webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · Urbain
Pas assez d’évaluations
393 Chs

220

"Tidak bisa menjaga lisan, aku harus memberi pelajaran pada mereka," ucap Rosse.

"Tidak perlu, kita tidak bisa membuat mereka diam, mulut itu milik mereka bukan kita," jawab Rosse tenang. Ia memandang dirinya di cermin, wanita malang yang mirip dengan dirinya itu harus kuat menjalani sedikit lagi jalan yang berbatu.

Marry selesai mengganti plaster, Rosse menggumamkan ucapan terima kasih sambil berdiri lalu pergi kebalkon untuk sarapan bersama Jack.

"Pagi." Rosse memeluk pundak Jack. Pria yang sedang sibuk membaca dokumen itu tersenyum, tangannya mengelus pelan punggung tangan Rosse yang melingkar dilehernya.

"Pagi, sweetheart. Bagaimana lukamu?" Jack menarik Rosse dan mendudukkannya di bangku, Marry menyajikan sarapan.

"Hanya luka kecil," ucap Rosse. Matanya melihat rahang bawah Jack yang kebiruan lalu mengusapnya.

"Kenapa dia menyerangmu?" Tanya Rosse.

"Aku pun tidak tau." Jack mengendikkan bahunya acuh lalu mengambil cangkir teh dan menyesapnya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com