Waktu terus berjalan dengan cepat kini higan sudah tumbuh menjadi remaja yang begitu tampan dan menawan dengan rmabut putih , mata coklat yang begitu indah. Di usianya yang ke 17 tahun higan masih sama seperti dulu membantu neneknya di kebun dan keluar masuk pasar membeli bahan dapur. Yang terpenting higan sudah mampu mengendalikan kekuatannya.
Meningat dia sudah 17 tahun itu tandanya ada sleksi untuk menjadi kesatria Antha tahun ini. Namun higan tetap pada tujuan awalnya dia tak pernah berniat menjadi seorang kesatria sedikitpun. Dia hanya ingin hidup damai dengan nenek dan juga kakeknya yang semakin tua.
" oh higan " sapa seorang pedagang sayur, dialah satu – satunya yang menerima kehadiran higan dan tidak percaya dengan rumor jika higan adalah seorang iblis. Baginya higan adalah anak baik yang bekerja keras membantu nenek dan kakeknya. Sebagaian dari penduduk hanya mempercayai rumor yang beredar, di sebar tanpa adanya dasar apapun. Higan sudah sangat terbiasa dengan hal itu jadi tak pernah di masukan ke dalam hati oleh nya.
Dalam perjalanan pulang higan di hadang oleh sekelompok preman yang ada di wilayah tersebut. beberapa orang tak ada yang berniat mendekati karena takut. Preman yang selalu meminta uang dan memeras para pedagang. Mereka memilih untuk memberikan dari pada berurusan dengan mereka.
" ah kau bocah kampungan itu kan ? berikan aku semua yang kau bawa setelah itu kau bisa pergi dengan tenang " ucap seorang anak bernama fablo dialah ketua dari preman ini.
" tidak, bisakah anda minggir aku harus pulang " jelas higan
" ternyata kau punya nyali untuk menantang kami " ujar salah satunya bernama demio
" kau belum tahu seberapa kuat kami ? jangan menangis jika kau pulang dengan tubuh yang tidak utuh " tawa fablo , higan tidak menanggapinya dengan serius sama sekali. Dia memilih segera pulang namun baru saja melangkah sebuah jeratan membuat kakinya tak bisa bergerak.
" masih mau melawan " semuanya terdiam , fablo adalah pengguna sihir tumbuhan vine dimana dia bisa meremukan tulang hewan buas sekalipun. Semuanya juga di perkuat dengan beberapa elemen sihir seperti api dan juga air. Higan menahan dirinya agar tidak mengeluarkan sihir miliknya.
" ehh tidak bisa bergerak " ejek harata
Tanpa basa – basi fablo meninju higan hingga terpental, belum sampai sana fablo menarik higan dengan sihirnya dan melemparnya hingga menghantam tembok. Higan kesakitan saat merasa hantaman kuat. Beras dan sayur yang harus dia bawa pulang kini hancur berserakan di tanah. Semua orang memilih mundur mereka tak berani ikut campur.
Sialnya tidak ada kesatria yang berjaga saat ini, higan memuntahkan sedikit darah karena hantaman kuat. Fablo berjalan menginjak bahu higan hingga kesakitan . nenek penjaga toko sayur sudah memohon agar seseorang menolong namun tak ada yang mau membantu higan. Melihat nenek yang selalu baik padanya menangis membuat higan tersenyum.
Tersenyum karena masih ada orang yang menginginkannya selain nenek dan kakeknya. Harata menyiram higan dengan se ember air yang dia ambil dari sebuah kedai makanan. Bisa di bayangkan sebgerapa baunya air bekas tersebut.
" ahahahah.... Aku dengan kau tidak punya kekuatan apapun ? ehe ? pantas saja kau tidak bisa melawan " ejek demio
" benarkah ? astaga harusnya aku memukulmu saja , pasti kau terkejut melihat sihirku kan ?" fablo menginjak makin keras bahu higan hingga meringis kesakitan .
" tolong lepaskan dia , sebagai gantinya kau bisa mengambil semua uangku " higan melihat nenek akyo si pemilik toko sayaur. Dia bahkan memohon memegang kaki fablo agar mau memaafkan higan .
" he eh ? jadi kau melindunginya, penawaran yang bagus " fablo mengambil kantung berisi beberapa uang . namun bukannya melepaskan harata malah menendang nenek akyo hingga terpental . sontak saja semuanya terkejut bahkan higan sekalipun .
" kalian ... kalian .... Harus di hukum mati " datar suara yang begitu penuh tekanan dan juga sarat akan ketegasan. Fablo masih tertawa meremehkan dia menatap higan yang menundukan kepalanya .
" kenapa ? hum ? mau melawan ? ahahaha... ayo ayo keluarkan kemampuan mu ayo kear- " belum selesai fablo bicara sebuah bunga raksasa melahap kepalanya . higan berdiri dengan tatapan super datarnya , higan mengarahkan tangannya pada fablo yang berusaha melepaskan diri dari bunga gbesar tersebut.
" matilah " saat higan mengatakan itu tangannya di tahan oleh demio dan harata dengan vine dan juga zinnia . higan merasa panas di tangannya saat sihir zinnia tersebut mengenai kulitnya. Namun semua bukan tandangingan higan .
Dalam sekejap ke dua sihir tersebut hilang dan lenyap saat sebuah bunga dengan bentuk aneh kembali keluar. Sebuah mawar berwarna hitam berduri, mawar yang melambangkan kematian dan kesakitan .
" lepaskan fablo , dasar monster ! " teriak demio
" kau iblis kau pemilik bunga iblis itu " histeris harata
" lalu ? jika aku iblis kalian bertiga apa ? demon ? Lucifer ? atau malaikat ?" Tanya higan dengan tatapan datar , semuanya langsung terdiam higan mengarahkan sebuah mawar hitam kea rah fablo mawar hitam yang sudah di beri sihir hingga membuat setiap kelopak mawar akan meledak jika bersentuhan dengan tubuh.
" sampai jumpa !" setelah mengatakan itu higan meniup kelopak mawar hitam tersebut dan terjadilah ledakan besar. Semuanya menutup mata karena ledakan tersebut. harata dand emio menangis histeris melihat bos mereka di ledakan dengan sadis di depan banyak orang.
Ketika asap mulai menghilang higan melempar fablo hingga menghantam tembok. Sekian detik higan kembali seperti semula , terlihat normal tanpa bunga yang tumbuh di tubuhnya dan tatapan matanya yang biasa saja lembut dan juga penuh kasih .
" nenek akyo " higan menghampiri nenek akyo yang di pegang slah satu pedagang. Melihat ada lebam di pipi nenek akyo dengan cepat higan mengeluarkan sihir pennyembuh dimana dia bisa menggunakan vine namun dengan jenis berbeda , berwarna hitam . tumbuhan tersebut mengitari wajah akyo dalam hitungan detik nenek akyo sembuh dari lukanya.
" terimakasi " nenek akyo memeluk higan , namun pandangan higan terarah pada beras dan sayur yang sudah tidak bisa di pakai. Melihat itu akyo memberikan se ikat sayur dan juga buah pada higan membuat anak itu tersenyum senang.
" bawalah ini juga ' higan menatap se kantung beras, dia adalah paman yang biasa menjadi tempatnya membeli beras . namun higan mengeluarkan uang , dan tak cukup higan mengurungkan niatnya mengambil beras tersebut.
" bawa saja , anggap hutang budi " higan mengucapkan banyak terimakasi saat menerima beras tersebut. dengan langkah ringan higan berdiri dan melambaikan tangan pada nenek dan paman yang sudah memberinya beras dan sayur. Semua orang di sana menatap kea rah premn yang di hajar oleh higan . ternyata higan tidak membunuh fablo dan hanya meledakan bunga yang memerangkap kepala fablo.
Mungkin setelah ini mereka tidak akan berani mengganggu higan lagi. Terlihat juga beberapa pemilik toko yang begitu takjub akan higan. Selama ini mereka hanya mendengar rumor mengenai higan yang seorang iblis dan juga tidak memiliki kekuatan sihir bunga apapun.
Seorang pemuda dengan rambut pirang dengan pakaian mahal menatap kearah kerumunan. Dia tersenyum saat melihat kejadian yang dia saksikan barusan. Sebagai keluarga bangsawan dirinya baru kali ini melihat langsung apa yang terjadi di luar rumahnya. Biasanya dia hanya berdiam diri dengan buku tebal di tangannya.
" kau menganal anak itu ?" Tanya tuan muda
" tidak tuan , tapi menurut rumor yang bertebaran , anak itu seorang iblis " mendengarkan itu sang tuan muda mengernyitkan dahinya . dari yang dia lihat tadi , pemuda yang mengejar sekumpulan preman tersebut lebih terlihat seperti pemilik sihir bunga biasa , hanya saja semua bunga yang dia pakai nyaris berwarna hitam dan merah gelap. Dimana letak iblis yang di rumorkan ?
" apa dia akan ikut ujian kesatria Antha ?" Tanya tuan muda
" saya belum yakin tuan muda, tapi usianya sepertinya sama dengan anda mungkin saja anak itu akan ikut. " ujar sang bawahan
" jika dia ikut , akan senang hati aku akan menyambutnya " senyum sang tuan muda lalu berlalu pergi meninggalkan area tersebut. tidak lupa memerintahkan beberapa kesatria yang bertugas untuk membawa para preman tersebut ke penjara.
Tbc
jangan lupa buat vote and comment