Darren menyandarkan tubuhnya di pintu mobilnya. Ia mengacak pelan rambutnya karena bingung. Apa yang akan ia lakukan? Ia sudah berjanji kepada mamahnya untuk membatalkan taruhan ini. Tapi ia juga tidak bisa membuat mamahnya sedih karena ada orang yang menghinanya.
"Apa yang gue lakuin? Harusnya gue gak baper sama Via. Harusnya gue tau kalau ini cuma permainan. Harusnya gue tau kalau gue salah masuk perangkap. Gue gak bisa gini terus, mau gak mau gue harus tetap menjauhi Via. Mau gak mau gue harus tetap menyelesaikan perasaan gue sama Via. Gue gak boleh kalah, ini perangkap gue sendiri. Gue gak boleh lemah."
KRING KRING!
Suara telepon dari ponselnya membuat Darren menatap sinis, terpampang nama 'Siena Aurel Zelly Via' di nama panggilan tersebut.
"Ngapain lo harus telepon gue, Vi? Ngapain lo harus buat gue sejatuh cinta ini sama lo? Gue benci lo! Gue benci saat gue sayang sama lo! Gue benci saat natap mata lo! Gue benci sama semuanya!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com