webnovel

Keinginan Rafael

"Rafael."

Sang pemuda menyela ucapan Luna yang baru saja kembali memanggilnya dengan formal. Dengan panggilan tuan muda yang memang sudah jadi panggilan wajib bagi semua pekerja kepadanya.

"Kan sudah kubilang, saat kita hanya berdua dan sedang tak mengurus kerjaan begini… panggil aku seperti biasanya. Seperti diri kamu yang sesungguhnya."

Luna sejenak terdiam mendengar ucapan Rafael itu. Dapat dirasakan sebuah keantusiasan di dlam dirinya bersama dengan jantung yang berdebar. Apalagi saat dia memandang kedua mata Rafael, di mana pria itu kini menatapnya dengan serius dan dalam.

Tak hanya di situ saja. Rafael kemudian meraih kedua pundak sang asiten pribadi sehingga mereka bisa lebih berhadapan. Sempat pria itu menatapnya dengan lebih intens, sebelum merunduk untuk mempertemukan bibir mereka. Di mana dia mengecup Luna dengan lembut dan penuh perhatian.

Dan bisa ditebak, kalau jantung Luna jadi kian berdebar saja.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com