webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
289 Chs

Pangu

"Kau memanggilku?"

Asheel berhadap-hadapan dengan seorang pemuda tampan, yang merupakan Supreme One.

"Karena aku sudah membiarkanmu mengacau di High Omniverse, sudah saatnya kau membalas kebaikanku."

Supreme One mengatakannya dengan santai sambil menangkupkan tangannya di depan dadanya.

Asheel tidak terganggu dengan ucapannya yang sangat langsung, tapi merasa sedikit tertarik setelah melihat ekspresinya. "Huh, aku merasa jika perubahan besar akan terjadi kali ini."

"Kau menebaknya, Asheel-kun." Supreme One tersenyum.

"Jadi, katakan rencanamu." Asheel mempersilahkannya untuk menjelaskan.

"Kita akan membagi sepertiga Omniverse menjadi dua." Saat mengatakan itu, kursi yang diduduki Supreme One berbalik memunggungi Asheel, menampilkan pemandangan kaca di depannya.

Meski Asheel sedikit terkejut, dia tahu jika Supreme One belum menyelesaikan perkataannya, jadi dia hanya terus diam.

"Aku berniat untuk memisahkan Low Omniverse sepenuhnya." Supreme One melanjutkan perkataannya.

"Lalu, apa peranku kali ini?" Asheel bertanya sambil mengangkat alisnya.

"Pangu."

Kursi yang diduduki Supreme One berbalik lagi 180° dan menatap langsung mata Asheel juga sambil menangkupkan tangannya.

"Pangu, ya? Kali ini, aku benar-benar akan memisahkan langit dan bumi. Ini seolah kau berniat menciptakan Omniverse yang baru." Asheel terkekeh di akhir kalimatnya.

Supreme One mengangguk, "Memang, sepertiga bagian Omniverse yang dipisahkan, yaitu Low Omniverse, akan menjadi Multiverse. Mid Omniverse akan menjadi Alam Bawah, akar dari High Omniverse yang akan menjadi Alam Atas."

"Proyek itu cukup besar. Apakah kau yakin akan menyerahkannya padaku?" tanya Asheel.

Supreme One mengangguk sekali lagi, "Aku percaya pada kemampuanmu."

...

Asheel keluar dari kantor Supreme One dan tidak bisa tidak menghela napas. Menurutnya, rencana yang telah disebutkan sebelumnya akan menimbulkan dampak yang sama besarnya pada saat kebangkitan D di Abyss (Omniverse).

Lagipula, jika Low Abyss dipisahkan sepenuhnya, maka tidak akan ada lagi koneksi dengan Alam di atasnya. Seseorang tidak akan bisa menjadi terlalu kuat dan mengalami kenaikan.

Batas kekuatan akan terasa secara langsung oleh orang-orang yang sudah mencapai puncaknya. Misalnya Ophis, meski bukan yang terkuat tapi dia masih seorang Dewa Naga yang diciptakan langsung oleh Supreme One.

Tingkat kekuatannya sudah mencapai puncaknya sejak awal. Saat Omniverse dipisahkan, dapat dipastikan jika Ophis akan bisa merasakannya langsung di mana batas kekuatan puncaknya.

Kecuali jika Supreme One menciptakan aturan kekuatan yang lebih kuat, masalah ini akan sulit untuk diatasi karena melibatkan pemilik kekuatan terkuat di alam yang sama.

Low Abyss sejak awal hanya sebuah proyotype. Banyak dunia yang disalin dari suatu karya tulis dari Bumi Utama. Dengan kata lain, semua makhluk di Low Abyss hanya sebuah imitasi semata.

Semua makhluk dalam buku dibuat nyata, dengan cerita yang hanya menceritakan satu sudut pandang, bisa dipastikan jika akan terdapat banyak sekali plot hole dalam cerita itu.

Oleh karena itulah Supreme One biasanya menggabungkan beberapa karya menjadi satu.

Setelah Asheel kembali ke Alam dewa yang mengatur Omniverse, dia mengetahui jika Koizumi, gadis yang pernah dia temui merupakan sebuah tokoh dari karya yang sama sekali berbeda. Dikarenakan mengisi cerita yang kosong, Supreme One menyeting beberapa hal di dalamnya, termasuk tentang Koizumi yang menjadi seorang Dhampir.

Meski mengetahui beberapa hal, tapi hanya itu saja. Asheel hanya membaca apa yang seharusnya berbeda dan tidak mengetahui keseluruhan cerita.

Lagipula, dengan kekuatannya saat ini, jika dia menyelam ke Low Abyss, dirinya tidak akan merasakan sebuah kesenangan jika segala tentang masa depan dunia itu sudah dia ketahui.

Itu adalah hal yang Asheel harus menahan diri.

Selanjutnya, Supreme One berniat memisahkan Alam yang mengandung kuadriliun dimensi yang berbeda itu menjadi benar-benar terpisah. Yang mana dia harus bertindak sebagai Pangu yang memisahkan langit.

Skala ini lebih besar karena tidak hanya memisahkan langit dan bumi, tapi seluruh kumpulan Alam Semesta. Untuk melakukan hal gila itu, tentu saja Asheel harus menggunakan Energi Kekacauan yang sangat banyak.

Bagaimanapun, sifat Energi Kekacauan itu sendiri adalah distorsi ruang. Jadi energi itu adalah yang paling cocok jika dimanfaatkan dalam situasi seperti itu.

Omong-omong soal membelah langit dan bumi, sebenarnya Asheel juga pernah berperan sebagai Pangu sekali saat dia berada di salah satu dunia di Low Abyss.

Itu adalah sebuah dunia di mana umat manusia hidup berdampingan dengan roh-roh orang mati. Pada suatu saat, salah satu jiwa orang mati tercemar dalam kejahatan yang pada akhirnya melahirkan sebuah makhluk bernama hollow.

Terdapat seorang pria yang sangat kuat yang berdiri berseberangan melawan hollow, membantai mereka semua. Tapi akibat dari perbuatan yang dilakukannya malah membuat keseimbangan dunia yang telah lama berdiri hancur secara perlahan.

Setelah pria kuat itu berdiskusi dengan lima orang berpengaruh dari dunia itu, mereka memutuskan untuk membagi dunia menjadi beberapa bagian dan menciptakan neraka.

Hasil dari keputusan itu melibatkan Asheel, yang pada masa itu dia sudah hidup cukup lama di dunia itu, dengan demikian menghasilkan kekuasaan tak terlihat di mata orang-orang dan dijuluki sebagai makhluk abadi pertama.

Mereka, tidak, lebih tepatnya pria kuat itu yang merupakan orang yang Asheel paling mengenalinya dari dunia itu, meminta dia untuk meminjamkan kekuatannya agar dunia itu bisa terpecah belah menjadi beberapa bagian.

Tapi sebagai gantinya, pria kuat yang menjadi kenalan Asheel tersebut harus menjadi pasak dunia agar dunia tetap terhubung dan tidak runtuh dari akibat dia membagi dunia.

Pada saat itu, sebenarnya Asheel juga menggunakan setetes Energi Kekacauan untuk melakukannya. Kali ini, skalanya sangat jauh berbeda.

Energi Kekacauan yang digunakan akan sangat banyak hingga pada level yang menakutkan. Meski dia percaya pada Supreme One, dia masihlah khawatir.

"Sepertinya Oyaji sangat percaya diri bisa mencakup seluruh Abyss hanya dengan kekuatan otoritasnya itu." Asheel cemberut, berjalan menuju lift dan berniat naik ke lantai paling atas.

"Anda sudah diberitahu rencananya, Asheel-san?"

Saat itu, Asheel melihat Alyssa yang juga akan masuk ke lift. Dia mempersilahkannya masuk dan sedikit mengangguk padanya sebagai tanda sapa.

Saat pintu sudah tertutup, Asheel menjawab pertanyaan yang diajukan Alyssa sebelumnya:

"Ya, kurang lebih seperti itu."

"Kalau begitu, saya mendoakan keberhasilan Anda ke depannya." Alyssa sedikit membungkuk dengan sopan.

"Hei, hei. Kamu hanya memberi tekanan padaku." Asheel berkata dengan bercanda.

Alyssa tersenyum, "Tidak mungkin, saya juga sangat mempercayai Anda, lho."

"Oke, oke, sankyu~!" Asheel melambaikan tangannya dan keluar dari lift karena pintu telah terbuka.

Ini adalah lift kantor pencipta, hanya butuh hitungan detik untuk berpindah dari lantai ke lantai.

Sebelum pintu benar-benar tertutup, Asheel mendengar suara Alyssa lagi.

"Sekali lagi, saya mendoakan keberhasilan Anda."

Asheel hanya tersenyum dan keluar ke atap, berniat merokok di sana.

...

"Kau terlibat sesuatu yang besar lagi?"

Sera tertawa setelah melihat Asheel pulang ke rumah. Di depannya adalah Phina yang sedang dikeringkan dan dirapikan rambutnya karena baru saja mandi.

Sebenarnya, ini hanya satu hari setelah kepulangan keluarga kecil itu ke rumah mereka. Asheel bahkan belum sempat mengambil cangkul dan berkebun, tapi dirinya sudah dipanggil oleh Supreme One begitu saja.

"Jangan mengatakannya, memangnya salah siapa ini?" Asheel sedikit mendengus lalu duduk di sebelahnya.

"Hehe, aku yakin jika Ayah akan menemukan cara lain untuk membawamu terlibat meskipun aku tidak berinisiatif saat itu." Sera tersenyum kali ini, berhenti menertawakannya. Tapi setelah itu, dia mengerutkan kening saat melihat ekspresi Asheel begitu kusam. "Ada apa? Jangan bilang jika kau gugup atau sesuatu?"

Asheel menyangkalnya, "Aku sama sekali tidak gugup. Hanya saja ... aku memikirkan banyak hal akhir-akhir ini."

Mendengar itu, Sera lanjut tersenyum seolah sudah mengerti. "Akhirnya kau sadar."

Asheel hanya mulai memikirkannya dengan serius hal lain selain tentang Sera dan kesenangannya. Individu-individu yang pernah terlibat dengannya, yang menjalin pertemanan dan persahabatan dengannya, yang menghormatinya, serta yang melayaninya.

Ada beberapa orang yang terlibat dengannya tanpa Asheel melupakan keberadaannya. Sekarang, dia harus memikirkan ulang tentang mereka.