webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
289 Chs

Galla vs Fraudrin 1

"Hei, Dreyfus tidak ada, lho! Dia menghilang!"

Howzer tiba-tiba berteriak, memperingatkan semua orang.

Setelah kastil ini lenyap oleh serangan Merlin, sudah tidak ada lagi atap yang tersisa. Mereka bermandikan langit cerah karena cuaca yang sudah siang ini.

"Hmm? Dia sedang melawan Hendrickson di sana. Dan ... Zaratras?" Merlin menatap ke suatu tempat dan bergumam, mengungkapkan sedikit keterkejutan di wajahnya.

"Kita harus mengejarnya! Slader, lindungilah Yang Mulia dan yang lainnya!"

"Ya!"

Ban dan yang lain tidak mendengar gumaman Merlin dan langsung menuju ke sana.

Merlin menatap punggung mereka dan hanya bisa menggelengkan kepalanya, sebelum menaruh fokusnya pada orang-orang yang terjebak dalam telur.

"Tolong selamatkan mereka, Merlin-dono."

Bartra membungkuk tulus ke arahnya.

"Jangan khawatir, Yang Mulia." Merlin tersenyum kecil.

Kemudian, Bartra dan yang lain pergi, menyisakan dia sendiri di sana. Guila ingin tetap tinggal dan memastikan adiknya, Zeal baik-baik saja, tapi dia harus mengawal Bartra.

"Merlin! Merlin!"

Tiba-tiba, sebuah bola bulu bersayap terbang seperti kelelawar dan melayang-layang disekitar Merlin.

"Galla, ada apa?" Merlin bertanya saat dia bahkan tidak menengok karena sebagian besar fokusnya ada pada memulihkan mereka yang terjebak dalam telur.

"Aku sudah menyelesaikannya!"

"Menyelesaikan apa?" Merlin bertanya, sebelum mengingat: "Ah, aku telah memberimu misi baru sebelumnya."

"Aku sudah melapor, bahkan aku mengusir dua Sepuluh Perintah Tuhan lainnya dari Liones. Kalau tidak ada yang lain, aku kembali dulu!" Galla akan mengepakkan sayapnya lebih cepat dan terbang menjauh, namun suara Merlin menghentikannya:

"Tunggu!"

Galla berhenti di tengah udara dan bertanya, "Ada apa lagi?"

"Aku akan memberimu tugas lagi."

"Ya?"

"Bunuh Fraudrin."

...

"Dasar, Merlin seenaknya lagi!" Galla mengeluh saat tubuhnya melayang-layang dengan lambat ketika dia terbang ke sisi lain kastil. Memikirkan bahwa dia baru saja mengusir Monspeet dan Derieri dengan memutar otaknya, sudah sangat melelahkan pikirannya. "Terserah, toh aku belum mengeluarkan energi sedikitpun."

"«Raijin no Shukusei»!"

Sebuah untaian petir tiba-tiba jatuh sebelum menyentuh tanah dan meledak lebih besar. Dampaknya mampu menghanguskan batu dan tanah.

Bz! Bz!

"Awawawawaa....!"

Galla harus terbang ke samping untuk menghindari sengatan listrik. Meski dia kebal terhadap serangan seperti itu karena Merlin sering menyambarnya dengan listrik, tapi dia tidak mau menerimanya begitu saja.

Fraudrin dan Hendrickson yang sedang saling bertarung dikejutkan oleh kemunculan seseorang yang paling tidak terduga bagi mereka.

Ksatria Suci Agung: Zaratras.

Hendrickson bertanya dengan air mata mengalir di wajahnya, "Padahal Anda sudah kami bunuh dengan tangan kami sendiri. Kenapa--!?"

"Prioritas kita saat ini adalah menyelamatkan Dreyfus, mengerti?" Zaratras memotongnya.

Mereka berdua lalu menghunus perang dan melesat menyerang Fraudrin yang merasuki tubuh Dreyfus.

Swoosh! Swoosh!

Clang!

"«Raijinken»!"

Clang!

Fraudrin mampu menangkis serangan mereka dengan cukup mudah, tapi dia tidak ingin berlama-lama disini. Dia memutuskan untuk menumbuhkan keraguan pada keduanya, "Apa kalian bisa membunuh Dreyfus?!"

Zaratras mendecakkan lidahnya, lalu mengungkapkan pada Hendrickson untuk membuat Fraudrin lengah agar bisa menggunakan «Purge» pada Dreyfus untuk melenyapkan jiwa Fraudrin di dalamnya, tapi Hendrickson menyangkalnya karena dia sudah mencoba sebelumnya namun tidak berhasil.

"Kalau begitu, tak ada pilihan lain selain dengan mengorbankan sebuah nyawa."

Hendrickson terkejut, "M-Mungkinkah ... Dreyfus?! Saya menentangnya!"

"Jangan mengalihkan pandanganmu!" Zaratras tiba-tiba berteriak memperingatkan.

Fraudrin memanfaatkan keterkejutan Hendrickson dan menyerangnya:

"«Kantotsu»!"

Zaratras segera membawa Hendrickson di bahunya sebelum seluruh tubuhnya tertutup kilat:

"«Raijin no Sendou»!"

"Ada apa? Karena menyelamatkan adikmu, apa yang bisa kau lakukan sekarang hanya lari?" Fraudrin mengejek. "Sepertinya kalian sudah kehabisan akal, ya?"

...

Sementara itu, Galla terus terbang melingkar di langit sambil melihat situasi pertarungan di bawah. "Perintah Merlin adalah membunuh Fraudrin, yang berarti aku tidak boleh membunuh Dreyfus, begitu? Betapa merepotkan!"

Galla terus terbang sebelum melanjutkan keluhannya, "Aku tidak memiliki cara mudah untuk membuat Fraudrin keluar dari tubuhnya, Seni Jiwa-ku tidak sehebat itu. Kalau begitu, sepertinya tidak ada cara lain, ya?"

Ketika Galla akan melesat ke bawah dan menyerang Fraudrin saat lengah, tiba-tiba sebuah bola merah berlemak menggelinding di dinding dan mendarat tepat di depan Fraudrin.

"Itu adalah...!" Galla terkejut ketika melihatnya. "Makhluk itu adalah teman Merlin!"

...

"Apa ini?!"

Tanpa pikir panjang, Fraudrin langsung mengambil Hawk yang kulitnya berubah menjadi merah setelah makan kepingan Red Demon.

"Babi?" Fraudrin mengambik tanduknya dan mencoba melihatnya lebih dekat. Tapi...

Boof!

Sebuah asap yang memiliki aroma mirip kentut muncul dari lubang hidung Hawk yang lebar.

Fraudrin yang tersemprot tepat di bagian wajahnya menjadi lengah oleh bau itu saat tangannya meronta dan berjuang membersihkan udara dari bau kentut yang sangat tidak mengenakkan.

Zaratras memanfaatkan kelengahan itu untuk segera melesat dan mengunci pergerakan Fraudrin dari belakang.

"Sepertinya keberuntunganmu sudah habis," kata Zaratras.

"Apa maksudmu?"

"Kalau aku mengerahkan seluruh energi kehidupanku, setidaknya aku pasti bisa mengeluarkanmu dari tubuh adikku," jawab Zaratras.

Fraudrin dan Hendrickson melebarkan matanya, sebelum yang terakhir berteriak:

"Hentikan!"

Tapi sudah terlambat...

"«Purge»!"

Zaratras mengorbankan energi kehidupannya untuk memurnikan Dreyfus, menghasilkan cahaya terang disekitarnya

"Silau sekali...!"

Setelah itu, Zaratras dan Dreyfus tumbang. Tapi sebuah makhluk ungu raksasa muncul karenanya.

"....."

"Sialan!" Fraudrin mengutuk saat dia memindai tubuhnya sendiri.

Fraudrin saat ini kembali ke sosok aslinya: Seorang Iblis raksasa berkulit ungu, tubuh berotot, mulut bergerigi di dadanya, dan paku-paku runcing yang tumbuh di punggungnya sampai belakang kepalanya yang botak.

"Jadi ini wujud sebenarnya dari Sepuluh Perintah Tuhan, Fraudrin?" Hendrickson terkejut, sebelum memperhatikan dua Ksatria Suci Agung lainnya dengan khawatir. "Zaratras! Dreyfus!"

"Orang bodoh! Walaupun kau mengorbankan nyawamu untuk mengeluarkanku, aku tinggal kembali ke dalam tubuh Dreyfus!"

"Kalau itu ... aku tak bisa membiarkanmu melakukannya."

Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar oleh keduanya, yang mengejutkan kedatangannya yang tak terduga.

Itu adalah wanita berambut jahe dengan dibiarkan tergerai ke punggungnya, memiliki mata merah, dan terdapat tanda berbentuk bintang empat di antara matanya. Pakaian yang dikenakan sangat minim dan ketat, memperlihatkan sebagian besar kulit tubuhnya.

Wanita itu adalah Galla yang sudah berubah ke bentuk aslinya. Meski telah kembali, nyatanya Galla sebenarnya sudah sedikit berubah dari pada saat dia masih anggota Six Knight of Black. Misalnya, gaya rambutnya dan tentu saja kekuatannya.

Itu saja.

"Siapa kamu?" Hendrickson yang tidak pernah melihat wanita itu dari ingatannya menjadi khawatir. "Dan aura yang dipancarkannya itu...!?"

"Tak kusangka aku bisa melihat Iblis humaoid sepertimu selain Sepuluh Perintah Tuhan di zaman ini. Selain kami dan para Iblis tingkat rendah, semua populasi klan kami sudah punah karena perang besar yang terjadi di masa lalu." Fraudrin sedikit terkejut ketika melihatnya.

"Sudah kuduga, wanita itu Iblis!" Hendrickson menjadi waspada. Meski dia pernah melihat anggota penuh Sepuluh Perintah Tuhan, dia masih menanyakannya: "Apakah kau juga salah satu Sepuluh Perintah Tuhan?"

Galla tidak mendengarkan dan hanya meliriknya, "Minggirlah! Aku tidak punya urusan denganmu, manusia."

"Oh, apakah kau ingin kembali bersama kami?" Fraudrin memiliki seringai lebar pada mulut yang berada di dadanya.

Melihat Fraudrin yang terlihat senang dan percaya diri, Galla balas menyeringai. "Kurasa kau sudah salah paham. Aku datang untuk membunuhmu, Fraudrin-sama."

"....." Fraudrin terdiam sejenak sebelum berteriak dengan marah. "Membunuhku?! Kau adalah Klan Iblis, seharusnya kembali pada kami dan membantu kami menguasai Britannia dengan memusnahkan seluruh umat manusia! Dan kau bilang ingin membunuhku?! Apa kau ingin mengikuti jejak Meliodas si bajingan pengkhianat itu?!"

"Alasanku tidak ada hubungannya dengan itu semua. Ini adalah perintah Master." Galla masih memiliki senyum di wajahnya saat matanya menatap Fraudrin dengan tatapan menyelidik. "Tingkat kekuatan; 31.000, ya? Cukup mengesankan."

"Kau....! Dasar jalang, kau Iblis tetapi tidak melayani Raja Iblis! Kau harus mati dengan cara yang sangat menyakitkan!"

Alis Galla berkedut tidak senang, "Jalang? Aku sudah lama tidak mendengar seseorang mengejekku dengan sebutan itu. Hanya Master dan pria itu yang boleh memperlakukanku dengan buruk!"

Galla segera mengeluarkan cambuknya dan dalam sekejap mengayunkannya ke arah Fraudrin.

Fraudrin membalas dengan menggunakan tangannya yang meruncing. Saat dia mengira serangannya mampu menghempaskan cambuk Galla dengan mudah, tiba-tiba cambuk itu bergerak seperti ular seolah memiliki nyawanya sendiri.

Cambuk Galla menggubet dan melilit tangannya, sebelum tegangan listrik yang sangat mematikan muncul dari tali cambuknya.

"Arrgghhhh!"

Fraudrin berteriak saat merasa tangannya terbakar oleh cambuk yang melilit salah satu tangannya, dan saat dia akan menggubakan tangannya yang lain untuk melepas cambuk yang melilit itu, Galla sudah menarik tangannya.

Ptu!

Galla menaruh banyak tenaga untuk menarik cambuknya, membuat tangan raksasa Fraudrin robek dari lengannya.

"Arrrghhh! Sialan, tanganku!"

Darah ungu menetes dari tangan yang robek itu, mengalir ke tanah dengan deras.

Galla memiringkan kepalanya sambil mengibaskan cambuknya dan membersihkannya dari darah. "Oya, apa kau tidak bisa menggunakan regenerasi?"