webnovel

bab

Aku duduk di sebuah restoran mewah tempat aku dan Taehyung kemarin janjian. Namun, hari ini dia duduk di kursi seberang kok menghilangkan kaki dengan angkuhnya sambil menatapku. dia mengenakan kemeja dengan jas dan celana warna merah muda. rambutnya berwarna coklat dengan kacamata berlensa kuning yang menggantung di belakang kepalanya. Sejujurnya, dia memang tampan.. auranya juga sangat berkarisma. pantas untuk menjadi model Gucci. sungguh dia dapat membuat orang terpana dengan keberadaannya.

Jungkook berdiri di belakangku dengan pakaian kasual seperti biasanya. kaos putih, jaket kulit hitam dan celana jeans. terlihat begitu seksi di mataku. berbeda dengan Taehyung, tapi tak kalah memukau. sementara di belakang Taehyung ada seorang pria yang kutembak adalah Haseok. melihat perawakan Haseok membuat aku berpikir apa memang semua manajer zaman sekarang seapik itu? mungkin ciberengsek kedua-iya Kim Taehyung- membuat syarat untuk jadi manajernya harus tampan juga. Oh ya, kalau Taehyung si brengsek nomor 2, Ma si brengsek nomor 1 itu tentu saja Choi Jungkook.

"Baiklah saya akan menjelaskan--"

"Tidak perlu. Keluarkan saja kontraknya. Aku akan langsung tanda tangan," Potongnya sambil tersenyum. Matanya menyipit dan memamerkannya deretan giginya yang rapi.

masih dengan kebingungan yang ada, Aku mengeluarkan kontraknya. aku menyodorkan kertas dan pulpen. Taehyung membuka tutup pulpen dan menggigitnya. lalu, dia langsung mendatangani kertas itu tanpa ragu. "Kenapa kamu menandatangani tanpa membaca kontraknya?" tanya aku bingung sekaligus penasaran.

Taehyung menumpu wajahnya dengan tangan dan tersenyum menatapku. " karena kau menarik."

" Excuse me?"

" Kau menarik. Sangat menarik."

" Wow, Kita bahkan baru bertemu sekarang," ujarku karena tak tahu harus menjawab apa.

" Justru itu. Kau meneriaki Hoseok dan mengatakan aku gila. Sunggu luar biasa, Aku gila? Kau juga berarti!" Taehyung tertawa.

Aku melongo.

Baiklah , dia benar-benar gila. Tapi itu tak masalah sekarang karena dia sudah menandatangi kontraknya. Aku pun bangkit dari kursi.

"Kalau begitu--"

" Tidak boleh!" potongnya lagi sambil memegang tanganku. aku mengerutkan kening, aku memberiku di padanya untuk berhenti. " Duduk dulu. Aku Masih Ingin berbincang denganmu, aku Sudah menandatangani dan bahkan membatalkan liburanku lho."

mau tak mau aku kembali dulu agar tidak menghancurkan segalanya. aku menatap Jungkook yang terlihat tidak suka. aku meminum jus yang tersaji di mejaku.

" Jadi, Nona Kim--whoa marga kita sama!-- aku ingin tahu lebih banyak tentangmu."

" Aku? Apa yang ingin kau tahu tentangku?"

Taehyung berpikir serius. " kenapa jalanmu terlihat aneh begitu."

Aku termangu. Entah kenapa secara refleks aku melirik kepada Jungkook yang ada disampingku. Lalu aku kembali melirik Taehyung dan mendapati matanya sudah membelalak, mulutnya pun terbuka. terkutuklah kau Kim Taeri!

"Kalian?" Taehyung menunjuk aku dan Jungkook. Lalu menutup mulutnya " Whoa, jangan bilang-sungguh seperti di drama-drama! seru sekali!"

ini hal paling memalukan yang pernah aku alami. seorang pria yang baru bertemu beberapa saat tadi langsung mengetahui hal yang paling ingin aku sembunyikan. aku buru-buru menggeleng. " Tidak! Tidak seperti yang kau pikirkan!" ujarku panik.

raut wajah Taehyung semakin antusias dan penasaran. aku jadi merasa benar-benar bodoh sekarang. untuk apa aku menjelaskan? Taehyung menganggukkan kepalanya dengan wajah sok tahu. rasanya aku ingin melemparkan sepatuku ke wajahnya. " Aku mengerti. Aku mngerti," Katanya.

Apa yang dimaksud dengan aku mengerti?

Taehyung mencondongkan badannya dan tersenyum tertarik. " Ini seru sekali. Mau kubantu meluluhkan dia?"