webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
289 Chs

Kondisi tertentu pada Asheel

Sore hari.

Saat langit telah memerah karena matahari yang akan terbenam, Sera membuka matanya. Dia bangkit dan mengulet, dengan rambut dan pakaian yang acak-acakan.

Melihat sekeliling, dia bisa melihat jika Asheel masih tidur di sampingnya. Tapi, dia merasa aneh karenanya.

"Posisi tidurnya tidak berubah..." Dia mengamatinya sejenak sebelum matanya membelalak. "Apa mungkin...?"

Dia buru-buru mendekati Asheel dan memindainya. Dia sedikit terkejut setelah mendapat kesimpulan.

"Kondisi ini ... tidak salah lagi. Ini adalah saat dia tidur dan menyesuaikan Inti Kekacauan-nya. Tapi aku yakin ini belum waktunya..."

Tangannya lalu bergerak dan membelai wajahnya, mengusapnya, dan memainkannya.

"Asheel..."

Pipinya memerah saat tangannya menyentuhnya. Sentuhannya akhirnya turun melewati dadanya yang terbuka. Dia berhenti sejenak dan mendekat, akhirnya posisi tubuhnya berada di atas tubuh Asheel.

"Ahh ... semoga kamu mendapat tidur nyenyak..."

Tangannya mengangkat kepala Asheel dan mendekatkannya ke dadanya sehingga dia bisa memeluknya.

"Kali ini, aku akan melindungimu dan menjagamu hingga kamu pulih. Jangan khawatir..."

Dia berbicara sendiri saat ekspresinya menunjukkan kasih sayang yang sangat terlihat di wajahnya.

"...Aku akan memelukmu setiap malam, sehingga kamu bisa merasakan kehangatanku dalam tidurmu."

Wajahnya menunjukkan senyuman dengan pipinya yang masih merona.

Setelah puas dengan semua sentuhan itu, dia akhirnya bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Kemudian, dia pergi ke dapur untuk memasak makan malam.

Dalam perjalanan, dia menjadi memikirkan beberapa hal.

"Pada akhirnya, aku masih menginginkanmu untuk terus memperhatikanku..." dia mencela dirinya sendiri, lalu menepukkan pipinya dan tersenyum. "Huh, itu wajar karena akulah yang paling mencintaimu."

Dia bergumam dan bersenandung dengan gembira saat berjalan.

Dengan senyuman di wajahnya, dia mengenakan apron dan mulai memasak. Dia memasak hidangan sederhana untuk tiga orang karena tahu jika Asheel tidak akan bangun dalam waktu dekat.

Setelah mempersiapkan semuanya di meja makan, dia melangkah keluar untuk memanggil Merlin dan Ophis yang sedang bermain di ruang tengah.

"Ah, Sera-nee sudah bangun!" Merlin segera berseru setelah melihat Sera.

Ophis yang sedang menonton TV juga menoleh ke arahnya. Galla menaruh semua fokusnya ke TV dan menontonnya dengan kagum karena ini adalah pertama kalinya dia melihat benda modern seperti TV.

Isinya pun tentang dunia lain yang tidak dia ketahui. Karena itu, dia tidak memperhatikan Sera bahkan setelah Merlin berteriak di dekat telinganya.

Jangan tanya bagaimana TV itu bisa tersambung setelah mempertimbangkan jika dunia ini masih kolot dan tidak ada listrik. Dengan keberadaan Sera di sekitar, dia pasti telah menambahkan beberapa hal pada rumah ini mengingat dia adalah hikikomori yang tidak bisa hidup tanpa internet.

"Makan malam sudah siap!" Sera langsung berkata setelah melihat mereka.

"Kamu yang memasak, Sera-nee?" tanya Merlin dengan penasaran karena biasanya memasak adalah tugas Asheel.

"Ya, mulai sekarang aku yang memasak. Jangan berharap terlalu banyak." Sera terkekeh saat menjawab.

"Tidak mungkin, aku yakin masakan Sera-nee juga pasti enak!" Merlin menyangkalnya.

"Ya, ya. Ayo makan malam bersama."

"Baik!"

Merlin lalu menarik Galla membuat yang terakhir merengek dan mengikuti Sera dengan Ophis di belakangnya.

Ophis sepertinya juga menikmati suasana keluarga yang akhir-akhir ini dia rasakan. Dia sudah sepenuhnya menganggap Asheel dan Sera sebagai saudaranya.

Tapi entah bagaimana, dia juga merindukan saudaranya yang lain yaitu Yukane.

Setelah sampai di ruang makan, Merlin dan Ophis bingung karena tidak ada seseorang yang mereka harapkan berada di sana.

"Di mana Asheel?" tanya Merlin.

Sera menghela napas mendengar pertanyaannya. Dia lalu menjawabnya dengan ekspresi rumit, "Asheel masih tidur."

"Oh," Merlin tidak terlalu banyak berpikir dan langsung duduk di kursi, mengira jika Asheel hanya kelelahan setelah semua yang terjadi hari ini.

Ophis, yang masih menampilkan ekspresinya yang tabah, telah memperhatikan ekspresi Sera selama ini dan tahu jika ada yang salah dengan saudaranya.

Saat dia masih terus berpikir, suara Galla memotong pikirannya.

"Hei, dimana makananku?"

Galla berkata karena di meja makan, hanya ada tiga piring dan tidak ada makanan untuknya.

"Oh, aku lupa jika kamu ada disini." Sera menunjukkan ekspresi pura-pura terkejut, tapi sebenarnya dia sudah benar-benar melupakan kehadiran Galla di rumah ini. "Bukankah kamu Iblis yang agung, kenapa harus makan seperti manusia?"

"Uhh...!" Biasanya Galla akan langsung mengumpat dengan marah, tapi wanita di depannya sangat menakutkan, jadi dia tidak berani mengeluarkan kata-kata kotor dari mulutnya.

"Aku lapar, aku juga butuh makan!" Meskipun dia takut kepada Sera, bukan berarti dia harus bersikap sopan dan formal di depannya. Dia masih berani untuk mengeluh padanya.

Sera hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju kulkas. Dia menyiapkan piring lebar dan cekung, lalu mengeluarkan sesuatu dari kulkas, dan menaburkan isinya ke dalam piring.

Dia lalu membawanya ke hadapan Galla.

"Ini," Sera hanya mengatakan itu sebelum kembali ke kursinya.

Galla menatap makanan itu sejenak dan bibirnya bergerak-gerak karena kesal.

Dia dengan ragu bertanya pada Sera, "Kenapa kau memberiku makanan anjing?"

"Kamu bukan?" Sera memiringkan kepalanya. Dia sebenarnya sedikit terkejut karena Galla bisa tahu jika itu adalah makanan anjing. Bagaimanapun, dunia ini masih kolot dan tidak ada yang repot-repot memelihara anjing rumahan.

"Aku bukan!" Galla menyentak dengan kesal. Bukan hanya dirinya dikutuk menjadi hewan berbulu dan dipaksa tunduk kepada seorang gadis kecil, sekarang dia diperlakukan seperti anjing.

Ini adalah pertama kalinya dia mendapat perlakuan seperti itu.

"Lalu makanlah, apakah kamu ingin aku memanaskannya?" Sera bertanya dengan main-main. Senyum ejekan itu tidak bisa disembunyikan di wajahnya.

"Aku tidak butuh!" Galla menyentak lagi dan akhirnya mendekatkan mulutnya ke piring berisi makanan anjing itu dengan enggan.

Menggunakan ekornya untuk mengambil sereal itu dan melemparkannya ke mulutnya, dia terkejut setelah memakannya.

"Enak!" Matanya berbinar dan ekornya bergerak dengan cepat saat mengambil sereal demi sereal ke mulutnya.

"Enak sekali! Apa ini...?" Dia berseru dengan kaget karena rasanya yang sangat menakjubkan.

"Itu makanan anjing," jawab Sera sederhana.

"Tapi kenapa enak sekali?!" Galla menatapnya dengan penasaran.

"Jangan terlalu dipikirkan, semua bahan-bahan di rumah ini berkualitas tinggi," kata Sera di sela-sela makannya.

Setelah menelan nasi lain, dia tiba-tiba berkata, "Oh, benar juga. Aku akan memberitahu kalian sesuatu."

"Apa itu?" Merlin berkata tanpa sadar sambil mengunyah makanannya.

"Asheel akan tidur selama berbulan-bulan."

Masih mengunyah makanannya, dia masih tidak memperhatikannya. Hanya setelah beberapa saat mengunyah, matanya berkedip-kedip dan dia terkejut.

"APA ?!"

Tangannya mendobrak meja saat dia buru-buru bertanya, "Apakah sudah waktunya?!"

Sera mengangkat alis mendengar pertanyaannya. Setelah minum seteguk air, dia menjawab, "Kamu tahu itu, Merlin-chan. Tapi ini bukan waktunya. Aku tidak tahu akan butuh waktu berapa bulan Asheel akan bangun, tapi yang pasti kali ini bukan waktunya karena proses penstabilan yang sebenarnya akan membutuhkan waktu beberapa milenial lamanya."

Ekspresi Merlin menjadi murung, tapi dia masih bertanya, "Apakah dia akan baik-baik saja?"

Sera tersenyum, "Terima kasih telah mengkhawatirkannya, tapi aku yakin dia akan baik-baik saja."

"Begitu..." Merlin menundukkan kepalanya dengan sedih dan terus memakan makanannya. Suasana ceria sebelumnya telah menghilang dan digantikan dengan ketenangan yang mengandung kegelisahan.

"Kalau begitu, aku akan mandi terlebih dahulu. Tolong taruh piringnya di cucian kalau sudah selesai."

Sera bangkit dan menaruh piringnya sendiri di wastafel, setelah itu dia berjalan menuju kamar mandi.

Bab yang membosankan, aku tahu itu~

Thx

Nobbucreators' thoughts