webnovel

Siang siang panas

Gadis itu terlihat di sana sendirian, menyantap bakso urat di kantin kampus. Dengan lahap tanpa suara dan jeda ia menikmati makan siang nya. Tiba tiba..

"Hoy! wehh ada cewe baru nih, lumayan cantik lagi! iya nggak boss?! hehe" kata Dirga tiba tiba sambil cengengesan melihat Lily. Lily yang diganggu saat dimana seharusnya ketenangan yang hakiki ia dapatkan memandang tajam ke arah Dirga.

" Eit, jangan galak galak lah liatin nya tajem amat kaya ada laser nya, tapi nggak apa cantik nya masih ada kok nggak luntur wkwk"

kata nya sembari langsung duduk di depan Lily.

Lily mendongak ia melihat Dirga tidak sendirian, ia bersama geng nya, lalu Lily fokus Lily berganti ke pria yang dibilang Dirga sebagai boss nya. Lily menatap tak kalah tajam ke pria itu,

'pria ini bukan orang biasa' pikir Lily

Lily kemudiam melihat ke Dirga lagi, 'mau apa anak ini..' lalu Dirga berkata "eh lu jangan lupa ya perbuatan lu kemarin malam ke gue! bukan hanya gue yang malu bahkan gara gara lo boss gue rugi besar tau nggak!! , yahh meskipun lo cantik tapi hal itu tak menghalangi gue buat kasih lo pelajaran! " bentak Dirga dengan wajah yang makin memerah karena marah, tapi tak lama lagi ia akan menghukum Lily dengan bantuan boss nya. Memikirkan hal itu ia menyeringai kejam.

Lily sontak berpikir 'malam kemarin? aku ngapain ya perasaan cuma beli nasgor trus ada ..ah! aku ingat!' Lily menyeringai ke arah Dirga.

"Ohh.. aku ingat, kau kan cowok yang pipis dicelana itu kan? " Sontak wajah Dirga makin memerah marah 'perempuan ini! awas kau!'.

"Hahahahaa gimana mau lupa masa ada cowok pipis dicelana cuma karena di tendang sekali, pelan pula! hahaha" perkataan Lily membuat teman geng Dirga kecuali boss nya menahan tawa, memalukan sekali. Bahkan para pengunjung kantin yang sudah agak sepi karena tau geng ny si Dirga ini perusuh memilih menyingkir sejak awal dan sisa nya menahan tawa mereka.

"DIAM KAU!! Diam kalian! KAU!"

WUSHH!...Grep!

Dirga yang kalap melayangkan tangan kiri nya

untuk menampar Lily, namun gagal dalam sekejab di cengkram oleh Lily menggunakan tangan kanan nya, Dirga yang kaget hendak menarik tangan nya yg masih di cengkram Lily namun tak bisa, malahan Lily memutar cengkramanya melawan sendi pergelangan tanagn Dirga. Seketika seluruh penghuni kantin yang ada pada saat itu terkesiap ' perempuan ini apa dia sudah gila!? yang di sakiti itu Dirga anak konglomerat batu bara dari Kalimantan, bahkan ia adalah anggota geng BIN sekaligus tangan kanan sang ketua geng, wahh cari mati ini anak' pikir mereka. Dirga berteriak.

"AAAaaaa....aaah aw sak..kitt aw aw "

"Terlalu cepat 10 tahun bagimu untuk dapat menampar ku bocah!" jawab Lily dengan suara pelan dan dingin.

"Kau! boss boss tolong aku.." pinta Dirga sambil melirik ke boss nya yg berada di belakang nya. Sang Boss melihat dingin ke arah Lily dan dibalas tatapan tak kalah tajam oleh nya.

Lily ingat kejadian kemarin malam, itu adalah kejadian memalukan bagi Dirga namun, Lily tidak perduli, karena Dirga pantas mendapatkan nya.

/Malam itu Lily yang lapar keluar dari kos an nya untuk mencari makan, ia mengincar Nasgor seafood di warung sebrang jalan sekitar 4 blok dari tempat tinggal nya. Lily hanya memakai maroon dan celana pendek dibawah lutut,sopan namun berkesan karena badan ny yang tinggi dan langsing, dipadu dengan sneakers putih nya ia melenggang pergi berjalan kaki. Lumayan anggap aja olah raga pikirnya, bisa saja sebenarnya ia mengendarai motor scoopy putih nya. 'Alah hemat minyak' pikirnya.

Lalu, dalam perjalanan pulang habis menikmati nasi goreng di warung nya langsung bahkan membungkus nya dua satu untuk tengah malam nanti satunya buat besok pagi sarapan bisa ia panas kan. 'Taruh kulkas dulu nanti ' perhatian Lily teralih dari rencananya untuk nasgor lalu melihat kearah gang sebelah kiri nya, ia mendengar orang berteriak kesakitan dan suara suara seperti memukuli orang, sepertinya ada perkelahian. Namun Lily tak ambil pusing dengan masalah orang lain toh nggak kenal juga kan,

'ampunn..kakak....kak...ampun...'

Suara itu terdengar jelas sekarang, mengingatkan Lily pada kenangan lama dimana Salam adik lelaki satu satu nya dibully di sekolah nya saat sd oleh kakak kelas adik nya, bahkan adik nya masih koma sampai sekarang akibat tindakan bullying itu, Lily yg mengingat Salam nya dibully sontak mengepalkan tangan dan memerah, ia titip kan nasgor nya ke warung kopi 10 meter dari jarak gang tadi. Lalu ia masuk kedalam gang yang gelap mencari suara yang menggangunya.