Dia berjalan duduk di sofa, sambil menunggu Tommy dia mengecek ponselnya yang terdapat beberapa email dari Jack
Sejauh ini mereka berkomunikasi melalui email karena hanya media itu yang aman dan tidak mungkin di retas.
Untuk sekarang mereka begitu hati-hati, jangan sampai apa yang sudah di perjuangkan menjadi sia-sia.
Tommy bangkit dan ikut bergabung bersama Rich, dia membawa gelas kopi miliknya.
"Apa yang kau dapat dari panti itu?" Tommy tau jadwal temannya hari ini"Ada apa dengan wajahmu? Kau terlihat sangat kesal." Tommy bertanya tapi masih serius pada lapotonya.
"Hari senin yang sial. Dua orangtua yang rasanya ingin aku tembak mati."
Terdengar kekehan dari Tommy, sahabatnya ini selalu saja mengeluarkan umpatan untuk orang lain sesuka hati, tidak perduli apakah orang itu lebih tua atau muda darinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com