"Kenapa?" Marry yang menyibukkan diri dengan membersihak kamar itu menatap Rosse penuh tanya.
"Aku ingin lihat kiriman itu." Pinta Rosse yang langsung di tolak Marry.
"Anda baru saja melihat sesuatu yang mengerikan, saya tidak ingin mengambil resiko lain, nyonya."
"Kumohon Marr. Untuk masalah ponsel, kau juga tidak perlu melapor pada Jack." Marry menggeleng. Rosse memasang wajag memelasnya.
"Jika saya ketauan berbohong. Mr. Jack tidak akan percaya pada saya lagi."
"Tidak akan ada yang tau jika kita berduatutup mulut." Menghela napa pelan Marry berpikir sejenak lalu mengangguk.
Rosse tersenyum kecil. Marry memang paling bisa di andalkan meski pun agak sulit membujuknya. Wanita ini tidak akan pernah tahan kalau dia sudah memasang wajah memelas andalannya.
Mereka turun kebawah menanti Levon yang masih belum kembali. Mengenal pribadi pria paruh baya itu dengan baik, keduanya yakin saat ini Levon sedang mengintrogasi si kurir.
"Menurutmu itu apa?" Tanya Rosse penasaran.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com