webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
289 Chs

Tentang Moral

Mendengar apa yang dikatakan Sera dengan perkataannya yang sangat terang-terangan, Zekiel tertegun sejenak sebelum mengumpat dengan marah.

"Dasar wanita tidak tahu terima kasih, kau telah dipilih olehku dan itu seharusnya menjadi kehormatan terbesar dalam hidupmu! Hanya seorang Celestial belaka tapi berani begitu angkuh di depanku! Karena kau yang memintanya, aku akan menunjukkan perbedaan besar di antara kekuatan kita! Setelah itu, kau akan menjadi kupu-kupu-ku, yang paling patuh padaku, dan akan melayaniku selama sisa hidupmu!"

Dengan semua apa yang baru saja terjadi, kerumunan menjadi riuh dan keributan muncul. Beberapa bersemangat dan beberapa juga ada yang khawatir.

Tapi, mereka menantikan akhir dari kejadian ini.

Orion yang merupakan Ayah dari Zekiel menjadi marah saat dia meneriaki Sera, "Zora, apa yang kau lakukan?! Apa kau serius dengan apa yang kau katakan? Aku akan membawa masalah ini ke Flora-sama!"

Sera hanya mendengus, "Hmph, tidak masalah. Yang penting, aku tidak ingin orang lemah seperti anakmu yang hanya bergantung pada kekuatan di belakangnya untuk menjadi tunanganku. Dia tidak layak bahkan untuk menyentuhku! Apakah kalian berpikir, kecantikan seperti diriku, akan secara sukarela patuh kepada ayam jelek sepertinya?"

Kerumunan menjadi terdiam karena perkataan Sera yang terdengar narsis dan sombong, sebelum tiba-tiba menjadi kericuhan.

"Ya! Zora-sama adalah milik kita semua!"

"Zora-sama adalah kebanggaan Celestial!"

"Ayam jelek tidak layak untuk Zora-sama!"

"Tidak ada yang layak untuk Zora-sama di dunia ini!"

"Zora-sama....!

"Zora-sama...!

"Zora-sama..!

"Zora-sama!"

"....."

Banyak suara sorakan yang mendukung 'Zora'. Mereka sadar dengan kecantikan Sera yang telah melampaui dunia ini, oleh karena itu mereka hanya bisa menyembahnya.

Asheel yang juga melihat tindakan heroik Sera dari belakang, memiliki kekaguman di matanya. Merlin juga merasakan hal yang sama. Ngomong-omong, akting Sera saat ini begitu menakjubkan saat membawakan peran Zora.

Asheel kemudian tersadar dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, 'Dimulai lagi... Sera sangat ahli dalam memanipulasi massa dengan menggunakan pesonanya.'

Dia menjadi ingat dengan para Dewa yang mengatur Abyss, mereka semua sangat antusias dalam memuji Sera.

Tapi, Zekiel yang merupakan 'ayam jelek' itu, wajahnya berubah menjadi sangat jelek dan urat nadi mengancam akan meledak dari dahinya. Dia melototi Sera dan berkata di sela-sela kemarahannya, "K-Kau wanita sialan! Jangan menyesalinya! Setelah ini, kau akan merangkak di bawah kakiku!"

"Boo...!"

"Boo..!"

"..."

Banyak orang mengejeknya yang membuat Zekiel semakin marah.

Sera lalu tersenyum dan menyarungkan pedangnya kembali. "Karena sudah diputuskan, kita akan memulai duelnya sekarang juga!"

...

Zora yang telah memantapkan hatinya, lalu beranjak pergi dari rumahnya dan berencana untuk segera menyelesaikan masalahnya dengan Zekiel.

Saat dia akan menutup pintu, Flora tiba-tiba keluar.

"Tunggu sebentar!"

Zora menoleh dan melihat kakaknya di sana, lengkap dengan pakaian pemimpin Klan.

"Onee-sama..."

"Apa kamu ingin pergi keluar?" tanya Flora sambil tersenyum.

"Ya," Zora mengangguk dengan senang hati. Suasana keterpurukan di hatinya sebelumnya telah menghilang hanya dengan melihat senyum penuh kasih kakak perempuannya.

Dia telah memutuskan untuk mendukung keputusan apapun yang di ambil oleh kakak perempuannya dengan sepenuh hati, bahkan jika keputusan itu akan melukai orang lain.

Jika sebelum bertemu Asheel, dia tidak akan pernah memiliki noda pemikiran seperti itu di benaknya. Dia tahu fakta jika kakak perempuannya telah melakukan dosa dengan berniat menggunakan Sera untuk menyelamatkan dirinya dari pertunangan.

Walaupun begitu, dia masih menerima kebaikan kakak perempuannya terhadap dirinya.

Memikirkan tentang pertunangan, dia mengingat bagaimana kondisi itu bisa terjadi.

Zekiel sebenarnya adalah seorang Celestial seperti dirinya, dimana salah satu orang tua mereka berdua adalah seseorang dari Klan Dewi.

Suatu saat, beberapa pasukan dari Klan Dewi yang bertempur melawan Iblis terdampar di Alam ini. Sementara salah satu dari mereka menikahi Ayah Flora dan Zora, ada juga yang menikahi Orion, Ayah kandung Zekiel.

Namanya sebelumnya bukan Zekiel, tapi setelah terpilih menjadi utusan oleh Klan Dewi, dia diberi nama malaikat dimana akhiran namanya terdapat kata -el.

Dan begitulah, garis keturunan Zekiel menjadi lebih murni karena telah menerima karunia dari Klan Dewi, dan kepribadiannya menjadi lebih angkuh dan angkuh.

Dia mengklaim Zora sebagai wanitanya, dan sejak saat seorang utusan penting sepertinya memutuskan sesuatu, orang lain tidak berani membantahnya dan mengorbankan kebebasan Zora untuk memuaskannya.

Flora juga tidak bisa berbuat banyak karena dia hanya seorang pemimpin Klan Celestial, yang mana posisinya lebih rendah dari pada utusan Klan Dewi.

Sekarang, Zora yakin jika Zekiel hanya berani bersikap angkuh di luar. Perkataan Asheel sebelumnya telah menyadarkannya bahwa Klan Dewi tidak akan repot-repot untuk mengurus masalah kecil seperti ini.

Kegelisahan di hatinya menjadi berkurang, tapi saat memikirkan jika yang membuat suasana hatinya menjadi lebih baik adalah bocah penuh kebencian itu, dia menjadi cemberut lagi.

Pada akhirnya, dia hanya bisa menghela napas.

"Aku akan menganggapnya sebagai takdir, bahkan jika itu bukan takdir. Takdir benar-benar misterius..." Dia bergumam sambil menatap langit biru. "Kuharap semuanya berjalan dengan lancar..."

Flora hanya tersenyum melihat Zora begitu menikmati udara saat ini.

"Ayo pergi, aku sebagai Pemimpin Klan harus hadir untuk menyambut utusan. Dengan Lord Asheel di sekitar, semuanya pasti akan baik-baik saja."

"Gahk," Zora tersentak mendengar pujiannya. Dia lalu tersenyum menghadap kakak perempuannya, "Onee-sama benar-benar menghormatinya."

"Ya, Kami-sama sebenarnya adalah orang yang baik. Beliau tidak jauh berbeda dari kita semua, empat ras. Kami-sama memiliki emosi, perasaan, kehidupan, dan harapan. Itulah kenapa aku sangat berharap pada Lord Asheel, sang Kami-sama."

"Onee-sama benar, tidak bisa dipercaya jika pencipta dunia ini bertingkah seperti kita pada umumnya."

Mereka mengobrol dengan gembira sambil berjalan. Saat mereka semakin dekat dengan tempat utusan, mereka terkejut dengan betapa ramainya tempat itu karena sorakan terdengar di mana-mana.

Saat suara sorakan semakin jelas di telinganya. Kemudian, Zora memasang ekspresi wajah yang sangat aneh. Entah bagaimana, suara sorakan semuanya berseru padanya.

Suara 'Zora-sama...!' terdengar di mana-mana yang membuatnya bingung. Kemudian, dia mendengar suara kakak perempuannya dan melihatnya sedang menampilkan ekspresi senyum yang terlihat indah dan mempesona.

"Ya ampun, sudah kubilang. Beliau akan membantu kita."

"Hah?!" Zora tertegun sejenak setelah mendengar perkataannya sebelum sebuah ide muncul di benaknya. "Apakah Sera-san yang melakukannya?"

"Ya, sepertinya Sera-sama menyamar sebagai dirimu, Zora."

Suasana hati Zora menjadi lebih rumit sejak saat itu.

...

"Hei, apakah ini akan baik-baik saja?" Merlin berbisik pada Asheel.

Merlin, Asheel, dan Ophis sedang duduk di kursi penonton tepat di depan arena dimana duel 'Zora' dan Zekiel berada.

"Sera akan baik-baik saja, tapi aku tidak." Asheel menjawab dengan lembut.

"Hah? Seharusnya Sera-nee yang kenapa-napa, kenapa kamu yang tidak baik-baik saja?"

"Aku..." Asheel sedikit bingung dengan bagaimana harus menjawabnya, pada akhirnya dia hanya menjawab dengan apapun yang terlintas di pikirannya. "Bagaimana mengatakannya, ya? Aku merasa telah jatuh begitu rendah akhir-akhir ini, aku merasa ini bukanlah aku yang biasanya. Aku merasa sangat tidak berguna sekarang, bahkan dengan semua kekuatan yang kubawa saat ini."

Merlin hanya menatapnya dengan datar karena sudah terbiasa dengan sikapnya yang murung, "Asheel, kau hanya terlalu banyak mengeluh akhir-akhir ini. Apa kau begitu takut dengan apa yang akan terjadi nanti? Tidak, kau hanya takut pada dirimu sendiri, kan?"

Asheel lalu meliriknya sebelum dia tersenyum dan menyilangkan lengannya di depan dadanya. "Huh, aku tidak butuh bocah sepertimu untuk menyeramahiku."

"Hei, kau hanya menyebalkan!"

"Aku senang Sera begitu menikmati perannya saat ini. Dan sejujurnya, aku tidak ingin memikirkan apa yang dia rencanakan. Selama dia bahagia..."

Merlin meludah dengan semua ungkapan itu, "Berhenti, berhenti. Aku tahu kamu begitu mencintainya!"

Asheel hanya mendengus.

"Setelah melihat pria Zekiel itu, kesanku terhadap Klan Dewi berubah. Aku mengira Klan Dewi adalah Klan yang menjujung moral dan kemanusiaan, sangat senang untuk membantu dan berbuat kebaikan. Tapi..."

"Itu semua hanya cerita anak-anak," Asheel mencibir. "Berdasarkan apa yang kutahu selama ini, Klan Dewi tidak memiliki banyak perbedaan dengan Klan Iblis."

"Apakah begitu?"

"Mereka memang memiliki kebaikan dari cahaya yang mereka terima, namun hanya itu saja. Mereka masih bisa menjadi licik untuk menghadapi Klan Iblis, mereka bahkan akan menggunakan segala macam cara hanya untuk memusnahkan musuh bebuyutannya.

Klan Dewi memang menerima persembahan dari manusia, mereka baik pada manusia, tapi tidak pernah memikirkan perasaan manusia."

"Jangan berbelit-belit, apa yang sebenarnya ingin kamu katakan !?" Merlin mengeluh.

"Bisakah kau menyimpulakannya sendiri, wahai penyihir-san?" Asheel menatapnya dengan mata menantang.

Merlin mengabaikan ejekannya dan merenung sebelum mengangguk sendiri, "Jadi begitu, Klan Dewi hanya baik pada manusia. Pada kenyataannya, mereka memiliki sisi kejam saat berurusan dengan Klan lain, terutama Klan Iblis.

"Diantara orang-orang dari Klan Iblis, ada juga yang baik. Diantara mereka juga ada yang memiliki keluarga, teman, kehidupan, dan tujuan selain untuk menabur kejahatan pada dunia.

"Saat Klan Dewi memusnahkan orang-orang seperti itu, perang tidak akan pernah berakhir kecuali kedua Dewa turun tangan secara langsung."

Asheel yang mendengar penjelasannya lalu meliriknya sekali lagi, "Kau hanya terlalu banyak berpikir."

Sebelum Merlin bisa membalas, sorakan dan seruan terdengar keras di sekitar arena yang penuh ini.

"Flora-sama telah tiba! Akhirnya, duel bisa dimulai!"

Aku tahu, ini menyebalkan.

Thx

Nobbucreators' thoughts