webnovel

The Law of The West

The story is of a group of 9 people with unique abilities, each of whom is a pillar of government in a western country. They are soon forced to meet the fate of a dark past, a destiny that if they could, they would have chosen to avoid. Follow this story, how they finish the historical pages that have been written and then fail to complete. *DISCLAIMER: This novel cover does not belong to the author. If you are the one who made it and want it replaced, please contact the author. Thanks in advance *peace*

Mike5Kilo · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
2 Chs

The Meeting

Pagi yang cerah di desa Gravin, desa yang masih asri dan belum banyak hiruk pikuk layaknya di kota kota pusat perdagangan. Jalanan yang masih ditemani hutan hutan, atau sawah sawah penduduk di sebelah kanan dan kirinya.

Di salah satu rumah rumah dari desa itu, pagi pagi sekali saat anak anak seumurannya masih tertidur pulas, Lucas sudah rapih dengan jaket nya. Duduk di kursi teras depannya sambil memakan roti ditangannya ditemani secangkir teh panas.

Ini adalah rutinitasnya, ia biasa berlari pagi saat sinar mentari pun bahkan belum terlihat di langit. Lucas adalah remaja laki laki yang cukup tampan di kotanya, dengan mata biru yang bersinar, senyum yang manis dengan gigi nya yang rapih, postur tubuh yang tinggi, alis yang tebal dan tutur kata yang bisa membuat semua orang betah bicara berlama lama dengannya.

"Baiklah, mari kita mulai!" Lucas berdiri dari duduk nya setelah menyeruput teh nya untuk terakhir sebelum pergi.

Ia mulai pemanasan meregangkan bebearapa otot badannya, mulai berlari pelan, lalu perlahan menambah kecepatan langkahnya.

"Pagi Lucas" ujar laki laki yang berpapasan dengannya.

"Pagi Abraham!" Lucas hampir mengenal semua orang di desanya atau sebaliknya, hampir semua orang di desa nya mengenal nya. Terutama para pedagang yang pasti berangkat untuk pergi ke kota untuk berdagang di pagi buta seperti ini.

Setelah menyelesaikan olah raga paginya, Lucas akan ikut pergi ke kota. Tak peduli umurnya yang masih sering dianggap terlalu muda untuk berdagang, Lucas adalah pedagang yang lihai. Ia paham tentang supply dan demand. Ia juga seseorang yang hebat dalam berkomunikasi.

Walau tak memiliki toko tetap di pasar kota (setidaknya untuk sekarang menurutnya) ia tetap ikut dalam arus perdagangan yang terjadi tiap harinya. Ia akan mencarikan antara orang yang mencari sesuatu dengan orang yang memilikinya, menawarkan harga terbaik, menjamin kualitas dan prosesnya, lalu voila.. ia menjadi salah satu pemain yang cukup dikenal di sana.

Berjarak sekitar 2 jam? atau mungkin sedikit lebih lama dari itu, Lucas tiba di Kota Oestin. Sebuah kota dengan peradaban dan pengetahuan yang lebih maju dari peda desanya tentunya, namun juga lebih maju jika dibandingkan kota kota lain di negara bagian barat. Di kota ini pilar pilar pengetahuan berdiri kokoh menjadi pedoman masyarakatnya membangun kota.

Terdapat universitas serta perpustakaan umum yang terkanal mahsyur ke mana mana namanya, menjadikan kota ini juga sebagai kota pelajar, bukan hanya kota perdagangan. Setiap kali Lucas ke sini, ia selalu menyempatkan ke perpustakaan untuk membaca, setelahnya melewati taman universitas sambil memandangi orang orang yang lalu lalang di dalamnya.

'Pasti, aku pasti bisa juga menjadi seperti itu'

Sudah menjadi bagian dari cita-citanya untuk bisa duduk di bangku universitas, ia bercita-cita menjadi pengusaha muda yang sukses lalu mendirikan perusahaan dagang nya sendiri dan menjadi orang yang memiliki kekuatan dalam kata-katanya, seseorang yang dikenal serta dihormati orang-orang.

Siang itu keadaan pasar sedikit lebih berisik dari biasanya, Lucas pikir mungkin akan ada sebuah perayaan yang belum ia lihat di kalender. Orang-orang mulai berkumpul lebih ramai lagi, tak mungkin ini terjadi tiba-tiba, ia memutuskan untuk mulai mencari tahu apa yang terjadi.

Diantara kerumunan orang yang seperti sedang mengikuti seseorang, ia mencoba menyelip diantaranya, memasang telinga nya tajam-tajam untuk mencuri dengar, dan membuka matanya lebar lebar.

Tak percaya yang dilihatnya, Lucas terdiam dengan mata yang terbuka lebar dan rahang yang jatuh. Itu adalah Mikami Masashi, Sang Hukum nomer 9 di barat!! Ia berjalan dengan setelan jas hitam rapihnya diantara orang orang yang berdagang di pasar, seolah seperti sedang sekedar melihat keadaan dan sekaligus memamerkan keterkenalannya. Ia melambai kesana kemari, tersenyum lebar dan menjabat beberapa tangan yang menghapirinya layaknya orang penting pada umumnya.

Orang ini adalah tepat bagaimana Lucas membayangkan dirinya 10 tahun lagi, terpandang, berwibawa, dan disegani. Tak ingin melewatkan kesempatan langka ini, ia langsung mendekat, mengulurkan tangannya sambil berteriak,

"Tuan Mikami! Aku Lucas Edelford! Broker dagang handal dan terkenal di sini jika kau mencari sesuatu aku pasti bisa memberikan nya padamu dengan harga dan kualitas terbaik!!" Ia menjabat tangan Mikami, memegang nya erat lalu mengayunkan dua kali keatas dan kebawah dengan kokoh seperti jabat tangan seorang pria sejati.

Namun Mikami hanya tersenyum kepadanya dan berlalu pergi seolah semua itu hanya formalitas baginya, Lucas menyerah mengikuti kerumunan itu, ia pikir memang wajar untuk orang sepertinya tidak mendengarkan orang yang bukan siapa siapa sepertinya, ia berpikir mungkin kalau dia jadi Mikami dia juga akan menghiraukan anak sepertinya. Lucas tertawa kecil lalu kembali pergi ke dalam pasar melanjutkan apa yang menjadi keahliannya, berdagang.

Setelah selesai dengan kesibukannya hari itu, ia duduk di alun alun kota yang ditengah nya ada air mancur besar dan banyak bangku dimana mana mengarah ke air terjun itu sengaja agar orang dapat duduk sambil mengagumi kecantikan air terjun itu dari arah manapun.

Sambil memegang sebotol jus jeruk ditangan kanannya, ia memandangi air terjun itu yang berlatar belakangkan langit ke orenan sore itu. Ia masih memikirkan kejadian tadi siang saat ia menjabat tangan Mikami, salah satu dari 9 hukum di barat! salah satu dari orang yang mengatur roda pemerintahan di negara ini! Sebenar nya ini memang kadang terjadi dalam beberapa bulan sekali, karena Oestin adalah kota dibawah kekuasaan dari Mikami si hukum nomer 9.

Kadang ia datang untuk hanya melihat lihat, kadang ia melakukan beberapa pekerjaan seorang negarawan, semacam menandatangani ini itu, atau sekedar berfoto dalam acara peresmian sesuatu.

Saat sedang asik asik nya menenggak jus jeruknya, seseorang memcahkan lamunannya,

"Boleh saya duduk di sini?" Pria dengan topi yang mirip topi pesulap itu menunjuk ke samping Lucas

"Oh ya! silakan" Lucas dengan sedikit kaget berusaha untuk tetap sopan.

"Terimakasih" kata pria itu lalu duduk di samping Lucas.

Orang aneh apa lagi ini yang duduk disebelah pria sedangkan banyak bangku kosong lainnya, pikir Lucas dalam benaknya.

"Apa kau benar benar dapat mencarikan ku semua yang aku butuhkan?" Pria itu melirik sedikit ke Lucas dengan senyum tipis

Lucas menyemburkan jus jeruk dari mulutnya, mencoba untuk tidak menyembur ke arah pria itu ia menyemburkan nya ke sebelah kanan

"Tenanglah dan jangan berisik, kau akan mengganggu jalan jalan soreku"

Pria itu adalah Mikami Masashi!!!

"Aku sudah sering dengar desas desus namamu, Lucas si broker muda berbakat, menghasilkan uang tanpa punya barang dagangan, kau hebat sekali untuk umur mu kau tahu?" Mikami tersenyum kembali

Lucas hanya masih bisa terdiam mencoba untuk mengatur napas nya yang masih berantakan karena terkejut dan hampir tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi.

"A.. a.. a.. aku akan mencarikan apapun yang kau butuhkan tuan Mikami! aku berjanji!" Lucas tidak mau menyianyiakan kebaikan tuhan pada dirinya ini, seberapa sering salah satu dari orang paling penting di negara ini berbicara secara pribadi padamu? pikirnya. Ia langsung mengambil kesempatan ini dan berbicara dengan jelas dan percaya diri.

"Baiklah bagus sekali, datanglah besok ke kantor wali kota, katakan padanya kau datang untuk pertemuan tuan Mikami, kau akan diantar menemui ku"

"Apa aku perlu membawa sesuatu tuan? Kau belum mengatakan apa yang kau cari?"

Mikami tertawa,

"Kau Lucas, kau yang aku cari" Lalu ia berdiri sambil mengencangkan topi di kepalanya.

"Kau hanya perlu ada disana besok siang, itu sudah cukup, sampai bertemu besok Lucas"

Mikami pergi meninggalkan Lucas yang langsung berdiri dan membungkuk memberi hormat.

"Baik tuan! aku akan ada disana pasti!"

Biasanya ia pandai mengendalikan diri dan emosinya, tapi kali ini, di sore itu, ia benar benar tidak bisa menyembunyikan senyum lebar di wajah nya,

'Ini pasti akan menjadi awal dari sesuatu!' pikir nya sambil berjalan pulang sore itu.