webnovel

THE KILLER BLOODSCARS

Seorang pembunuh handal yang paling ditakuti seluruh dunia dengan sejuta misteri didalam kehidupannya. Arsal Valantino Orlando atau lebih dikenal sebagai Archer Bloodscars after chap 10, you can read the next chapter every friday at 08.00 pm. thank you.

Ralvito · Action
Pas assez d’évaluations
27 Chs

4

Mors sudah sampai di tempat dimana orang yang berelfonan dengan savana berada. Ia kembali menyusup ke cctv jalan disana ditambah lagi ia juga menyusup cctv di rumah itu hingga bagian terdalam.

Setelah selesai, Ia memanjat rumah itu dari samping pagar. Karena ujung dinding itu ada kaca, Mors tak lupa memakai sarung tangan yang kautnya menyamai anti peluru.

Sesampainya ia di balkon kamar orang tadi..

"Pembunuh?"

Lelaki itu nampak kaget begitu mengetahui siapa Archer sebenarnya lewat keahliannya dalam bidang komputer bahkan hack.

"Killer paling berbahaya dan susah untuk tertangkap?"Ucap lelaki itu semakin merinding membacanya.

Yaa.. Berita soal Archer adalah pembunuh memang ada dan itu hanya ada di Darkweb. Lagipula dari polisi ataupun tentara tidak ada yang menemukan bukti bahwa kasus-kasus itu memang ulah Archer. Artinya Archer memang selalu dikira pembunuh karena sifat dan sikapnya namun belum ada yang tau bukti dan caranya membunuh. Namun padahal mors sudah berkali kali menghapus berita di darkweb itu namun sepertinya kembali ada lagi.

"Udah puas nyari tau tentang dia?"Ucap Mors yang muncul di kasur milik lelaki itu.

Lelaki itu berbalik dan terkejut meliha lelaki dengan rambut hitam pekat dan bermata biru menatapnya tajam.

"Ranzell Youka Luiza.."Ucap Mors tersenyum smirk melihat lelaki itu merinding melihatnya.

"Siapa lo?!..Jangan-jangan lo.. Lo suruhan Archer ya?! Jangan ndeket!!!"Teriak Ranz ketakutan.

"Lo pinter tapi penakut yah.."Ucap Mors menatap ranz sinis.

"Lo.. Mors kan?.. Arion Hallven?.."

"(Smirk) Pinter..Tenang aja.. Gue ga mau nglukain lo.. Tujuan gue juga bukan itu.. Tapi gimana kalo kita kerja sama.. Skill lu bagus juga.. Anggep aja ini keberuntungan lo"Ucap Mors

"Kalo gue ikut sma lo.. Gue ga akan dibunuh kan?.."

"Lo ikut atau nggak, gue ga bakalan bunuh lo.. Buat apa lagian.."

"... Kejahatan kalian bahkan ga ke endus sama anjing-anjing negara.."

"Kasar banget bilangnya anjing..Gimana?.. Lo mau ikut?"

"Oke deal.."

Ranz ikut tersenyum saat melihat mors tersenyum sinis.

"Tentang info yang mau lo kasih ke saudara lo.. Bilang aja.. Archer Cuma sekedar anak ga sekolah yang kaya raya..Dan karena lo udah gabung.. Lo ga boleh pake nama asli lo.. Karena itu bahaya. Mulai sekarang nama lo Dion.. See ya"Ucap Mors.

Ranz kembali membeku. Ia tak percaya bagaimana bisa dalam semalam ia langsung bisa bergabung dengan anggota kejahatan seperti Archer dan mors. Namanya pun diganti.

"Gue juga mau ikut bukan karena gue mau mbunuh orang sembarangan.. Tapi buat bales kematian ayah.."Ucap Ranz mengepalkan tangannya.

~Skip~

Sesampainya..

Archer dan Mors membawa seseorang wanita yang tengah pingsan itu ke sebuah gedung tua di kota. Disanalah terdapat hampir 40 orang yang terllihat dengan jelas bahwa sepertinya mereka penjual manusia.

"Archer.. Apa kabar? –bla bla-"

"Mors.. Udah siap semua?"Ucap Archer berbisik saat berjalan beriringan dengan mors.

"Udah..Tinggal ikutin terus rencananya."Ucap mors dingin

"Kayaknya kamu nglakuin tugas lebih cepet dari dugaan ya?.."Ucap Ryan mendekati Archer

"Jangan banyak bacot deh.. Taroh mana nih.. "Ucap Archer menatap ryan malas.

Yaa diantara para penjahat penjual manusia itu ternyata bosnya adalah ryan. Yang merupakan pewaris perusahaan yang cukup terkenal di kota.

"Oh iya, Ar.. Jangan pulang dulu.. Gue mau ngasih langsung secara tunai.. "Ucap Ryan tersenyum sambil menyodorkan bir ke arah Archer.

Archer mengaktifkan alat perekam suara yang menempel dibadannya. Sedangkan mors yang hanya menunggu di belakang bersembunyi dalam kegelapan diam-diam mengatur alat perekam sekaligus penyadap suara itu.

Dan juga ia menyiapkan dua pistol yaitu pistol Glock yang biasa dipakai para polisi dan pistol eagle yang biasa dipakai Archer dan dirinya. Mors juga menyiapkan pisau milik Archer agar tidak perlu menggunakan pistol jika terjadi pertarungan jarak dekat.

Archer dan Mors tau kalau ryan berniat untuk menunjukan kematian savana didepan keluarga luiza. Dan ryan bakalan lebih milih Archer yang bunuh savana biar Archer yang kena sama polisi. Ryan juga emang udah omong-omongan sama polisi buat nangkep Archer.

Mors menelfon ranz.

"Ada tugas buat lo.. Bikin keluarga lo nelfon nomornya Zegas.. Gue tau keluarga luiza punya nomornya.. Bikin george nelfon bento buat nugasin Archer nyelametin savana.."Ucap Mors lalu menutup telfonnya.

"Boss.. Dia bangun.."

Ryan segera beranjak berjalan santai mendekati gadis yang tadi dibawa Archer dan mors.

Selama ryan ngomong sama savana, Archer mundur ke mors.

"Gimana?"

"Paling bentar lagi.."

Ting! (Suara kecil dari hp milik Archer)

"Tugas baru! Selametin savana dari ryan.. Jangan sampe lecet sedikitpun"

"(Smirk) Gue ga janji"Ucap Archer matiin telfonnya.

"Rencananya cepet banget jadi yah?"Lanjut Archer nyiapin suntik berisi obat tidur.

"Lagian salah dia.. Nyari masalah sama kita"Ucap Mors.

Archer smirk dengernya.

"Jangan!! Kita ada tamu spesial.. Kenapa ga lo aja yang nyelesain,rhes?"Ucap ryan.

Archer yang terlihat seolah bayangan hitam itu menengok ke mors. Mereka tersenyum smirk. Mors mundur dan mengangkat telfonnya. Ia mendapat telfon dari ranz.

"Semua beres.. Lo yakin kan savana bakalan gapapa?"

"Its fine.. Lo udah ngerjain dengan bener.. "

"Oke.. Good luck!"Ucap ranz sebelum telfon dimatikan oleh mors

Archer berjalan santai dengan senyuman smirk di mulutnya.

"Archer?"Ucap savana

"Hai.."Ucap Archer yang bersiap untuk menyuntik savana.

Mors bersiap dengan memantau sudah sampai mana polisi berada. Sekitar 1 jam.

"Ngga.. Jangan, Archer...Jangan..Jang—"

Archer mendekati wajah savana sambil memainkan pisau ditangannya.

Air mata savana bercucuran. Tangisan yang sangat pilu dan sejujurnya siapapun yang melihatnya takkan tahan untuk menyelamatkannya. Namun, siapa pula yang ingin berurusan dengan Archer.

'Tolong! Jangan bunuh aku!.. Hiks..hiks... Archer... Aku pengen ngerasain hidup bebas lebih lama'batin savana sambil mencengkram tangan Archer yang menahan wajahnya.

'Bebas? Jadi dia beneran dikurung sama orang tuanya..Kasian..'Batin Archer yang mendengar kata hati milik savana.

"Ga akan sakit kok, sayang"Ucap Archer menjauhi Wajah Savana masih sangat dekat dengan savana. Wajah savana basah bercucuran air mata. Saat Archer mau pergi pun, tangan savana masih mencengkram tangannya.

"Kenapa?"

"Tolong.."

"Kenapa Lo minta tolong ke orang yang mau bunuh lo sekarang... bego ya?"Ucapan Archer hanya dijawab dengan tangisan permohonan milik savana.

"Teriak sekarang.."Bisik archer dengan suara yang sangat kecil hingga hanya dirinya dan savana yang mendengarnya

Tanpa bantahan, savana berteriak kencang sekencang-kencangnya sekalipun di depan wajah Archer.

Archer diam-diam menyuntik tangan kanan savana dengan obat tidur.

"Tutup mata lo.. Dan tidur yang nyenyak.. Pastiin kita ga akan ketemu lagi"

Archer menusuk dirinya sendiri dengan pisaunya dengan gerakan halus agar mereka yang menonton dari belakang tak sadar akan gerakan mencurigakannya itu. Darah mengalir di pisaunya. Namun tak terlihat dibajunya karena ia menusuk dari dalam dan setelah bajunya saat ini hitam jadi tidak terlihat kalau ada darah yang merembes di badannya. Apalagi dengan cahaya minim seperti ini.

Sebagian darahnya, ia taruh di bagian perut savana.

Seusainya benar saja tentang insting Archer dan mors..

"Hahahahaha..Bravo! Lo bener-bener psychopath sejati Archer.."

"Oh ya?"Ucap Archer yang masih ngadep savana. Ia mempersiapkan diri dengan pisau di tangannya.

Ryan mendekatinya dan merangkulnya.

"tapi sayangnya.. Lo harus milih keputusan yang bener, Ar.. JADI ANAK BUAH GUE.. ATAU LO BAKALAN MASUK PENJARA?"

"Tawaran menarik.. Gue juga udah muak sama Zegas.."

"(Smirk).. Udah gue duga lo emang bukan anaknya.."

"Kalo gue emang bukan anaknya emang kenapa?"Ucap Archer menengok ke ryan dengan tatapan sinis. Ia melirik ke belakang.

Mors sudah mematikan 10 orang diantara mereka diam-diam.

"Tapi.. Gue ga akan pernah diperintah sama orang lain.. Apalagi lo!"Ucap Archer menusuk bagian jantung ryan.

"ARGH!!"

Mors membawa savana pergi ke tempat dimana orang dari keluarga luiza sudah bersedia menjemput ketika seluruh perhatian dialihkan pada archer. Ia memakai topi hitam dan masker hitamnya.

"Jaga dia baik-baik.. Jadi ga perlu nyewa killer kaya gini.."Ucap mors pada orang yang merupakan orang kepercayaan keluarga luiza.

Mors kembali ke tempat tadi tanpa ucapan apapun lagi.

Dengan cepat, Archer dan mors menembak satu persatu orang disana. Archer menggunakan pistol aegle nya. Archer hanya menembak dibagian dimana orang itu tidak akan mati bila terkena olehnya dan sedangkan mors memakai pistol glock dan membunuh mereka semua yang sudah ditemak Archer dengan menembak lagi di bagian jantung mereka.

Untuk apa? Untuk membalikkan fakta bahwa polisi yang datanglah pelakunya. Sehingga seklipun mereka terjerat kasus. Mereka bukanlah menjadi pembunuh melainkan saksi.

"Udah semua kan?"Ucap Archer pada mors.

"Udah kok.."

"Haha.. Udah lama ga main seseru ini..(smirk).. Berapa menit lagi?"Ucap Archer membersihkan darah di pisaunya dan menanyakan seberapa lama lagi polisi akan datang.

"20 menit lagi.."Sahut mors juga melakukan hal yang sama dengan Archer.

"Oke ayo cabut.."Ucap Archer

Kedua killer itu berjalan santai mengganti baju dan celana yang mereka sendiri memang memakai 2 baju dan celana dan membakarnya. Mereka masuk kembali ke mobilnya. Mobil Mazda MX-5 itu melaju membelah jalanan. Mereka tersenyum mengerikan ditemani lagu Neffex- Fight Back. Sudah lama mereka tak membunuh sebanyak ini.

"Ar.. Club dulu?"Ucap mors

"Undangan diterima"Ucap arhes melirik mors.

Belum sampai disitu. Mors meninggalkan Drone untuk mengawasi tempat kejadian tadi di tempat tersembunyi. Polisi datang dan sangat terkejut melihat 35 orang telah terbunuh didepan mereka. Mereka mencari-cari apa yang terjadi. Namun sayangnya tak ada bukti apapun. Bahkan sidik jari pun tidak ada.

Sedikit rahasia.. Archer dan Mors memakai sarung tangan yang sangat tipis sehingga gampang robek namun sangat berguna untuk menyembunyikan sidik jari mereka. Mereka juga memasang roda yang sangat halus tanpa ukiran ban di permukaannya pada mobil mereka sehingga tak meninggalkan jejak apapun yang menunjukan bahwa itu adalah ban apa dan mobil apapun.

Selesai mengintai yang terjadi di tempat kejadian.. Mors menerbangkan drone nya perlahan pergi dari tempat kejadian. Dan diterbangkan ke tempatnya.

"Wahh.. Rencananya beneran berhasil.."Ucap Ranz setelah melihat video diterbangkannya drone milik Archer dan mors.

"Ini sapa si?"Ucap Archer pada mors sambil tetap menatap ranz.

"Ranzell Youka Luiza..ah iya nama panggilan gue Dion.."Ucap dion

"Darimana dion'nya?"Ucap Archer bingung

"Nama samaran.. Dari kata dionysus.. Dia ngikut kita.. Boleh kan?"Ucap mors

"Boleh lah kalo lo yang milih.. Gue si ngga ragu.."

Mors terdiam sebentar lalu melanjutkan aktifitasnya bermain hp. Padahal archer sudah tahu dari dalam hari Mors. Mors berteriak girang dan sombong. mungkin karena terlalu lama dengan archer membuatnya sedikit besar kepala.

"-_-.. Apa skill lo?"Ucap archer pada Dion.

"Komputer?"

"Doang? Bela diri kaga ada?"Ucap Archer.

"Kaga ada"Ucap Dion dengan pasti

"Oke! Karena kita berhasil jalanin rencana ini meskipun yaa.. Gue yakin si pasti bakalan ada hal lain menanti.. Dan juga buat kedatangan anggota baru.. Gimana kalo kita rayain?"Ucap Archer mengangkat gelas berisi cocktail miliknya.

Disahuti oleh mors dan dion yang mengikutinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Waiting for the next part.