Bahkan sebelum Asheel sempat mengatakan apapun, Yasaka sudah terbang menuju tempat ledakan dengan kecepatan suara.
Asheel mendesah dan berbalik melihat pemandangan kota dari atas. Kyoto terkenal karena memiliki banyak situs bersejarah dan banyaknya kuil di sana serta merupakan ibu kota Prefektur Kyoto. Kyoto yang sarat dengan peninggalan budaya merupakan tujuan pariwisata budaya paling utama di Jepang.
Jadi untuk melindungi tempat ini, juga sebagai rasa terima kasih karena telah menyentuh, menggosok, dan mengelus ekor lembut Yasaka, Asheel akan terlibat dalam pertempuran malam ini! Ada semangat api di matanya saat memikirkan ekor Yasaka.
'Aku akan melindunginya, makhluk surgawi itu!' Asheel bersumpah pada dirinya.
"Jadi apa yang akan kita lakukan?" Sera bertanya saat dia juga memandangi aktivitas malam di bawah.
Asheel menoleh ke Albedo dan akan memberinya perintah, tapi melihat Albedo sedang menghubungi seseorang, dia menundanya.
"Asheel-sama, Demiurge menghubungi saya bahwa dia telah memasang penghalang di sekitar kawasan festival. Penghalang akan memungkinkannya menahan seseorang dari penggunaan mana, juga bisa digunakan untuk mengendalikan sebagian mana di dalam penghalang." Albedo melaporkannya saat dia berubah menjadi profesional.
"Kerja bagus." Asheel mengangguk dan memerintahkan, "Kalau begitu Albedo, sekarang kamu kamu harus pergi menyusul Yasaka dan membantunya. Kamu boleh menggunakan kekuatanmu sekarang."
Albedo terkejut dengan perintahnya karena harus membantu wanita jalang yang terus merayu Tuannya.
"Tapi, Asheel-sama. Saya harus mengikuti Anda sebagai perisai jika terdapat situasi yang membahayakan!"
Albedo tidak diberi tanggapan oleh Asheel Saat dia melihatnya, Asheel hanya memberi tatapan yang dalam. Dengan enggan, dia hanya bisa mengangguk dan mematuhinya.
"Maafkan saya, Asheel-sama. Saya akan menjalankan perintah Anda setelah membuat persiapan."
Albedo berbalik dan akan mempersiapkan segalanya. Sementara Asheel hanya mendesah saat melihat punggungnya, dia hanya ingin Albedo san Yasaka menjadi akrab, tidak ada maksud lain.
Asheel lalu berbalik menuju keluar ruangan, "Ayo pergi, Sera."
Sera menghela nafas dan mengikutinya. Dia tidak mempertanyakan Asheel dan akan selalu mempercayainya. Lagipula, dia adalah wanitanya, dan dia juga telah bersama Asheel sejak dia masih balita. Dia bertanya-tanya bagaimana dia bisa jatuh ke pelukannya. Menggelengkan kepalanya, dia tidak terlalu memikirkannya dan hanya bisa merasa bersyukur.
Setelah Albedo pergi, Asheel dan Sera memberitahu yang lainnya untuk bersiap-siap pergi ke festival. Mereka terlebih dahulu mengucapkan omong kosong tentang ledakan itu.
Membicarakan festival, masing-masing dari mereka merasa bersemangat. Tentu saja, karena mereka juga akan menonton kembang api, mereka semua mengenakan yukata yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Asheel menunggu mereka selesai mempersiapkannya saat dia memakan sate tusuk tepat di depan hotel. Dia duduk sambil makan dengan nyaman.
Asheel sekarang mengenakan yukata hitam longgarnya yang biasa. Bagian dadanya dibiarkan terbuka, memperlihatkan tatto di dadanya. Dia juga menggunakan geta sebagai alas kakinya.
Setelah itu, Aura dan Mare datang mengenakan yukata kembarnya yang coraknya terdiri dari warna hijau dan biru.
Asheel mengangguk pada mereka dan harus mengakui bahwa mereka sangat manis saat ini.
"Asheel-sama, saya tidak melihat Demiurge dimanapun. Apakah Anda tahu sesuatu?" Aura bertanya saat dia mendekatinya.
"Beberapa saat yang lalu, Demiurge menemuiku dan mengatakan bahwa dia tertarik dengan beberapa Youkai. Sekarang dia sedang pergi menyelidikinya. Dia akan kembali nanti karena dia juga memiliki urusan di festival."
Asheel merasa bersalah saat dia berbohong kepada bawahannya, apalagi saat mereka berdua sangat manis. Dia hanya mengatakan setengah kebenaran dan setengah lainnya adalah omong kosong.
Mengetahui Demiurge mencoba untuk berguna pada Asheel, bagaimanapun mereka juga tidak mau kalah.
"Ano... etoo... aku juga akan bekerja keras, Asheel-sama!"
Asheel hanya tersenyum dan menepuk kepalanya, "Cukup berada di sisiku sudah cukup untukmu, Mare. Hal itu juga berlaku untukmu, Aura."
Mereka berdua senang saat ditepuk dan menunjukkan senyuman bahagia di wajahnya.
Beberapa saat kemudian, Sera datang dan berjalan ke arahnya. Dia mengenakan yukata merah dengan corak salju, dan obi kuning yang mengikatnya. Warna kimononya sangat cocok untuk warna matanya yang merah darah.
Dia berjalan langsung ke Asheel dan memluk lengannya. Seperti biasa, dia lalu menggodanya.
"Bagaimana penampilanku, apakah sudah cocok untuk standarmu? Apakah kamu sudah terangsang? Bagaimana jika kita melakukannya saat mengenakan kostum ini nanti malam?"
Asheel tersenyum padanya dan mencium keningnya, lalu membawanya ke pelukannya.
"Ide bagus untukmu, tapi kita harus menyelesaikan masalah ini dulu, oke? Baru saat itu aku tidak akan membiarkanmu tidur."
"Fufu, sangat jahat di telingaku." Sera terkekeh saat mendengarnya dan entah bagaimana dia sangat bersemangat saat memikirkannya.
Kemudian, para Pleiades datang satu persatu dan seperti biasa, Asheel harus memujinya terlebih dahulu. Dia tidak menganggapnya merepotkan, malah senang karena album fotonya akan semakin tebal.
Mengeluarkan kamera, dia memotret para gadis dari berbagai sudut. Sementara itu, mereka malu karena harus melakukan pose-pose aneh dalam prosesnya. Tapi mereka senang jika itu juga membuat Asheel senang.
Sungguh pemikiran yang sederhana jika Asheel memikirkannya.
"Ngomong-omong, dimana Albedo-sama?" Narberal melihat sekeliling dan tidak melihatnya dimanapun. Yang lain juga mencarinya tapi tidak menemukannya.
"Mungkin Albedo-sama masih bersiap," kata Yuri sambil tersenyum manis kepada saudaranya.
Asheel harus merasakan perasaan bersalah lagi saat dia membuat kebohongan kepada mereka.
"Jangan khawatir, dia sedang bertemu dengan pemimpin Youkai wilayah ini dan sedang membicarakan beberapa hal."
Semuanya mengangguk mengerti dan tidak mempermasalahkannya sejak kata-kata itu datang dari Tuan mereka.
Rasanya salah saat melihat kepercayaan yang terpampang di wajah mereka. Asheel bertanya-tanya apakah dia seorang pemimpin yang baik, padahal dia tidak selalu memimpin. Bisa dibilang, dia cukup mahir dalam kebohongan sejak dia harus berusaha membodohi ayahnya. Dia menggelengkan kepalanya dan tidak bisa terus memikirkan hal itu.
"Kalau begitu, ayo pergi!"
...
Beberapa saat sebelumnya, Yasaka terlihat sedang terbang dengan kecepatan yang sangat cepat menuju kediamannya. Perasaan khawatir dan cemas terus menerus muncul di hatinya. Dia sangat ingin menggunakan kekuatannya untuk terbang lebih cepat, tapi itu akan membuat area sekitarnya terpengaruh jadi dia harus menahannya.
Setelah beberapa saat, dia sampai di kediamannya. Hal yang menyambutnya adalah bangunan yang hancur. Dia buru-buru melihat sekeliling dan mencari apakah ada yang masih hidup, tapi semuanya sudah penuh dengan darah. Bahkan semua penjaganya sudah tidak sadarkan diri.
Dia terus mencari korban yang masih sadar dan akhirnya merasakan seseorang yang bernafas dengan tidak teratur dengan matanya yang masih terbuka.
Saat didekati Yasaka, dia menyadarinya dan ingin bangkit tetapi lukanya terlalu parah untuk bergerak. Dia hanya bisa menatap ke arahnya.
"Nyonya..."
"Berhenti bergerak, kamu terluka parah." Yasaka mencoba menenangkannya dan membaringkan tubuhnya di tanah terbuka. "Tunggu sebentar, aku akan menyembuhkanku."
Yasaka memanipulasi chakra atau aura di sekitarnya dan mengubahnya menjadi mantra penyembuh. Dia sebagai rubah berekor sembilan sangat ahli menggunakan Youjutsu dan Senjutsu. Melakukan hal-hal itu termasuk hal sepele baginya. Tapi dia tahu bahwa bukan saatnya untuk berpuas diri. Dia masih harus menemukan anaknya, Kunou. Dalam hatinya, dia bersumpah untuk menghancurkan orang yang melakukan ini padanya. Mungkin dia tidak akan bisa mengendalikan diri jika terjadi apa-apa pada anaknya.
"Tuan putri.. dia berhasil melarikan diri bersama pelayannya... Nyonya.. musuh masih disini.. tolong berhati-hati..."
Menemukan diri dalam kenyamanan setelah disembuhkan, dia pingsan karena tidak bisa bertahan lebih lama lagi.
Yasaka berdiri dan menemukan sekelilingnya telah hancur menjadi puing-puing. Dia akan mencari di sekitar tapi dia merasa sesuatu akan mendekatinya dengan kecepatan yang sangat cepat. Tanpa ragu-ragu, dia menghindar dan melompat mundur darinya.
*BOOOOM!*
Seperti yang dia duga, seseorang telah menyerangnya dari belakang. Dia mendongak dan melihat siluet terbang di atasnya.
"Hahahaha, akhirnya kamu muncul juga, Yasaka! Kali ini aku tidak akan gagal sepeti pendahuluku, aku akan menjadi pemimpin barat yang baru!"