webnovel

THE BIG BOSS BRONDONG

Sinopsis Alex, remaja 16 tahun. Tampan, Tinggi, tapi bermasalah, dikeluarkan dari sekolah, diremehkan dan dikucilkan. Sejak  Ayah dan Ibu Alex meninggal karena kecelakaan. Alex hidup luntang-lantung. Saudara-saudaranya mengusirnya karena Alex bukan saudara kandung mereka. Pria Arab, Waleed Alan Tabarak, mengaku sebagai Ayah kandungnya. Menjemputnya paksa dan menjadikan dirinya sebagai CEO di perusahaan minyak cabang Indonesia. Dia menjadi CEO termuda sepanjang sejarah. Bahkan, Alex harus melanjutkan sekolahnya di SMA meskipun dia seorang CEO. Nama belakang Alex menjadi Alex Waleed Tabarak. Ayahnya merupakan salah satu pangeran Arab yang pernah menikahi perempuan Indonesia. Seketika hidup Alex berubah drastis. IG: @i_karameena

IrmaKarameena · Urbain
Pas assez d’évaluations
23 Chs

Pintu Ajaib

23.

*Pintu Ajaib*

"Aku mengira, aku akan membenci Pupus selamanya yang kubisa. Hanya dia satu-satunya gadis yang berani mengangkat dagu padaku dan berkacak pinggang menantangku," Alex dalam pikirannya sendiri.

 

Copyright-Irma-Karameena

***

"Heh! Sirine! Cepat!" Kata Alex hendak keluar dari penthouse. Pupus masih sibuk memperbaiki tali sepatunya. Lalu gadis itu berlari terburu-buru.

Di penthouse para pelayan tampak sedang mempersiapkan dekorasi. Buat apa?

"Tuan muda, untuk pesta nanti malam, sudah mulai disiapkan," kata Marco. Alex hanya mengangguk saja. Sedangkan Pupus hanya menyimak pembicaraan mereka saat turun dari lift.

Alex membuka pintu mobil dan langsung duduk. Sedangkan Pupus masih mematung diluar mobil.

"Cepat masuk!" kata Alex pada Pupus, "atau aku tinggal!?"

Pupus bersungut-sungut, lalu masuk ke mobil dari pintu satunya. Marco tidak ikut satu mobil dengan Alex. Dia langsung berangkat ke kantor. Mobil berjalan keluar dari The Westin. Suasana pagi lumayan cerah. Pupus membuka jendela mobilnya. Lalu merentangkan tangannya ke luar.

"Tutup kacanya!" kata Alex kesal. Pupus langsung menutupnya dengan menatapnya sinis.

Setengah perjalanan hampir sampai ke sekolah. Alex meminta sopir berhenti.

"Kenapa berhenti?" tanya Pupus.

"Turun! Kau sampai di sini saja. Aku mau menjemput Kreci," kata Alex.

Dengan wajah ditekuk Pupus keluar dari mobil, "Dasar jahat! Cuih!"

Pupus meludah lagi tapi ke tanah. Untung saja tidak di dalam mobil. Batin Alex.

"Kemana lagi Tuan?" tanya Sopir.

"Jemput Kreci!"

"Oh yang cewek kemarin? Sekarang pacar Tuan dua ya?"

"Iya paman," kata Alex pada sopirnya. Akhir-akhir ini Pak Satrio suka kepo deh!

"Jadi satunya istri sah dan yang satunya istri simpanan, Tuan?" tanya sopir.

Alex tertawa ngakak mendengarnya. Benar juga. Kreci itu istri sah. Kalau Pupus istri simpanan. Ah, nggak-nggak, Pupus itu lebih cocok jadi mak lampir! Batin Alex sambil terkekeh sendiri.

"Tampaknya Tuan muda sangat senang hari ini," kata Pak Satrio, "sumringah banget Tuan. Lagi jatuh cinta ya? Asyik! Punya pacar dua!"

"Paman, saya gak begitu! Saya pria baik-baik dan setia! Haha," kata Alex tertawa puas.

Setelah menjemput Kreci. Mereka menuju ke sekolah lagi. Kali ini, Alex membiarkan sopir memparkir mobilnya di halaman sekolah. Alex membiarkan dirinya menjadi pusat perhatian, saat mobil mewahnya masuk sekolah. Sekarang, Alex berani menunjukkan identitasnya.

Alex membukakan pintu mobil untuk Kreci. Dia memperlakukan Kreci seperti tuan putri. Seisi sekolah sangat iri padanya. Meskipun begitu, kawanan pelakor tetap mengejar-ngejar dirinya.

"Alexxx!!! Alexxx!" teriakan itu selalu menjadi momen pagi yang berharga bagi Alex.

Alex dan Kreci berpapasan dengan Pupus. Anak itu baru saja sampai setelah berjalan kaki cukup jauh. Pupus ngos-ngosan karena lelah berjalan kaki. Alex menertawakannya.

"Apa lo?!" kata Pupus mengacungkan jari tengahnya pada Alex.

"Kamu bertengkar dengannya?" tanya Kreci.

"Nggak," jawab Alex, "perang iya. Haha."

Kreci tertunduk mendengar Alex tertawa seriang itu.

Hari ini Alex akan memilih pengurus osis. Dia menentukan siapa wakil dan lainnya. Alex sudah menyiapkannya tadi malam. Alex meminta Bagas dan Dina menempelkannya di setiap mading yang ada. Dan dia juga memberikan struktur baru pengurus pada Pak Arka.

Alex mengetuk pintu ruang Kepala Sekolah.

"Alex? Masuklah," kata Pak Arka tampak sibuk mengetik sesuatu di depan laptop.

"Pak, ini struktur baru pengurus osis terbaru," kata Alex.

"Hmmm," Pak Arka membacanya sebentar, "oke. Terima kasih Alex."

"Pak Arka, nanti jangan lupa datang," kata Alex.

"Oh iya! Itu pesta apa sih, Alex?" tanya Par Arka, "pernikahanmu dengan Kreci?"

Alex kontan tertawa terbahak-bahak.

"Saya masih 16 tahun, Pak. Itu pesta kecil saja, Pak. Acara tasyakuran karena saya terpilih menjadi ketua osis," kata Alex.

"Oh, saya kira, pesta pernikahan. Soalnya pestanya di hotel segala," kata Pak Arka.

"Bukan, Pak Arka. Hehe. Saya permisi dulu," ujar Alex.

Pak Arka mengangguk, "hmmm, oke,oke."

BLAM..

Alex menutup pintu kepala sekolah dengan pelan. Dari pintu itu nasib hidupnya naik turun. Seperti roolcoaster. Dari pintu itu juga, dia dikeluarkan dari sekolah. Lalu kembali lagi ke sekolah ini. Dituduh pencuri, dihina dan sebagainya. Sampai kini dia menjadi ketua osis juga dari pintu itu.

Rasa-rasanya pintu ruangan pak Arka jauh lebih ajaib daripada pintu doraemon. Banyak cerita dari balik pintu kepala sekolah. Seolah-olah pintu ruangan itu adalah pintu nasib para siswa atau siapapun yang datang dan pergi dari sana. Alex menyebutnya, pintu nasib!

Alex tersenyum, akhirnya, Alex dapat mengangkat harga dirinya di mata mereka. Sekalipun mereka belum tahu kalau dirinya, ya Alex yang dulu. Suatu saat Alex akan mengatakan dengan jujur, bahwa dirinya bukan orang lain. Hanya menunggu waktu. Jam pasir telah dibalik.

"Hei...! Aku dipilih menjadi ketua departement ekskul perempuan!" kata Dina berteriak girang saat membaca struktur baru. Dia pamer pada seisi kelas.

Misca dipilih sebagai ketua departement seni dan entertain. Sedangkan Bagas dapat jabatan paling unik, dia dipilih sebagai ketua departement agama.

"Sob, kok lo pilih gue jadi menteri agama sih?" tanya Bagas pada Alex yang baru saja datang ke kelas.

"Biar kamu semakin religius aja! Daripada tawuran," kata Alex santai.

"Eh, ngomong-ngomong soal tawuran, Cepi kemarin meneleponku," ujar Bagas.

"Ada apa lagi?" tanya Alex mengernyitkan dahi.

"Yoga mengajak kita tawuran," kata Bagas, "dengan anak STM."

Alex menopang dagu, "hmmm," Alex tampak berpikir keras.

"Oh ya, kau belum memilih wakilnya?" kata Bagas.

"Nanti akan kuperkenalkan pada semua," ujar Alex.

"Aku nggak sabar untuk pesta nanti malam. Kamu nggak butuh tim penari di pesta nanti?" tanya Misca pada Alex. Misca menggelayuti leher Alex dengan lengannya.

"Nggak usah!" kata Alex singkat. Sontak Misca kecewa. Memajukan bibirnya sekian centi. Misca kesal karena Alex menolaknya mentah-mentah setiap hari.

"Hahaha, kesian!" ujar Dina menertawakan Misca dengan terpingkal-pingkal.

Mereka berdua rebutan Alex. Bersaing untuk menjadi pengganti. Padahal Alex sudah punya Kreci. Mereka berharap Alex dan Kreci hanya kawin kontrak saja. Tidak benar-benar menjalin hubungan. Alias hubungan palsu saja untuk menutupi rumor. Dasar ciwi-ciwi pelakor! Batin Alex.

Malamnya. Puspa berkaca di depan cermin. Dia mengenakan gaun pemberian Bu Sari. Puspa sangat terlihat cantik. Dia terngiang dengan perkataan Alex tadi. Dia menyuruh Pupus mengenakan pakaian yang bagus saat pesta. Dan, harus membantu para pelayan melayani para tamu.

Malam terlihat sangat indah. Bintang-bintang bertaburan. Alex baru keluar dari kamarnya. Dia sudah menggunakan setelan jas semi formal berwarna putih tulang. Di dalamnya dia mengenakan sweater. Alex menggunakan long jas sampai lutut. Dan jas itu terlihat berjuntai saat Alex berjalan.

Alex dan Pupus berpapasan. Dan saling bertukar pandang. Alex terperangah dengan kecantikan Pupus malam ini. Pupus jadi gugup saat Alex memandangnya seperti itu. Alex juga terlihat sangat elegant dan wibawa. Hati Pupus merasa meleleh tanpa disadarinya.

"Minggir!" kata Alex, "menghalangi saja!"

Pupus tersadar dari lamunannya. Pupus menepikan diri. Sepertinya beberapa tamu sudah mulai berdatangan.

"Ingat ya! Kau harus tetap bekerja meskipun pakaianmu menggunakan gaun," kata Alex.

"Iya monster!" jawab Pupus.

Alex mendengus dan meninggalkan Pupus sendirian. Wangi parfume Alex masih tercium di hidung Pupus. Kenapa wangi sekali? Pupus sangat suka wangi anak itu!

"Oh iya, aku ingin menelepon Alex gembel!" Pupus menelepon nomer Alex yang satunya.

Terdengar suara dering telepon dari kamar Alex yang masih terbuka. Alex lupa menutup pintu. Suara ponsel itu terdengar nyaring. Pupus ingat betul ini lagu kesukaan Alex gembel- I love you baby-.

"Apa anak itu tinggal di sini juga?" tanya Pupus mulai masuk ke dalam kamar Alex.

***