baru saja ingin menjemputmu tapi kau sudah lebih dulu kemari." Balas Philo sambil membawa wanita itu di pangkuannya dan mengecup keningnya.

"Sepertinya kau masih sibuk."

"Tadinya iya. Tapi sekarang aku akan sibuk denganmu bukan dengan tali-tali ini."

Calista tersenyum mendengar ucapan Philo.

Sementara diluar, seseorang tengah menyaksikan adegan menyakitkan tersebut dengan tatapan nanar. Ya dia adalah Athena. Sejak pertama kali melihat wanita asing itu, Athena merasa ada yang aneh sehingga ia memutuskan untuk menuju ke kediaman Philo lebih dulu dan mengintip dari jendela yang tak ditutupi. Ia tersenyum getir ketika mengingat bahwa persepsinya salah besar. Ia pikir sikap dingin Philo diakibatkan karena ia sering berperang tapi kenyataannya karena seorang wanita. Wanita yang pasti dicintai oleh Philo. Athena sadar betul karena tatapan Philo begitu berbeda ketika menatap wanita itu.

Jika Philo mencintai wanita lain, lantas kenapa ia menikahi Athena?

Athena memutuskan untuk menunggu sampai wanita itu kembali lalu ia akan bertanya pada pangeran Philo. Ia butuh kebenaran.

"Philo aku rasa aku harus kembali karena sebentar lagi fajar menyingsing. Aku tak ingin orang lain melihat ku disini." Ucap Calista.

"Kau tahu aku masih ingin kau berada disini. Tapi aku juga tak bisa membawamu dalam bahaya." Ucap Philo sambil menyampirkan rambut Calista di telinganya.

"Seharusnya kau memperhatikan juga istrimu."

"Aku tak peduli padanya. Biarkan saja dia seperti itu sampai dia tak tahan dan pergi. Aku sudah menyiapkan kereta untuk membawamu pulang."

"Tak perlu Philo. Aku membawa pengawal."

"Baiklah hati-hati." Satu kecupan mengakhiri pertemuan Philo dan Calista setelah hampir 4 jam menghabiskan waktu bersama.

Philo menemani Calista sampai pintu ke utama kediamannya lalu kembali kekamarnya.

Tanpa menunggu lama, Athena segera memasuki kamar Philo. Ia berusaha mengontrol emosinya dan berbicara dengan tenang.

"Siapa wanita itu?"

Philo terkejut mendengar suara tersebut. Ia membalik tubuhnya dan menatap datar wajah Athena.

"Wanita yang aku cintai." Jawabnya dengan tenang seolah apa yang baru saja terjadi adalah hal yang biasa.

"Apakah dia penyebab sikapmu begitu dingin padaku pangeran?"

"Tentu saja. Kau sendiri tahu aku sangat membencimu."

"Lalu kenapa kau menikahiku jika aku bukan wanita yang kau cintai?"

"Sudah kubilang tak ada yang bisa membantah kehendak raja."

"Itu bukan jawaban yang aku inginkan pangeran. Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu."

Philo menatap tajam mata hazel Athena.

"Jadi kau mau tahu kebenarannya?" tanya Philo dengan nada suara yang mulai meninggi.

"Aku butuh kebenaran saat ini juga pangeran."

"Dan kau harap aku akan beritahu? Cepat pergi! Kau sudah mengingkari janjimu. Kau bilang akan kembali sebelum jam 11 tapi apa ini? Sekarang sudah subuh dan kau dengan lancangnya mengintip kebersamaanku dengan Calista."

"Aku istrimu aku____"

"Aku tak pernah menganggapmu sebagai istriku. Pergi!"

Tangan Athena bergetar mendengar teriakan Philo yang menggelegar.

"Baiklah aku pergi. Jangan lupa mengganti kainmu. Aku tak ingin luka itu terinfeksi".

Dengan perasaan terluka Athena meninggalkan kediaman Philo. Ia berlari sekencang-kencangnya dan menunggangi kudanya.