***
Dua orang wanita muda dengan rambut yang sama-sama digerai memasuki kedai malam tanpa peduli dengan tatapan orang-orang yang mengenal mereka.
Saat menapaki pintu kedai malam, beberapa pasang mata tertuju pada mereka. Beberapa pria hidung belang tertarik pada keduanya, tapi ketertarikan sesaat itu sirna tatkala melihat wajah anak kepala desa dan bintang utama festival yang berdiri di depan sana.
"Mau minum di mana?" tanya Rika menoleh pada Karina.
Wanita yang mengajaknya lebih dahulu itu celingukan ke sana ke mari, mencari tempat terbaik untuk minum sepuasnya.
"Yang pasti tidak di pojok ruangan," jawab Karina dengan yakin. Dia tidak sepolos itu untuk memilih tempat duduk di pojokan. Kata Bima, kedai malam dan tempat duduk di pojok itu adalah sarangnya setan. Selain penerangan yang temaram, lawan jenis atau pelacur kedai malam akan berdatangan saat duduk di sana. Mereka mengira kalau kita meminta 'service' dalam hal nakal.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com