webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urbain
Pas assez d’évaluations
393 Chs

Let's prepare to barbecue party!!!

Alexa terlihat sedang mengendarai jet ski saat Hazel keluar bersama Irina. Gadis kecil itu terlihat cantik dengan gaun pantai bertangan panjang, Gaun yang hanya sebatas lutut itu sangat pas ditubuhnya.

Irina berjalan mendekati pantai, gaunnya bergerak indah karna terpaan angin. Hazel sengaja menggerai rambut hitam legam panjang milik Irina, memberikan gadis kecil itu topi pantai bewarna putih dan kaca mata bewarna coklat sebagai pemanis.

Hazel sudah tau bagaimana gadis kecil itu bisa sampai ke tangan Alexa. Irina sendiri yang bercerita saat Hazel mendandani nya tadi.

Mendengar cerita Irina membuat hati Hazel teriris. Bagaimana mungkin ada orang tua yang tega menjual anaknya? Biadab! Hanya satu kata itu yang cocok untuk orang tua seperti itu, pikir Hazel. Ia bersyukur, sangat bersyukur memiliki orang tua seperti Ayah dan Ibunya. Hazel juga merasa bersyukur, keluarga mereka tidak kesulitan dalam hal apa pun termasuk dalam hal ekonomi.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com