webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
289 Chs

Keraguan dalam memilih Keputusan

"Kurasa, aku harus menggunakan rencana awalku..."

Zerdite sudah merasa pasrah dengan keadaannya saat ini. Rencana awalnya seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dia akan merobek ruang Omniverse secara paksa agar menimbulkan kerusakan yang besar, sehingga Alam Kekacauan bisa menyerang secara alami.

Tapi mempertimbangkan jika orang yang akan dilawannya saat ini adalah Penguasa Kekacauan, yang mana memiliki kekuatan untuk memanfaatkan Alam Kekacauan, menggunakan cara yang sama hanya mengundang kematian untuk diri sendiri.

Namun dia harus bertaruh!

Pertaruhan apakah Penguasa Kekacauan akan peduli dengan Omniverse atau tidak, jika memang demikian, dia bisa mengulur waktu untuk kabur melalui pintu utama.

Tapi seseorang seperti Penguasa Kekacauan pasti mendambakan kehancuran, yang membuat dia tidak yakin apakah ini akan berhasil atau tidak. Sejak awal, presentase keberhasilannya sudah dibawah 30%, yang angka itu sudah sangat sedikit.

Ini adalah pengalaman pertama Zerdite Ollgod, yang sejak lahir hidupnya serba berkecukupan, mengalami situasi yang membuatnya bergantung pada ketidakyakinan.

Tapi dipikirannya saat ini, Zerdite seperti sedang melupakan sesuatu yang penting, namun dia tidak tahu apa itu...

Memikirkannya hanya membuat kepala pusing, dia memutuskan untuk memastikan harapan terakhirnya sebelum membuangnya jika memang benar-benar tidak berguna.

Menggenggam Inti Kekacauan dengan erat, dia mengedarkan energinya sekali lagi. Seperti sebelumnya, energinya hanya distabilisasikan, dan tidak terjadi apapun yang spesial.

Dia tidak terhubung dengan Alam Kekacauan, dia tidak mengalami peningkatan kekuatan, dan dia tidak merasakan apa-apa lagi.

Semuanya biasa.

Meliriknya untuk terakhir kali, dia memutuskan untuk menghancurkannya setelah mengira jika benda ini memang palsu. Tapi tidak peduli berapa banyak tenaga yang dia kerahkan, Inti Kekacauan tidak mengalami kerusakan sedikitpun.

Zerdite mengerutkan kening, tidak menyangka jika benda ini ternyata sangat keras dan sulit dihancurkan. Menyadari keterbatasan waktu, dia memutuskan untuk membuangnya.

BAM!

Dia membantingnya dengan keras ke tanah, melampiaskan sebagian besar amarahnya. Tapi...

Bip! Bip!

Aura yang sangat menakutkan tiba-tiba meledak di belakangnya, membuatnya sangat ketakutan. Dia seperti diterjang oleh tsunami saat dia dalam keadaan telanjang di punggungnya.

Auranya sangat mengerikan saat dia merasa tubuhnya bisa runtuh kapan saja jika dia salah mengambil langkah.

Banyak keringat menetes di dahinya, kepalanya tidak berani menoleh ke belakang, merasa seperti akan mati jika dia secara paksa melihat hal yang seharusnya tidak dia lihat.

"Inti Kekacauan-nya, bereaksi....!"

Senyum kegembiraan membelah wajahnya dibarengi dengan aura mengancam.

...

Asheel yang sangat mengkhawatirkan Sera di setiap detiknya, ekspresinya tiba-tiba jatuh saat merasakan jika aura Istrinya itu tiba-tiba lenyap, seolah menghilang dari muka bumi.

Kemudian, dia secara mendadak menarik pandangannya ke atas, merasakan fluktuasi kekuatan ruang yang sangat menakutkan. Aura itu meluas menutupi seluruh dunia selolah sedang membangun sangkar untuk mengurung orang-orang didalamnya.

Mungkin orang lain tidak bisa mendeteksinya karena kekuatan yang dirasakannya itu sulit ditemukan, tapi dia yang sudah akrab dengan tanda tangan auranya langsung bisa merasakannya. Terlebih lagi, mungkin orang yang melakukannya adalah orang yang sama yang menguasai wilayah ini.

Itu tidak salah, kekuatan itu memang milik penguasa asli teritori ini.

Saat ini, dia bahkan kesulitan untuk keluar jika dia tidak memaksanya menggunakan kekuatannya.

D benar-benar telah bergerak!

Perpindahan Sera yang seolah-olah telah menghilang itu pasti perbuatan D! Juga, kekuatan yang saat ini sedang menutupi seluruh dunia tempat dia berada juga merupakan kekuatan D!

Bagaimanapun, dia sedang menginjakkan kaki di teritorinya, tidak seperti sebelumnya saat dia menghancurkan semuanya saat dia berada di luar teritorinya.

"Kekuatannya benar-benar menakutkan...!" Asheel menjadi sedikit khawatir saat ini.

Kekuatan D juga mengandung «Void» milik Sera, hanya sifatnya yang berbeda. Keduanya sangat ahli dalam sihir ruang, tapi pengguaan yang digunakan keduanya juga berbeda.

Jika Sera lebih ke memaska objek kembali ke ketiadaan yang dia biasa melakukannya melalui media ruang, D membangun ruang tanpa batas menggunakan kabut gelapnya. Lebih dari itu, setiap keanggunan dan nafasnya mengandung kekuatan yang sangat menakutkan.

Bahkan Asheel mengakuinya sendiri jika D adalah orang yang lebih merepotkan dibandingkan Sera jika diumpamakan keduanya sebagai lawan.

Seolah belum cukup sampai disitu, Asheel kemudian merasakan kekuatan yang mana aura kekuatan itu sangat akrab baginya, bahkan lebih akrab dari milik D sebelumnya!

"Aura Kekacauan, bereaksi dengan orang lain selain aku...?!" Asheel mengatakannya dengan tatapan menarik di wajahnya. "Mungkinkah itu Inti Kekacauan milikku yang bereaksi setelah terpisah lama dariku?"

"Semua otoritas Alam Kekacauan sudah kupindahkan ke Big Tree, apakah Inti Kekacauan teresapi kekuatan otoritas setelah lama menempel padaku?"

Sekarang, minat Asheel lebih terusik daripada sebelumnya.

"Aku akan tahu setelah melihatnya sendiri."

Setelah kalimat itu jatuh, tubuh Asheel menghilang saat muncul kembali jutaan mil jauhnya dari koordinat awal. Dia saat ini sudah mengambang di langit merah Kota Bloodsteal, tepat di atasnya.

Melihat ke bawah, dia melihat badai energi yang mengamuk tak terkendali, hampir menyapu seluruh kota sepenuhnya. Bahkan kota itu hampir tak terselamatkan.

Para Iblis segera melindungi diri mereka dengan menciptakan pelindung merah disekitar tubuh mereka, yang mana tindakan itu bisa sedikit mempertahankan keseimbangan mereka agar tidak ikut terseret.

Dengan kacaunya energi yang mengalir di seluruh kota, para Iblis berjuang agar tidak tersedot ke dalam badai. Tapi beberapa tidak bisa menyelamatkan diri, sebagian besar adalah golongan Iblis yang lebih lemah.

Melihat ini, Asheel mengernyitkan dahinya, merasa sedikit tidak nyaman. Berbagai macam perasaan kegembiraan yang dia rasakan beberapa bulan terakhir tenggelam karena dia merasakan berbagai emosi baru saat ini.

Seperti, rasanya dia tidak suka saat melihat para Iblis menderita.

Apakah itu karena mereka pernah menjadi rakyatnya?

Asheel tidak tahu, tapi perasaan ini semakin tidak nyaman semakin lama jika dia hanya menonton. Berniat melegakan perasaan di hatinya, Asheel memutuskan untuk bergerak.

Akar pohon gelap berwarna alam semesta segera keluar dari retakan di tubuhnya, memanjang dan mengakar pada kehampaan ruang di sekitarnya. Seolah ruang telah terhubung ke dalam dirinya, tiba-tiba energi yang berputar secara menakutkan di kota itu segera menjadi lebih tenang secara perlahan.

Untuk menstabilkan Aura Kekacauan yang mengamuk, Asheel tidak bisa langsung melakukannya dalam sekejap. Butuh setengah menit baginya untuk menyelesaikam semuanya.

Bagaimanapun, dampak kekacauannya mencakup seluruh dunia.

Tapi itu hanya Aura Kekacauan, bukan Energi Kekacauan yang asli.

Mengendalikan Aura Kekacauan sudah membuat orang bisa menyaingi para Dewa, apalagi Energi Kekacauan.

Buktinya Meliodas, meski berkat yang dia terima hanya setetes dari esensi aslinya, dia sudah mampu mengungguli Ayahnya, yang seorang Raja Iblis, juga merupakan salah satu Dewa di Britannia.

Aura Kekacauan yang dikandung Zerdite sangat menakutkan, mengandung kekuatan otoritas, kekuatannya mampu mempengaruhi seluruh Omniverse, bahkan mengendalikan Alam Kekacauan.

Meski kendali yang bisa dia pegang terhadapnya hanya sedikit, tapi kesedikitan itu sudah mampu mengguncang seluruh Alam.

Energi Kekacauan tidak bisa dioperasikan di Omniverse, bahkan untuk Asheel, paling tidak dia hanya bisa menahan diri dan mengeluarkan semuanya di celah Omniverse atau ketiadaan awal.

Seperti yang dia lakukan dalam pertarungannya melawan Meido, yang dampaknya sendiri mampu meruntuhkan beberapa persen dari luas Omniverse, yang lebih banyak dari rencana awal Supreme One mengorbakan secuil bagian Omniverse untuk Asheel membantunya mendaur ulang dimensi.

Jika tidak, hasilnya pasti sudah seperti saat dia berjalan-jalan di High Abyss menggunakan wujud humanoid raksasanya. Setiap langkahnya mewujudkan kehancuran, dengan satu pijakan menghancurkan dimensi, dan beberapa pijakan mewakili kepunahan kosmik.

Doomland berada di teritori Abyssal, yang mana aturan kekuatan didalamnya sangat jauh lebih kuat dibandingkan High Abyss. Bahkan Energi Kekacauan mampu ditanggungnya.

Bagaimanapun, D masih salah satu Dewi Omniverse terkuat. Sama seperti Sera yang mampu meniadakan Energi Kekacauan dengan mudah.

Kembali ke keadaan saat ini, Kota Bloodsteal tidak bisa lepas dari kehancuran yang tak terelakan. Lagipula, Penguasa Kekacauan masih dalam keraguan apakah akan menyelamatkan rakyatnya atau tidak.

Seluruh adegan yang dia lakukan juga sedang ditonton oleh D, membuat Asheel semakin ragu-ragu.

Tapi dia tahu jika perasaan-perasaan itu tidak bisa dia tunjukkan di wajahnya. Lagipula, dimana wajahnya akan tampil lagi saat semua orang tahu jika Penguasa Kekacauan masih memiliki belas kasih dan mudah dipengaruhi oleh emosi?

Yah, selama Asheel masih mempedulikan harga dirinya, sih ...

Tapi sebagai orang yang prestisenya telah jatuh ke bawah, dia kebanyakan tidak mempedulikannya...