webnovel

The C Toxin

aleyshiawein · Romance
Pas assez d’évaluations
358 Chs

The Flight

Ulan Bataar, Mongolia

26 April 2016

10.15 Mongolia Time

Mark dan Wendy baru saja tiba di Bandara Internasional yang menjadi tujuan mereka. Mereka berjalan dengan langkah hati-hati. Hingga sampai pada meja pemeriksaan identitas, mereka dihadapkan pada seorang petugas pria bertubuh jangkung yang meneliti penampilan keduanya dari atas hingga bawah.

"Are you foreigners?" tanya petugas itu sembari memeriksa passport milik Mark.

"Yes, we are," jawab Mark.

"Open your glasses and hat please," titah petugas itu. Mark segera membuka kacamata hitam dan topi hitamnya seperti yang diperintahkan, begitupun dengan Wendy dibelakangnya.

Petugas itu tampak memeriksa Mark lebih intens. Kali ini Ia sekaligus memeriksa identitas dan kesesuaian penampilan Wendy.

"Okay, you can get in," ujarnya kemudian yang hanya dibalas anggukan oleh Mark dan Wendy.

Tepat setelah memasuki area check-in bandara itu, ponsel Mark berdering

Jackson Wang is calling ....

"Halo, ada apa Jackson?"

"Apa kalian sudah check-in? Aku harap belum," ujarnya dari ujung sana dengan nada tergesa.

"Belum, kami baru saja tiba. Ada apa?"

"Lokasi wanita itu bergerak menuju China. Sebaiknya Kau dan Wendy berjaga disana, sementara Kami memastikan lokasinya tidak berubah,"

"Bagaimana bisa? Bagaimana Kau yakin? Kalian sudah memastikan itu benar?"

"Ya, dia baru saja menelpon. Sepertinya diam-diam," jawab Jackson.

"Baiklah, Kami akan menumpang kereta menuju Beijing,"

"Bagus, itu lebih aman. Terus update lokasi kalian,"

"Baik, kalian juga, update lokasi wanita itu secara aktual. Perjalanan kami akan cukup panjang, sekitar 27 jam,"

"Baik,"

BIP ...

"Ada apa?" tanya Wendy begitu Mark mematikan sambungan teleponnya dan terlihat wajahnya yang sedikit terkejut.

"Lokasi wanita itu menuju China. Kita harus melanjutkan perjalanan ke Beijing menggunakan kereta," jawab Mark. Wendy menghela nafas dalam, "Itu lebih baik, sudah kuduga pada akhirnya kita akan berpencar," lanjutnya.

Markas Darurat

Kasimov, Rusia

26 April 2016

09.45 A.M MSK

Suasana markas darurat pagi itu hening. Jackson sebagai pemimpin dari ketiga pria disana segera mengadakan meeting darurat setelah Yugie menerima panggilan dari nomor ponsel wanita itu dua puluh menit lalu, disusul kedatangan seorang wanita kepercayaan, sekaligus sepupu dekat Jackson, Jeon Somi.

"Kalian tidak bisa hanya berdiam disini, menonton sebuah titik merah bergerak diatas peta digital, kalian pikir itu produktif?" ujar Somi memecah keheningan.

"Benar, kita harus bergerak, Jackson, setidaknya kita mendekati keberadaan wanita itu," tambah Jaehyun.

Jackson tampak berpikir, mengetuk-ngetukan tangannya diatas meja stainless.

"Yugie, apakah Kau bisa tetap melacak posisi wanita itu jika kita dalam kondisi mobile?" tanya Jackson.

"Bisa, Aku bisa menggunakan tablet atau laptop," jawabnya.

"Tunggu apa lagi, Kak? Segeralah bergerak. Aku akan membantu segala kebutuhanmu," respon Somi percaya diri. Bagaimana tidak? Dirinya adalah seorang pengusaha senjata dan ilegal dan legal setelah keluar dari dunia militer, tentu percaya diri dengan hal seperti ini.

"Baiklah, malam ini kita mulai bergerak. Dimana posisi terakhir wanita itu?"

"Chita, tenggara Rusia, perbatasan Rusia-Cina," jawab Yugie.

"Berapa jam waktu tempuh kita menuju kesana?" tanya Jackson kembali.

"5 jam jalur udara, 18 jam jalur darat," jawab Jaehyun.

"Aku bisa mengantar kalian dengan jet pribadiku, bersiaplah," ujar Somi santai. Sedetik kemudian Ia tampak menghubungi seseorang melalui ponselnya.

Jaehyun dan Yugie hanya diam terkejut melihat Somi, sementara Jackson tampak biasa saja, Ia sudah terbiasa melihat sepupunya yang sangat royal-savage itu

Markas Kepolisian Seoul

Ruang Divisi Detektif A

27 April 2016

09.15 A.M KST

Doyoung baru saja kembali dari ruang pantry pagi itu untuk menyeduh kopi seperti biasa. Baru saja Ia duduk kembali di kursinya, seseorang telah membuka pintu ruangan. Itu Taehyung.

"Selamat pagi," sapanya ramah yang disambut seadanya oleh Doyoung. Ia malas menanggapi pria itu, namun Ia perlu masih menggali informasi terkait Reina Hwang darinya.

"Oh pagi, ada apa Tae?"

"Aku sudah mendapatkan data terkait dua foto yang Kau minta sebelumnya," jawab Taehyung. Ia kemudian menyerahkan satu bundel kertas A4 kehadapan Doyoung.

"Foto pertama, adalah Reina Hwang 6 tahun lalu, Ia tidak mengganti foto profilnya di database DIS seperti yang ditemukan Jaehyun," jelasnya.

Doyoung tidak berkomentar, Ia menunggu penjelasan Taehyung selanjutnya. Sorot matanya begitu mengintimidasi, seolah dirinya tengah memerankan karakter Mark ketika menginterogasi tersangka.

"Foto kedua, adalah fotonya ketika Ia di Puerto Rico. Foto ini diambil 3 bulan lalu," lanjut Taehyung.

Doyoung segera saja menegakkan duduknya.

"Bagaimana Kau tahu ini fotonya 3 bulan lalu?"

"Aku mengenal seorang pakar IT, Ia menemukan foto ini lewat sebuah kamera dekat kediamannya. Aku tidak paham detailnya bagaimana, tapi Aku mempercayainya karena sudah sangat profesional untuk urusan seperti ini. Jaehyun mengenalnya, jika Kau tidak percaya," jelas Taehyung panjang lebar dengan nada santai.

"Benarkah?" tanya Doyoung penuh selidik, "Siapa dia?" lanjutnya.

"Jeno Lee,"

Doyoung melebarkan bola matanya ketika nama teman semasa kuliahnya itu disebut oleh Taehyung.

"Baiklah, Aku akan mengkonfirmasinya. Lalu ... " ujar Doyoung ragu, "Kau pernah menduga posisi wanita ini ada di Slovakia, bukan?" lanjutnya.

Taehyung mengangguk mengiyakan, "Ya, Aku salah menduganya hanya karena dia berbicara dalam bahasa Slovakia, begitupun dengan Jeno, ternyata itu bukan dia,"

Doyoung menyandarkan punggung pada sandaran kursi, "Bisa Kau berikan Aku data orang yang sempat Kau duga Reina Hwang di Slovakia? Aku tidak pernah yakin dengan pekerjaan seseorang sebelum Aku memastikan dengan mata kepalaku sendiri," ujarnya sarkas.

Taehyung sempat terdiam beberapa detik, kemudian dengan santai mengatur ekspresinya kembali, "Tentu saja, Aku akan mengirim lewat surel," ujarnya.

Doyoung tersenyum miring, "Baiklah, Aku tunggu 10 menit dari sekarang,"

"Sepertinya Aku perlu men ... " ucap Taehyung terpotong.

Doyoung berkata dengan tegas, "Bukankah Kau memiliki backup dari seluruh pekerjaanmu, Kim Taehyung? Berikan seluruh data yang Kau gunakan untuk menyimpulkan informasi meragukan tentang wanita ini, sepuluh menit dari sekarang,"