webnovel

The Envoy of Darkness For The New Beginning

Empat pahlawan yang tadinya adalah teman Arzlan, sekarang harus melawannya. Arzlan memiliki kekuatan yang mengerikan hingga dia layak disandingkan sebagai saingan Raja Iblis. Dua konflik yang sedang terjadi yaitu pihak kerajaan yang begitu sadis memperlakukan ras lain, serta pergerakan pasukan iblis yang akan menghancurkan seluruh negeri. Di sana Arzlan menjadi penengah, bukan sebagai seorang pahlawan naif, namun sebagai seorang makhluk yang akan memberikan penghakiman bagi dunia yang sudah melampaui batas. Seluruh makhluk menjadi takut saat mendengar namanya, namun beberapa makhluk menganggap dirinya sebagai penyelamat. Semua itu tidak berarti, bagi Arzlan. Dia siap untuk menjadi makhluk lebih kejam daripada iblis, atau menjadi makhluk penyelamat. Tujuannya hanya satu keadilan akan ditegakkan demi menuju dunia tanpa penindasan.

Reluctant_Guardian · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
398 Chs

Kekuatan Dari Kata-Kata

Mereka memasang posisi bersiaga, tidak ingin mereka ingin mendapatkan masalah dari sosok perempuan itu.

"Jangan kalian takut! Aku bukanlah, makhluk yang akan menyakiti kalian." Wanita itu berkata dengan nada yang sangat ramah.

Arzlan dan perempuan di sampingnya, saling menatap. Mereka ingin memastikan apakah ucapan wanita itu bisa dipercaya.

Arzlan yang pertama memasang sikap, tenang. "Apakah, kau yang menunggu hutan ini?"

"Ya, aku memang yang menunggu tempat ini! Namaku adalah Mirseria. Aku adalah peri yang menunggu hutan ini!"

Arzlan sedikit terkejut. "Ternyata di dunia ini, ada juga peri! Tapi penampilannya, mirip dengan manusia!"

"Yang dikatakan Tuan itu memang benar!"

"Eh? Kenapa kau tahu, isi dari pikiranku?"

"Aku memiliki kemampuan untuk membaca pikiran seseorang! Sejak Tuan masuk ke dalam kawasan area ini, aku sudah membaca niat Tuan! Aku menyaksikan, kalau Tuan memiliki keinginan untuk melindungi para elf yang sudah kehilangan tempat tinggal!"

Arzlan terkejut, tanpa perlu bersusah payah dirinya harus menjelaskan apa tujuannya. "Jika kau sudah mengetahui tujuanku, aku ingin menanyakan. Apakah mereka boleh membangun desa di hutan ini? Di dunia luar, mereka kemungkinan akan diburu oleh pihak kerajaan! Pihak kerajaan, tidak hanya akan membunuh, tetapi juga akan menyiksa mereka semua!"

"Aku paham Tuan! Tapi bisakah Tuan mengatakan kepadaku, kenapa Tuan ingin melindungi mereka? Apa kewajiban Tuan, sehingga Anda benar-benar berkorban untuk mereka?"

Mirseria, ingin melihat bagaimana jawaban Arzlan. "Baiklah, bagaimana dia akan menjawab pertanyaan ini? Apakah dia akan berbohong, atau mengatakan kejujuran?"

Arzlan menghela napasnya. "Aku tidak memiliki alasan yang jelas, ini semua hanya kebetulan! Aku memiliki dendam kepada pihak kerajaan. Mereka juga telah melakukan tindakan keji terhadap, penduduk elf. Akibat hal itu, mereka sudah kehilangan tempat tinggal, dan tidak sengaja aku bisa membebaskan seluruh perempuan elf yang diculik, kemudian mereka ingin aku menjadi pemimpin, jika aku tidak menuruti mereka. Sudah dipastikan mereka, hanya akan dibunuh oleh pihak kerajaan, apalagi yang membuat, pihak kerajaan telah mengejar orang yang telah menyelamatkan seluruh para wanita elf, dan membunuh bangsawan terkenal."

"Dan orang yang membunuh itu adalah…." Mirseria, melanjutkan kalimat Arzlan, tapi tidak selesai. Matanya menyipit tajam.

"Ya, apa yang kau pikirkan itu benar! Aku adalah pembunuh dari bangsawan itu!" Tanpa ragu sedikitpun Arzlan menunjukkan siapa dirinya. Dia mengeluarkan aura hitam yang menyelimuti seluruh tubuhnya, angin terasa dingin berhembus.

Mirseria melihat pepohonan memancarkan ketakutan terhadap Arzlan, dia memiliki kemampuan untuk berbicara dengan hewan maupun tumbuhan, terlebih lagi dirinya memiliki kemampuan untuk memanggil roh.

"Sungguh, kekuatan yang begitu besar! Apakah dia ini memang adalah orang yang baik? Tapi mengapa aku merasakan, kegelapan yang sangat besar dari dirinya!"

"Jika kau ragu menerima diriku, tidak mengapa, asalkan kau menerima para elf ini! Mereka tidak ada hubungannya, dengan kekuatan yang aku miliki! Jika aku terus di hutan ini, seluruh tumbuhan dan hewan yang ada di sini, pasti akan ketakutan!" Arzlan melirik ke sekitar pohon, dia bisa merasakan ketakutan dari pepohonan, meski tidak memiliki mata, telinga, atau kulit tetap saja tumbuhan memiliki perasaan, dan alam akan membenci bagi mereka yang merusak, dan mereka akan menghargai siapa saja yang peduli.

"Apakah kau bisa mendengar suara tumbuhan dan hewan di hutan ini?"

"Tidak! Aku hanya merasakan, ketakutan yang mereka keluarkan dari aura yang menyebar di udara."

Mirseria, terdiam mendengar ucapan Arzlan. "Apakah dia benar-banar bisa merasakan, kehadiran para roh yang menghuni hutan ini? Aku yakin ini bukan hanya kebetulan biasa, terlebih lagi dirinya tidak memiliki niatan buruk seperti manusia pada umumnya, hanya saja dia dikelilingi oleh hawa membunuh yang cukup mengerikan!"

"Cepat kau putuskan! Apakah kau akan menerima para elf ini atau tidak? Jika kau tidak ingin menerima mereka, kami akan segera pergi dan mencari tempat yang layak untuk dihuni!" Tidak perlu sentimental, bagi Arzlan jika orang membenci kehadirannya memang sudah seharusnya seperti itu, tidak ada sama sekali dirinya ingin menjadi orang yang lembek, apalagi mengemis terhadap orang lain.

Mirseria melihat wajah Arzlan dengan serius. "Apakah aku harus menerimanya? Tapi jika, aku menerimanya apakah seluruh makhluk di hutan ini, akan menerima kehadirannya?" Mirseria menjadi kebingungan, dia paham akan situasi yang sedang dihadapi oleh para elf. "Baiklah! Aku akan menerima mereka, tapi dengan satu syarat!"

"Apa syaratnya!"

"Kau tidak boleh, terlalu sering memasuki hutan ini! Karena aku tidak ingin, para roh dan seluruh makhluk di hutan ini, menjadi ketakutan, akibat kehadiranmu!"

"Tidak apa! Itu lebih baik, aku juga berencana tidak ingin terikat dengan apapun, aku adalah pembawa kematian, tentu saja seluruh makhluk akan ketakutan dengan diriku!"

Mirseria menjadi sedikit sedih, sebab sama sekali dia tidak merasakan kebohongan dari ucapan Arzlan, tapi dirinya juga tidak bisa membuat seluruh, makhluk ketakutan dengan kehadiran Arzlan.

Setelah perbincangan itu, mereka bertiga segera pergi menemui penduduk elf.

***

Ketika Arzlan datang dengan Mirseria, semua elf menjadi bingung. Dikarenakan sama sekali, mereka belum pernah melihat perempuan itu, ditambah dia memiliki sinar putih, dan beberapa butiran cahaya kecil yang menari di dekatnya.

"T-Tuan siapa dia?" tanya si pemuda elf.

"Dia adalah makhluk yang menghuni hutan ini!" Setelah menjawabnya, Arzlan melangkah maju ke arah seluruh penduduk.

Semua memperhatikan dirinya. Sosok dirinya, sudah dianggap sebagai pemimpin yang baik.

"Baiklah! Aku Arzlan, ingin mengatakan kalau mulai hari ini, hutan ini akan menjadi tempat tinggal kalian! Di sini, kalian akan aman. Tidak akan ada makhluk yang berani mengganggu kalian, di hutan ini, banyak tumbuhan yang tumbuh. Pastinya kalian akan, hidup makmur!"

Semua memasang wajah bahagia, mendengar ucapan Arzlan. Seorang pria tua, memakai tongkat maju.

"T-Tuan, lalu apa yang akan Anda lakukan?" tanya kakek tua itu, sama sekali dirinya tidak mendengar Arzlan berkata, untuk tetap tinggal bersama mereka.

Senyuman orang-orang terhenti, mereka ingin mendengar apa yang akan dikatakan oleh Arzlan.

"Aku akan pergi melanjutkan, perjalananku! Aku sudah melakukan kesepakatan dengan penunggu hutan ini, dia bilang kalau aku tidak boleh tinggal di dalam hutan, hanya kalian yang diterima! Dan itu lebih baik, kalian akan lepas dari kekejaman dunia ini, hutan ini akan melindungi kalian dari makhluk jahat di dunia ini. Seperti diriku!"

Terkejut, orang-orang mendengar ucapan Arzlan.

"Apakah Anda benar-benar tidak ingin menjadi pemimpin kami?" Pemuda itu, langsung menghampiri Arzlan, dia sangat kecewa mendengar ucapan Arzlan.

"Sayang sekali! Aku tidak bisa melakukannya, akan lebih aman jika kalian tetap hidup tanpa mengenal diriku!"

Suasana menjadi hening, Mirseria melihat kehebatan Arzlan yang menunjukkan sikap bijaksana layaknya seorang pemimpin sejati.

___To Be Continued__