webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urbain
Pas assez d’évaluations
393 Chs

238

"Kenapa?" Marry yang menyibukkan diri dengan membersihak kamar itu menatap Rosse penuh tanya.

"Aku ingin lihat kiriman itu." Pinta Rosse yang langsung di tolak Marry.

"Anda baru saja melihat sesuatu yang mengerikan, saya tidak ingin mengambil resiko lain, nyonya."

"Kumohon Marr. Untuk masalah ponsel, kau juga tidak perlu melapor pada Jack." Marry menggeleng. Rosse memasang wajag memelasnya.

"Jika saya ketauan berbohong. Mr. Jack tidak akan percaya pada saya lagi."

"Tidak akan ada yang tau jika kita berduatutup mulut." Menghela napa pelan Marry berpikir sejenak lalu mengangguk.

Rosse tersenyum kecil. Marry memang paling bisa di andalkan meski pun agak sulit membujuknya. Wanita ini tidak akan pernah tahan kalau dia sudah memasang wajah memelas andalannya.

Mereka turun kebawah menanti Levon yang masih belum kembali. Mengenal pribadi pria paruh baya itu dengan baik, keduanya yakin saat ini Levon sedang mengintrogasi si kurir.

"Menurutmu itu apa?" Tanya Rosse penasaran.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com