Malam ini restonya sudah ditutup lebih awal karena niatnya ia akan membawa sekitar 25 anak ini untuk makan malam bersama. Yang masih bayi sudah aman ditangani para pegawai wanita di resto. Namun, Archer tidak berada diantara mereka semua.
"Oi,Mors.. Kapten mana? Ngilangnya cepet banget.."
"Atap.. Yang nyamperin gaji dipotong 10 jt.."
"Ealahh itu sama aja kaga digaji.. yaudah gw keluar dulu bentar ya.."
"Hm.."
Diatap..
Archer bersama Ega, Eza,dan Era. Mereka masih tidak berniat membuka suara apalagi mengenai kejadian tadi. Berbeda dengan tiga anak itu, Archer sibuk memakan makanannya sambil bolak-balik melirik Hpnya.
'Ngomong ga yaa..'Batin Ega
Dan seketika tatapan ega dan archer bertemu.
"Ngomong aja.."
'Kok..'Batin Ega
"Bisa tau? Kita kenalan ulang aja deh.. Gw Archer pembunuh bayaran dan jelas gw bukan orang baik tapi ga ada alesan buat gw bunuh kalian dan temen-temen kalian itu.. anggep aja kalian beruntung gw lagi butuh hiburan baru..dan.. soal baca pikiran, Iya gw emang bisa dari kecil.."
Ega, Eza, dan Era masih melongo tak percaya dengan apa yang dikatakan Archer.
"Tapi sifat kaka ga cocok jadi pembunuh bayaran ya.. Ka mors lebih cocok"
"Untung anak kecil kalo kaga gw gampar lu satu-satu.. Ngomong-ngomong.. Jadi? Kedepannya mau gimana?"
"Maksud kaka?"
"Ya kalian kan udah keluar dari tempat itu, Selanjutnya mau gimana? Gw si niatnya mo ngirim kalian ke asrama luar negri sedangkan temen kalaian yang masih bayi bakalan gw kirim ke panti asuhan disini.."
Ega, Eza, dan Era saling menatap lalu mengangguk tanpa berbicara dalam hati. Jadi, Archer tidak tau apa maksud mereka.
"Ka.. bisa ga kita minta tolong satu hal lagi?"
"Apa dulu lah.."
"Kita pengen ikut kaka aja.."
Hening..
Archer menatap Era serius. Ia menghela nafas berat lalu menopang kepalanya dengan tangan melirik mereka satu persatu.
"Hari ini pertama dan terakhir kalinya kita ketemu lho.."
Era, Eza, dan Ega berdiri bersamaan kaget. Mereka berniat ikut dengan archer karena tidak mau mempercayai orang lain lagi. Susah bagi mereka yang dikhianati dari bayi oleh seorang pengurus panti asuhan, untuk membangun kepercayaan lagi kepada orang lain.
"Kenapa.."
"Kalian ga kepikiran buat percaya ama gw kan?..(ketiganya menunduk).. Bego!.. Kalian liat sendiri gw bunuh 25 orang lebih tanpa rasa bersalah.. Walaupun ga pake tangan sendiri.."
"Tapi kaka nylametin kita.."
"Tapi gw juga bisa nembak mati kalian sekarang.."
Ketiganya terdiam. Hening tanpa suara menyelimuti mereka beberapa detik.
"Aku tau kaka ga sejahat itu..."
~
"Jangan ngelakuin ini lagi.. Gue tau lo ga sejahat itu.."Ucap Savana kembali memberanikan diri.
'Bawelnya ga berubah ya..Tapi..'Batin Archer.
Krek!
Archer memasukkan kembali peluru pada pistol eaglenya. Dan di tujukan pada Savana. Savana yang melihatnya kembali membeku dan gemetaran.
'Tapi sayangnya.. itu yang paling gue benci dari dia'Batin Archer.
"Ga usah sok kenal, Savana Luiza.."Ucap Archer dengan wajah serta suara yang sangat dingin.
"Gue yakin kok.."
Dorr!!
Archer menembak tepat di samping kepala Savana. Savana kembali membeku.
"Jangan pernah yakinin sesuatu yang ga ada buktinya.."Ucap Archer datar.
~
Sekelebat kejadian datang memenuhi kepala archer. Archer sangat tidak menyukai sifat keras kepala milik perempuan. Setiap melihatnya, Rasanya archer ingin membunuh secepatnya dan menjahit mulut itu. Memotong otaknya menjadi beberapa bagian.
"Gitu ya?.. Gimana lo mau jelasin ini.."
Archer mengeluarkan pisaunya mengarahkannya pada kaki Era. Keras kepala menurutnya adalah penyakit manusia paling buruk dan harus segera dibersihkan. Karena mereka yang keras kepala tidak akan berakhir dengan baik.
"Ka archer!!"
JLEBB..
"ARGHHHHHHH"
Ega dan Eza membeku ditempat melihat darah mengalir di kaki Era. Archer tidak main-main. Ia tak melihat lawannya dari segi manapun. Mau lawan atau kawan jika tidak bisa direalisasikan maka ia harus mereallisasikannya.
"Don't play with me.. It's too dangerous.."Ucap archer mendekati Era lalu mencabut pisaunya dari kaki Era tanpa memperhatikan Era yang berteriak kesakitan.
Brakkk ..
Mors, Edgar, dan Marc datang ke atap setelah mendengar teriakan Era. Mereka terkejut melihat situasi yang ada didepan mata mereka. Era yang duduk dilantai dengan kaki yang berdarah-darah, Eza dan Ega yang tengah membantu Era untuk duduk di kursi, dan Archer yang melap pisaunya dari darah.
'Kapten.. ada apa?'Batin Edgar pada Archer.
"Just play with her.."Ucap archer tersenyum mengerikan sambil masih melap pisaunya.
Edgar mengode mors untuk bicara dengan archer sedangkan Edgar dan Marc akan membantu Era mengobati lukanya dan juga membawa eza dan ega. Mors mengangguk.
'Ar, Balik yok'Batin mors menatap archer yang juga menatapnya dan dijawab dengan anggukan lalu mengikuti Mors keluar dari atap.
Setelah archer pergi, Edgar dan Marc langsung berlari mendekati Era.
"Lukanya dalem, Gar.. Bawa ke rumah sakit aja.."Ucap Marc seraya mengangkat Era. Sedangkan edgar,eza, dan ega langsung berlari turun kebawah menyiapkan mobil.
Di sisi lain..
Archer tengah bermain pisau sambil tiduran diatas kasur hotelnya.
"Maksud apaan lo tadi?"Ucap Mors yang dibalas dengan wajah bingung archer seakan tidak ada apa-apa. Anak ini memang gila.
"(Menghela nafas).. Lo kan ga perlu lakuin itu.."Ucap Mors
"Orang keras kepala kalo cuman diomong ga mempan harus dikasi liat akibatnya.."Ucap Archer tetap dengan wajah biasa saja.
Mors menyerah. Archer tidak akan mau mendengarkannya. Tapi di sisi lain, Mors menyetujui omongan archer. Apalagi memang Era adalah anak yang keras kepala. Dibilang berkali-kali pun tidak akan ada kapoknya. Namun yang ia tak setujui adalah perbuatan archer.
'Semoga dia ga kenapa-napa..'Batin Mors bersamaan dengan helaan nafas berat.
"Paling Cuma dijahit berapa doang.."Menjawab kecemasan Mors. Dan dibalas dengan lirikan sinis Mors.
Walaupun dingin dan terkesan cuek, Mors lebih baik daripada Archer.
Keesokkan harinya..
Archer dan Mors berniat untuk pulang kembali ke negara mereka. Alasan archer cukup tidak masuk akal dengan mengatakan pada Zegas. "Pranciss bosenin.."
Di Bandara, Archer dan Mors sudah berada di pesawat pribadi milik Zegas. Namun, 3 orang anak datang menghampiri keduanya.
"Ka! Bawa kita.."
"Lo lagi? Keknya tu luka belum cukup dalem ya.."
"Ar!"
"Iya, Kapten.."
Mors membulatkan mata kaget. Jelas, Era yang kemarin menangis, egois berubah dalam semalam?. Apa yang sebenarnya terjadi. Berbeda dengan Archer, Ia malah tersenyum miring kesenangan.
"Kapten yah.. jadi ?"
"Kita tau kalo kapten itu pembunuh.. jadi kalo mau ikut sama kapten, kita harus bisa nunjukin keahlian yang kita punya kan? Eza bisa komputer, Ega bisa ngatur strategi, dan aku bisa berantem.."
"Iya gw tau itu.."
"Kalo gitu kita boleh ikut kapten kan?"
"Tetep ga!"
"Kita.. tetep.. ga boleh ya.. kalo gitu kapten tunggu kita besar ya.. kita bakalan lebih hebat dari sekarang.. "
"HAHAHHAA...BAGUS! kalo gitu gw tunggu kalian tumbuh sebesar apa.. Oiya ngomong-ngomong soal kemaren, Kalian ga jadi gw kirim ke luar negri.."
Era, Eza, dan Ega menatap Archer bingung. Lalu segera dijawab archer..
"Kalian bakalan dipindahin ke Hotel Heaven I.. Disana ada 10 Lantai.. lantai pertama buat resepsionis, kek hotel biasanya.. lantai 2 buat kalian yang masih umur dibawah 6 tahun.. lantai 3 buat kalian yang umur dibawah 10 tahun.. dan lantai 4 buat kalian yang diatas umur 10 tahun.. lantai 5.. sekolah kalian yang umur 10-seterusnya.. lantai 6 buat aula dan ruang lain kalian kumpul.. lantai 8-10 buat kamar-kamar kayak hotel biasanya.. kalian semua udah ada pengurus masing-masing yang udah kita seleksi sebelumnya..tapi, satu hal.. kalian ditempatin disana bukan Cuma buat enak-enakan.. Kalian yang berumur 10 keatas siap-siap dikasi pelajaran umum.. Kita tunggu 10 tahun lagi hotel itu udah harus ada ditangan kalian.. Rebut hotel itu dari pemilik sebelumnya.. Kalo ada salah satu karyawan yang ngelakuin hal mencurigakan, Cari bukti dan kasih dia pelajaran"
"Kalian udah tau gimana akibat berurusan sama kita yang seorang pembunuh.. dan buat kalian bertiga, ini kunci!.."
"Buat apa?"
"Kalian boleh nggunain ini buat keperluan kalian, Tapi dengan izin kita berdua.. selain itu kalian ga diperbolehkan make.. paham?"
"Paham! "
"Kaka ga perlu nunggu 10 tahun.. kita janji Cuma butuh 5 tahun bat ngrebut hotel itu.."
"(Smirk) Gw tunggu kabarnya.. Yaudah turun sana.. gw mo balik.."
"Hehehe.. "
Seusai mereka pergi, Pesawat langsung terbang meninggalkan pranciss. Mors melirik kearah archer lalu kembali menatap kedepan.
"Kunci ruangan apa tadi? Kok gw ga tau?"
"(Smirk) Tebak aja.."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Waiting for the next part.