webnovel

Sangat Dekat (2)

"Todoroki Kun..a..aku minta maaf" seru Lida terbata bata. Pipinya bersemu merah. Dia tidak berani menatap todoroki yang terlihat berantakan..

Todoroki menatap datar, kemudian mendekati Lida. Astaga..dadanya.

"Kau manis tadi Lida" serunya dengan wajah sedikit tersenyum.

Lida merasa sangat gugup . Wajahnya memanas. Dia tau tidak sadar sama sekali apa yang sudah ia lakukan .

Berduaan bersama todoroki di lemari, apalagi karena Lida salah minum.

Lida kembali mengulum tangannya dengan sangat kikuk. Dia benar benar tidak sadar dan malah merepotkan todoroki.

Melihat Lida yang terlihat sangat bersalah karena kejadian tadi membuat todoroki sedikit kesal.

Dia berharap Lida tidak melupakan kejadian tadi. Apalagi menganggap itu hanya angin lalu.

Lagipula..tadi saat di lemari. Sekali lagi todoroki hampir melakukan hal aneh kepada Lida.

"Ta..tapi aku tidak melakukan hal aneh kan,?" tanya Lida menatap todoroki dengan kedua matanya sayu.

Todoroki ingin mengatakan bahwa Lida sangat seksi..tetapi entah kenapa mulutnya berbohong.

"Tidak ada " seru todoroki. Lida tersenyum lega. Rasanya ia sama sekali tidak ingin Lida tau kejadian apa saja yang terjadi.

Todoroki tidak ingin lida semakin menjauh darinya. Lida.., semakin mengenalnya.

Semakin ada sebuah dorongan dari dalam dirinya untuk melakukan hal yang sebenarnya sangat tidak boleh.

Tenang todoroki..kami adalah cowok. Dan Lida adalah sahabat ku.

Hanya sekedar sahabat..

_

_

Deku merasa gugup karena kini hanya ada di satu ruangan sempit tempat pemeriksaan tubuh. Karena pada guru sedang sangat sibuk.

Maka bakugo diminta melakukan pemeriksaan fisik pada deku . Bakugo malah menerima itu tanpa banyak bicara.

Bakugo menyiapkan peralatan pemeriksaan fisik. Dan menatap deku yang masih termangu memegangi bajunya.

"Kau tidak usah malu malu. Cepat buka!!" seru bakugo memaksa. Deku di kejutkan dengan suara keras bakugo.

Tangannya masih bergetar. Bakugo pasti akan bersikap aneh lagi saat melihat bekas luka di tubuhku.

Bakugo terlihat kesal dan meletakan alat itu. Lalu memegang tanganku dengan keras.

"Lama sekali, sini kubantu" seru bakugo bersiap membuka baju deku. Deku langsung panik dan menolak tangan bakugo berkali kali.

Bakugo terlihat risih karena terus di ganggu tangan deku. Dia mulai memojokkan deku Hingga ketembok.

"Jangan berteriak sialan!!?, sudah dibantu diam saja!!" seru bakugo dengan kasar melepas baju deku. Tenaga deku sangat lemah sehingga deku hanya membiarkan bakugo melakukan apa yang dia mau.

Bakugo terdiam beberapa saat ketika melihat tubuh deku. Tubuh deku lebih kecil dari yang di duga. Dan..bekas luka itu..

Bakugo berusaha tidak mempedulikan dan mengalihkan pandangannya dari badan deku.

Deku berkeringat sangat banyak. Belum pernah ia berduaan bersama bakugo.

Sebenernya pernah sih. Tetapi bakugo akan melakukan pemeriksaan kepadaku.

Membayangkan tubuhku akan disentuhnya membuatku berpikir aneh .

Apaan sih bakugo itu membenciku,??

_

_

_

Deku termangu ketika melihat bakugo tidak henti memandang dirinya. Dengan sedikit pelan deku berusaha bertanya.

"A...ada apa bakugo?,"

Bakugo tersadar kemudian segera mendekati tubuh deku. Mengarahkan pengukur panas badan pada deku.

Wajah bakugo hampir saja menyentuh kulit deku.

Deg

Deg

"Jangan gemetar begitu, gima--"

Bakugo berhenti mengumpat. Dan terdiam melihat wajah deku yang memerah dan gugup.

_

_

_

Srek.., bakugo segera berhadapan dengan wajah deku. Membuat deku bertanya lagi.

Tetapi sebelum hendak menjawab, bakugo sudah memerintahkan deku untuk diam saja.

"Panas mu cukup tinggi, Kau sedang demam" seru bakugo dengan cepat memegang dahi deku.

Dahi deku tampak indah... rasanya ingin bakugo menyentuh lebih wajah deku yang saat ini terlihat pasrah.

Bakugo segera menghempas tangannya dan melanjutkan pada pekerjaan nya..

_

_

_

"A..anu bakugo ini berlebihan tolong menjauh sedikit" rintih deku terlihat malu dan gemetar.

Bakugo yang ada di atasnya merasa risih dengan jawaban deku yang terdengar cerewet.

"Diam saja,!!. Masih untung aku mau melakukan pekerjaan" seru bakugo tidak peduli dengan tubuh deku yang semakin memanas.

Kini mereka sangat dekat. Bakugo memeriksa kulit deku. Dia mendorong deku dengan kasar ke kasur.

Kemudian menahan tubuh deku yang kecil dengan badannya. Sontak deku sama sekali tidak bergerak.

Bakugo meraih tangan deku dan segera melakukan pemeriksaan.

_

_

_

Sial halus sekali!!, keluh bakugo ketika memeriksa kulit deku. Seperti wanita saja. dan tubuhnya sangat lemah.

Kenapa aku jadi memperhatikan si sialan ini sih!!.., tetapi deku ini terlihat manis banget sekarang.

Rasa bibir waktu itu, lembut dan kecil.., rasanya mau lagi..

Bakugo berteriak tiba tiba karena memikirkan hal aneh. Dia memarahi deku tiba tiba. Deku sampai kaget.

"Ma..maaf" seru deku berusaha meminta maaf pada bakugo. Bakugo tersadar.

Dia menatap deku. Deku selalu saja pasrah atas apa yang dia lakukan.

Dia ingin.. melihat deku yang pemberani.., tidak pasrah begini.

_

_

Tanpa sadar tangan bakugo menjulur ke arah lain. Tubuh deku sedikit mendelik kaget karena tangan bakugo perlahan mengelus punggung ku.

Semakin lama semakin ke atas. Hingga tangan bakugo sampai ke titik lemah deku.

"Umh.." seru deku tiba tiba. Bakugo memperhatikan raut wajah deku yang perlahan berubah.

Deg

Deg

"Kau bisa manis juga ya?" seru bakugo dengan nada mengejek melihat deku. Deku tampak kewalahan dengan sikap bakugo yang terlalu memaksa.

Bakugo mengeratkan tubuh nya lagi. Kini kakinya berada di tengah deku, tangannya memegang sebuah alat penghitung detak jantung.

Dia tersenyum licik melihat deku, deku merasa terpojok.

"Wah..jantung mu kuat sekali, kenapa jadi kencang sekali detakmu?" suara bakugo membuat jantung deku semakin cepat.

Wajah deku mulai memerah tidak karuan. Posisi mereka semakin dekat.

Bakugo menempelkan wajah nya tepat di pipi deku. Mata bakugo melihat ke arah deku yang tampak berusaha keras menerima apa yang dia lakukan oleh bakugo..

Deku merasa tidak tahan. Kakinya bergetar menahan sesuatu yang entah kenapa mulai terasa ditubuh nya.

Keringat nya menetes. Dia merasa jantungnya akan pecah. Tetapi saat dia Berusaha melepaskan diri. Bakugo malah menekannya lagi..

"He.. hentikan bakugo" suruh deku dengan sisa tenaganya. Bakugo menatap deku dengan wajah biasa.

"Tidak mau!!" seru bakugo semakin mendekatkan diri dengan deku. memaksa deku dengan sikap prosesifnya..

"I..ini aneh" seru deku , tidak pernah bakugo sedekat ini dengannya.

_

_

_

"Deku.., aku mencintaimu" seru bakugo pelan berbisik di telinga sensitif deku. Deku terpekik sekali lagi.

Suaranya terdengar lembut dan bergairah. Tidak lama bakugo mulai tertawa keras.

"Haha, dasar deku bodoh. Kau kira aku benar benar mencintai mu??. Sungguh bodoh!!" seru bakugo lagi.

Entah mendapatkan kekuatan darimana. Deku berhasil melepaskan diri dari bakugo. Bakugo yang merasa senang. Kini terkejut melihat deku.

Deku terlihat marah. Air matanya tidak Henti mengalir.

"A..aku tidak terima bakugo. Kau selalu mempermainkan ku..bisakah kau berhenti..memainkan perasaan ku?"

Deku jarang sekali marah. Bahkan tidak pernah mengatakan isi pikirannya sendiri. Melihat ini membuat bakugo malah merasa senang.

Di dekati nya deku. Dan ditepuknya kepala deku dengan lembut.

"Kau terlihat keren kalau begitu" seru bakugo bersemangat. Deku terlihat kaget.., air matanya mendadak terhenti.

Tetapi bakugo sudah meninggalkan nya sendirian. Deku segara berlari mengejar bakugo .. Bakugo berbalik dan segera menarik deku Dengan cepat kembali kekamar.

_

_

"Pakai bajumu bodoh!!"

"Eh maaf bakugo kenapa kau begitu marah" seru deku memasang bajunya...

Pipi bakugo terlihat memerah,

"Ti tidak ada , kau tidak usah melihat wajahku begitu!!", ..."Lain kali jangan tidak memakai baju kalau diluar"

Deku terlihat heran,

"Kenapa, Terserah aku..apa urusanmu"

"Kau itu urusan ku. Jangan banyak bertanya lagi mengerti!!" seru bakugo menatap deku dengan serius .

Deku hanya menunduk mengerti, astaga ternyata benar bakugo itu mengerikan!!

_

_

_