webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
289 Chs

Kediaman Yasaka

"Sudah selesai, kah?"

Asheel melihat ke atas. Dia saat ini sedang bersama Sera, Aura, Mare, Shizu dan Kunou yang digendong, bersama-sama berkeliling di sekitar festival. Kembang apinya belum dimulai dan mereka sedang mencari tempat untuk menontonnya.

Asheel bertemu dengan Shizu yang sedang bermain tembak-tembakan berhadiah. Setelah mendapat senjata mainan yang digantung di punggungnya, dia memutuskan untuk mengikuti Asheel.

Shizu adalah orang yang pendiam, tapi dia bisa berinteraksi dengan baik dan sangat ahli membaca ekspresi seseorang. Dia saat ini mengenakan yukata putih dengan motif buah, penutup mata kirinya diubah menjadi gambar hamster, di punggungnya dia menggunakan senapan mainan. Tangannya pun penuh untuk memeluk seekor hamster besar berbulu putih itu.

[img] <--

Asheel tidak banyak bicara tentang itu, bahkan jika seseorang melihatnya mereka pasti akan berpikir jika gadis ini Chuunibyou atau apa.

"Asheel-sama!"

Dia mendengar suara yang sangat akrab berteriak dari kejauhan. Dia melihat Albedo berlari ke arahnya dan melompat ke pelukannya. Dia menepuk punggungnya saat kepala Albedo tenggelam di dadanya.

"Hmm... hmm.. walaupun hanya sebentar, aku sangat merindukan bau ini." Albedo mengendus-endus di dadanya saat wajahnya memerah.

"Asheel-sama, saya sudah melakukan tugas Anda. Rubah peliharaan Anda yang baru sedang mengurus sisanya."

Telinga Shizu berkedut saat mendengarnya, dia lalu menatap ke arah Asheel.

*tatap* "Jiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..."

"Apa?" Asheel memiringkan kepalanya ke Shizu.

*tatap* "Jiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...."

"Apa kamu ingin melihat rubah?"

Angguk, angguk!

Shizu mengangguk saat cengkeramannya pada hamster menguat membuat hewan malang itu meronta-ronta.

Asheel menghela nafas dan hanya bisa menurutinya, dia lalu menunjuk ke Kunou yang sedang digendong Sera. "Kamu lihat anak itu, yang akan kita temui adalah induknya."

Shizu menatap Kunou sebelum mengangguk ke arah Asheel, dia lalu berjalan ke anak kitsune itu sebelum mengelus-elus rambutnya.

"Asheel-sama, apakah Anda akan menemuinya?" tanya Albedo sambil menarik lengannya.

"Bagaimana menurutmu?" Asheel kembali bertanya.

"Saya tidak keberatan, ada beberapa hal yang harus saya bicarakan dengannya juga."

"Baguslah," Asheel tersenyum dan menepuk kepalanya.

"Apakah Anda akan membuatnya menjadi wanita Anda juga?" Albedo bertanya tanpa mempedulikan situasinya. Dia tahu sebagai pemimpin tertinggi, dua wanita tidak akan cukup untuknya, dan dia juga tidak keberatan untuk berbagi. Dalam hatinya, Sera sudah diputuskan posisinya sebagai istri utama. Sera pasti akan sangat senang jika dia mendengar pikiran Albedo.

Asheel tersedak saat dia batuk beberapa kali setelah mendengar perkataan Albedo. Sera menoleh dan menatapnya dengan tajam saat mendengar kata 'wanita', Aura dan Mare juga menatapnya dengan rasa ingin tahu, bahkan tangan Shizu berhenti mengelus saat menatapnya tanpa ekspresi.

Tapi itu semua hanya sesaat sebelum semuanya kembali normal. Mereka semua melakukan aktivitasnya masing-masing setelah mengetahui itu adalah percakapan mereka berdua. Setelah Albedo menyatakan diri sebagai wanitanya, posisinya naik ke tingkat yang lebih tinggi di mata bawahannya.

"Apakah saya mengatakan sesuatu yang salah?" Albedo memiringkan kepalanya sambil menatapnya dengan polos.

'Itu berbahaya!' Asheel tentu saja tidak mengatakannya. Dia terbatuk lalu berkata, "Tidak, Albedo. Ngomong-ngomong, apakah kamu sudah mendengar ceritaku dari Sera?"

"Belum," Albedo menggelengkan kepalanya.

"Seharusnya kamu mengerti setelah dia memberi tahu kamu." Asheel kemudian mengamatinya sebelum mengganti topik, "Ngomong-ngomong, kamu saat manis dengan pakaianmu, Albedo."

Menepuk kepalanya dengan lembut agar tidak mengacaukan rambutnya, dia mendapat senyuman senang darinya.

Albedo saat ini mengenakan yukata putih dengan motif bunga, obi merah, dan haori hitam yang menutupi lengannya. Membiarkan tanduknya terkekspos, dia menghiasinya dengan mawar merah dan kuning.

[img] <--

"Terima kasih, Asheel-sama." Albedo mengangguk dengan malu-malu. Dia menjadi berpenampilan anggun setelah Asheel menghapus pengaturannya yang mengatakan 'dia adalah seorang jalang'.

"Seharusnya, semua orang sudah berkumpul sekarang. Ayo ke sana dan menonton kembang api!"

...

Keesokan harinya.

"Apakah ini tempatnya?"

"Benar, Asheel-sama. Sepertinya telah diperbaiki setelah pertempuran malam sebelumnya."

"Itu benar-benar membuat suasana menjadi unik."

Di depannya adalah rumah tradisional jepang yang sangat besar. Dindingnya sendiri membentang dari pojok ke pojok. Hanya dari kejauhan saja, orang bisa melihat rumah besar ini dan atapnya yang melengkung secara unik. Rumahnya terbuat dari kayu, dengan halaman depannya sangat luas.

Saat berjalan di halaman, mereka bisa melihat lentera kayu yang tersusun di pinggir. Pohon sakura juga terlihat di sudut, menghiasi halaman dengan daunnya yang berguguran. Berbagai panjaga berdiri di depan gerbang sambil meletakkan kedua tangannya di punggung.

"Silahkan masuk, Nyonya sedang menunggu Anda di dalam."

Penjaga itu membungkuk ke arah mereka. Asheel dan yang lainnya masuk dan di sambut dengan pemandangan di halaman.

'Aku akan terlihat seperti Yakuza jika mempunyai rumah seperti ini.' Asheel berpikir sendiri di benaknya sambil mengingat tato di tubuhnya.

Setelah itu seorang pelayan datang, dia juga membungkuk saat melihat Kunou di tangan Sera.

"Saya akan membimbing Anda ke tempat Nyonya."

Mereka dibimbing di lorong yang dipenuhi dengan lukisan. Jika itu orang biasa, mereka tidak akan percaya jika tempat ini adalah sebuah reruntuhan sebelumnya. Bangunan ini baru saja hancur akibat hasil dari pertempuran. Tapi itu semua sudah beres dan Yasaka sepertinya juga mendapat beberapa pelayan di sisinya.

Mereka sampai di ruangan luas yang berlantaikan tatami. Ruangan ini cukup terbuka saat pilar-pilar di pinggir menopang atap. Dari pintu masuk, mereka bisa melihat kolam besar dan paviliun sebagai latar.

Selain membangun ulang bangunan, mereka sepertinya juga memperbaruinya.

Di tengah ruangan terdapat kecantikan berambut emas yang menanti mereka. Dia mengenakan kimono kuning yang tidak terlalu formal, seperti biasa bagian pundaknya dibiarkan jatuh sehingga memperlihatkan dua gunung fuji yang hampir keluar dari batasnya.

"Kita bertemu lagi, Yasaka."

"Ya, aku sudah menanti kalian. Apalagi saat anakku berada di tangan kalian." Yasaka menatapnya sebelum menoleh ke anak yang di gendong Sera. "Kunou!"

"Mama!"

Sera menyerahkan Kunou ke Yasaka dengan enggan, yang bahkan terlihat di wajahnya. Asheel menggelengkan kepalanya dan segera duduk di hadapannya.

Mereka semua duduk di posisi seiza. Asheel dan Sera bersebelahan dengan Yasaka berhadapan dengannya. Sedangkan Guardian Floor dan Pleiades berada di belakang Supreme Being mereka.

"Aku merindukanmu, Kunou. Aku senang kamu baik-baik saja. Maaf, karena kecerobohanku kamu harus mengalami kejadian seperti itu."

Yasaka memeluk erat Kunou dengan air mata yang mengalir deras. Dia memeluknya seolah-olah takut kehilangannya lagi. Menyeka air matanya, pandangannya tertuju pada Asheel dan yang lainnya.

Dia bisa melihat ke arah mereka, selain Asheel, Albedo, dan Sera, dia belum melihat yang lain. Tatapannya jatuh saat dia mengamati mereka semua. Dark elf kembar dengan mata heterochromia, vampir loli dengan kulit yang sangat pucat, pria bersetelan rapi dengan rambut disisir ke belakang yang juga mempunyai telinga panjang, pria tua dengan tubuh berotot mengenakan kemeja, hingga akhirnya para Pleiades.

Mengamati Pleiades satu persatu, dia terkejut dengan kecantikan mereka. Kecantikan dingin berambut hitam, meganekko yang memiliki getaran onee-san, wanita pirang yang seksi, gadis berekspresi datar yang mengenakan penutup mata, wanita berambut merah yang terlihat ceria, serta gadis seperti boneka yang wajahnya tertutup topeng.

Yasaka memandang mereka semua sebelum menundukkan kepalanya, "Terima kasih." Dia melakukannya cukup lama sebelum melanjutkan, "Sayangnya hanya itu yang bisa saya katakan. Berkat kalian, perdamaian di festival berjalan lancar, kalian juga secara tidak langsung telah melindungi kota ini."

"Tidak apa-apa, ini hanya kebetulan kita berada di sini."

Asheel melambaikan tangannya dengan santai, dia tidak terlalu memikirkannya sejak itu hanya masalah kecil, bahkan dia sendiri tidak banyak bertindak.

Meskipun begitu, Yasaka sangat bersyukur kepadanya. Jika tidak, festival yang dijalankan di bawah namanya itu akan berubah menjadi pembantaian. Pasukannya sendiri harus mempersiapkan diri jika ingin menyelamatkan festival, dan itu akan membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkannya sejak acara itu sangat mendadak. Terlebih lagi, mantan komandan Karasu-Tengu yang telah berkhianat dengan mengacaukan pasukannya sendiri dari dalam.

Secara kebetulan juga, tidak ada seorang pun dari kekuatan terkuat di antara bawahannya yang melindungi kediaman, sehingga musuh bisa dengan mudah menculik Kunou, tapi beruntung itu tidak terjadi.

Untungnya, hanya komandan Karasu-Tengu yang berkhianat di pihaknya dan tidak ada yang lain, membuat kekhawatirannya semakin berkurang.

Setelah suasana hening sejenak, Asheel berdiri dan melambaikan tangannya ke udara. Sebuah lubang kekosongan muncul di depannya, dari situ sebuah tubuh keluar dan mendarat di lantai dengan aman.

"Ini adalah pelayan yang mempertaruhkan nyawanya demi Kunou. Aku terkesan dengannya sehingga aku membawanya."

Yasaka mengangguk, "Terima kasih, aku akan menguburkannya dengan layak."

Dia memandang mereka beberapa saat dan ingin mengatakan sesuatu, tapi dia tidak yakin dengan dirinya sendiri. Pada akhirnya dia menghela nafas dan mengatakannya.

"Asheel Doom, saya sebagai Ratu Youkai dari fraksi barat, Yasaka, menyatakan bahwa kami akan berada di bawah kekuasaanmu mulai sekarang. Tolong terimalah kesetiaan ini!"

"....." Asheel terpana dengan apa yang baru saja ia dengar dan menjadi tidak bisa berkata-kata. Lagipula itu terlalu tiba-tiba.

Sementara itu, Albedo dan Demiurge menyeringai. Yang lainnya memandang Asheel dengan takjub karena bisa menaklukkan fraksi Youkai dengan mudah.

Setelah menonton eps 11 Ramen Daisuki Koizumi-san, konsep 'tak terjangkau' yang saya tulis ternyata tidak benar. Dia benar-benar diganggu oleh orang acak, shit!

Thx

Nobbucreators' thoughts