Tiga hari berlalu tapi Kakek itu tidak memberitahu kami tentang masalah buah Bakkum yang kami tanyakan. Rasa curiga mulai bermunculan dari setiap hati pasukan yang merasa di manfaatkan.
"Bos, kita harus berbicara!" pinta salah satu dari mereka.
"Katakanlah!" jawab Farto.
"Tidak di sini," pintanya.
Akhirnya mereka pergi dan salah satu pasukan mereka mengangkat tubuhku yang sedang makan.
"Eh? kenapa aku juga ikut? Makananku!" ucapku.
Setelah cukup jauh dari pemukiman mereka mengitari kami dan mulia membuka pembicaraan.
"Bos, kita sudah tiga hari di tempat ini tapi Kakek tua itu tidak memberitahukan lokasi dari buah Bakkum itu. Apa ini tidak mencurigakan?" tanya Pasukan pria.
"Bagaimana menurutmu Nona Lisa?" tanya yang lain.
Aku tidak bisa menjawab mengingat makananku yang terbuang sia-sia.
"Kau benar, tapi sepertinya dia tidak berbohong pada kita," jawab Farto.
"Tapi Bos!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com