webnovel

Alasannya Menangis

"Kamu habis menangis kan tadi?"

Rafael sudah tak ingin menunggu lebih lama lagi. Dia penasaran dan benar-benar ingin tahu. Sebab ia bisa melihat gelagat yang berbeda dari wanita di depannya. Sesuatu yang tak akan luput dari perhatiannya tak peduli bagaimana Luna berusaha menutupinya dengan make up ataupun senyuman penuh keceriaan yang palsu.

"Jawab, Luna. Jangan berpikir untuk berbohong."

Hingga akhirnya Luna menghela napas pelan. Gadis itu kemudian menganggukkan kepalanya. "Ya, saya memang sempat menangis."

"K-Kenapa? Ada masalah apa? Apa yang membuat kamu menangis?"

Rafael bertanya dengan panik dan khawatir. Semakin ditatapnya kedua mata itu dengan dalam, serta juga kedua tangan yang masih menangkup pipi Luna. Jemarinya membelai kulit pipi si gadis nan halus.

"Kenapa kamu menangis? Katakan padaku. Apa yang terjadi dan apa yang bisa kubantu?"

Luna tampak kembali berkaca-kaca. Walau dia berupaya menggeleng dan tersenyum pada pemuda itu. "M-Masalah ini... aku... hm... aku...."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com