webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
289 Chs

Perjalanan menuju Kyoto

Pada akhirnya, yang menjadi sopir untuk perjalanan kali ini adalah Sebas. Agar tidak menjadi rebutan untuk semua orang, Asheel duduk di kursi depan tepat di sebelah Sebas.

Demiurge duduk bersama Shalltear, Aura dengan Mare, Albedo dengan Sera, dan para Pleiades duduk bersama pasangannya masing-masing. Diantara para Guardian Floor yang tidak ikut hanyalah Cocytus, Gargantua, serta Victim.

Cocytus sedang bersama Momonga sebagai pengawalnya di alam kematian barunya. Sedangkan untuk Gargantua dan Victim tidak bisa karena penampilan mereka. Gargantua adalah golem yang sangat besar, dan Victim mempunyai penampilan seperti janin yang hidup. Benar-benar tidak mungkin untuk mengajak mereka, kecuali jika mereka menggunakan sihir transformasi. Untuk kasus Gargantua, dia hanya bergerak seperti robot dan tidak memiliki kesadarannya sendiri, untuk menggerakannya harus melewati perintah, jadi tidak mungkin untuk dia bersenang-senang karena sejak awal dia tidak memiliki kesadaran.

Untuk yang lain, mereka juga menggunakan penyamaran saat ini. Telinga Demiurge, Aura, dan Mare terlihat seperti telinga manusia normal. Tanduk dan sayap Albedo juga tidak terlihat.

Selama perjalanan, mereka saling bersenang-senang. Aura dan Mare bermain game bersama, yang selalu dikomentari Demiurge.

Para Pleiades saling membicarakan beberapa hal dan juga membicarakan rumor-rumor yang sering terdengar di antara para maid homonculus.

Keberadaan para Pleiades di mata maid homonculus seperti idola itu sendiri. Masing-masing dari mereka memiliki panutannya sendiri-sendiri. Jadi tidak heran jika mereka sering membicarakannya.

Pleiades juga sering mengadakan pesta teh untuk membicarakan hal-hal di antara mereka. Dan saat ini mereka juga melakukan hal yang sama, tapi bedanya tidak ada teh dan meja. Mereka terlihat bersenang-senang sejak semuanya memiliki senyuman di wajah mereka.

"Bukan begitu, Mare! Kemarilah, aku akan mengajarimu cara menembak musuhmu!"

"Maaf, Onee-chan. Aku ... aku tidak bisa!"

Aura dan Mare terlihat asik saat bermain game. Demiurge sesekali melirik mereka dan terlihat penasaran.

"Apa yang sedang kau mainkan, Aura, Mare?"

Shalltear menjulurkan kepalanya untuk mengintip mereka.

Setelah Aura menjelaskannya pada Shalltear, dia segera tertarik.

"Hei, hei! Ajak aku juga! Akan kuperlihatkan bahwa aku lebih baik darimu!"

"Ehh, tidak bisa! Game ini hanya bisa dimainkan satu orang, dua orang atau empat orang," Aura terlihat terganggu pada Shalltear dan mencoba mencari alasan.

"Kalau begitu, Demiurge, kamu main juga!" Shalltear menarik Demiurge untuk bermain bersamanya.

Mata Demiurge bersinar sesaat yang terlihat di balik kacamatanya. Dia menjadi penasaran karena game itu diperkenalkan oleh Asheel kepada Aura dan Mare, dia berpikir bahwa suatu petunjuk akan ditemukan disini.

" *Ehem* Kurasa mau bagaimana lagi, kalau begitu aku akan ikut denganmu, Shalltear."

Sementara yang di belakang bersenang-senang. Asheel menghadapi suasana canggung dengan Sebas di depan.

"....."

Untuk menghilangkan suasana canggung ini, Asheel berusaha mencari topik dan mencoba memulai percakapan dengan Sebas.

"Hei, Sebas, apakah kamu bersenang-senang dalam perjalanan ini?"

Sambil memegang kendali, salah satu tangan Sebas mengelus janggutnya sendiri.

"Jika ada Tsuare disini, mungkin saya akan lebih menikmatinya." Setelah dia menjawab tanpa sadar, dia segera meminta maaf. "Maafkan saya, Asheel-sama. Saya tidak bermaksud bahwa saya lebih bahagia dengan Tsuare daripada dengan Anda."

"Jangan dipikirkan!" Asheel melambaikan tangannya yang menandakan dia tidak mempermasalahkannya. "Pasti hubunganmu dengan Tsuare berjalan dengan baik, ya?"

Asheel ingat bahwa Tsuare adalah wanita yang Sebas pungut saat dia menjalankan tugas pertamanya. Karena kebaikan hati dan filosofi keadilan yang diwariskan dari Touch Me, Sebas akan membantu orang-orang yang kesusahan apabila hal itu terjadi tepat di depan matanya. Tsuare adalah salah satu orang beruntung yang Sebas coba bantu, walaupun berbagai masalah muncul karenanya, Asheel tidak mempermasalahkan hal itu, dan malah senang karena Sebas memiliki keinginannya sendiri.

"Setelah mendapat restu dari Anda, kami menjadi pasangan yang bahagia. Tapi agak disayangkan bahwa Touch Me-sama tidak ada disini."

Asheel sedikit terdiam saat mendengarnya, dengan kemampuan dan otoritasnya, dia bisa saja mempertemukan para NPC dengan penciptanya, tapi seperti yang sudah dia bilang di awal, dia adalah orang yang egois, sehingga dia tidak akan menyerahkan bawahan-bawahannya kepada mereka lagi.

Mungkin ini terdengar kejam bagi mereka jika mengetahui kebenarannya, tapi begitulah. Mungkin jika itu Albedo, dia masih bisa menerimanya.

"Memang, tapi kenapa kamu tidak membawa Tsuare dalam perjalanan ini?"

"Tsuare sedang mengandung anak saya saat ini, dan juga dia memiliki tugas di dalam Nazarick yang masih belum ia selesaikan."

"Begitukah? Selamat untukmu. Juga, bilang saja padanya untuk tidak bekerja terlalu berlebihan."

"Terima kasih. Dan juga akan saya sampaikan kemurahan hati Anda, Asheel-sama."

Setelah mengatakan itu, mereka membicarakan hal-hal acak agar suasana tidak menjadi canggung.

Sera dan Albedo yang berada di belakangnya saling membicarakan ketertarikannya masing-masing.

"Lihat ini!" Sera menunjukkan gambar berupa pakaian yang ada di smartphone-nya. "Bagaimana menurutmu?"

Albedo tersenyum dan matanya menunjukkan ketertarikan. "Bagus sekali, Sera-sama. Saya yakin itu akan cocok dengan Anda."

"Lalu, bagaimana dengan yang ini!"

"Itu juga terlihat indah, Sera-sama!"

"Benarkan! Hehe, ngomong-ngomong..." Sera tersenyum dan berbisik di telinga Albedo. "Bagaimana pengalaman pertamamu dengan Asheel?"

Albedo langsung tersipu malu dan menundukkan kepalanya. Mengingat apa yang terjadi pada malam hari setelah mereka resmi menjadi kekasih, wajahnya memerah. Dia ingat bahwa dia mengeluarkan suara-suara yang tidak senonoh saat itu. Tapi dia harus mengakui bahwa Asheel sangat ahli di bidang itu, apalagi benda besar miliknya sangat sakti. Memikirkannya saja membuatnya basah.

Albedo dengan malu dan gugup berkata, "L-luar biasa!"

"Benarkah? Aku jadi mengingat momenku saat itu." Sera juga tersipu saat memikirkannya. Lalu dia berkata dengan suara pelan, "Kalau begitu, bagaimana jika kita mengalahkannya malam ini? Jika kita bersama, mungkin kita akan membuatnya tidak berdaya. Aku akan jujur padamu, setiap kali kita melakukannya bersama, aku pasti menjadi orang yang pingsan terlebih dahulu."

Albedo terkejut mendengarnya, "Sera-sama, kamu juga?"

Sera dan Albedo sudah merasakannya sendiri kenikmatan terlarang saat melakukan aktivitas malam dengan Asheel. Oleh karena itu, mereka tahu betapa kuatnya Asheel di ranjang. Mereka harus mengakui bahwa Asheel adalah seorang binatang buas, tapi mereka menyukainya.

"Jadi bagaimana?" Sera menatap Albedo dengan mata berharap.

Albedo terlalu malu saat ini, jadi suaranya sangat pelan saat menjawab. "B-baiklah, jika itu keinginan Sera-sama dan Asheel-sama, a-aku akan melakukannya!"

Wajahnya berubah menjadi tekad setelah mengatakan itu, tapi beberapa detik kemudian dia malu sendiri dengan tingkah lakunya.

Sera hanya menggelengkan kepalanya, 'Seperti inilah saat seorang gadis jatuh cinta.'

Albedo sebenarnya menginginkannya, tapi dia terlalu malu untuk mengatakannya. Dia juga ingin merasakan hal baru saat melakukan itu, seperti mereka bertiga melakukannya secara bersamaan. Pada akhirnya, keinginannya akan segera terwujud.

Sementara Sera dan Albedo membicaraknnya dengan semangat, Asheel tidak tahu apa yang mereka rencanakan. Bahkan jika dia tahu, dia juga akan menantikannya.

Asheel yang sedang beebicara dengan Sebas tiba-tiba mendapatkan ide saat melihat mic di depannya. Dia berdiri dan menepukkan tangannya, mencoba menarik perhatian semua orang.

Sera, Albedo, para Guardian Floor, dan Pleiades memusatkan perhatian mereka kepadanya.

"Kalau begitu, inilah saatnya! Salah satu hal yang harus dilakukan saat liburan dengan bus. Sesi karaoke akan segera dimulai!"

Semua orang bersemangat dan mencoba menyanyikan lagu-lagu favorit mereka masing-masing. Semuanya sangat bersenang-senang bahkan saat ini masih tahap awal dari liburan mereka.