webnovel

THE ADVENTURES OF EL THE WICHT

THE ADVENTURES EL OF THE WICHT. (Hutan Keramat Magiczed dan Para Monster.) Elaine Maheysa. Seorang gadis biasa yang mencintai buku dan menjadikan membaca menjadi hobby-nya. Semua buku dari zaman dulu sampai zaman modern sudah ia baca. Terlahir dari keluarga terpandang membuat ia memiliki sebuah perpustakaan pribadi yang sebesar tempat tinggalnya. Tapi, kecelakaan terjadi. perpustakaan pribadinya terbakar dan ia yang membaca di dalam sana sama sekali tak mengetahuinya. Dan saat ia sadar semuanya sudah terlambat. Ia meninggal di usianya yang baru saja menginjak sembilan belas tahun. Kemudian ia di beri kesempatan untuk hidup kembali. Ia bereinkarnasi menjadi anak dan cucu seorang penyihir. Dengan nama berbeda dan di dunia berbeda. Ia tinggal di daratan emberell atau yang di sebut sebagai daratan sihir terbesar di dunia. Dunia yang segalanya berbau sihir yang di pimpin dan di lindungi oleh kerajaan florend. Dunia yang bukan hanya manusia saja yang menjadi penghuninya. Di dunia ini terdapat mahluk fantastik seperti iblis, vampire, elf, peri, dwarf, half human, spirit beast dan monster. Ia menjadi seorang penyihir terhebat bahkan melebihi seluruh keluarganya. Sangking hebatnya ia menjadi pemimpin dan pelindung para monster di hutan yang ia tinggali. Hutan keramat magiczend. Ikuti kisah Elaine atau Eleftheria yang melindungi hutan keramat magiczend dan para penghuninya dari mara bahaya yang mengintai mereka. SALAM Ranazelclara

RaraAthava_110703 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
7 Chs

Bereinkarnasi menjadi sosok yang berbeda.

Daratan Emberell , Kerajaan Florend. Hutan keramat magiczend.

Terlihat seseorang bertudung hitam berjalan dengan pelan di tengah hutan. orang itu berhenti kemudian bersembunyi di balik semak-semak saat melihat tiga ekor ayam hutan yang sedang mencari makan tanpa mengetahui bahka ada sosok yang sedang memburu mereka.

Orang bertudung itu merentangkan kedua tangannya kedepan dari balik semak-semak kemudian sebuah lingkaran sihir berwarna hijau muncul di depan telapak tangannya kemudian ia meniup kedepan.

"Fuhhh" Dan tiba-tiba sebuah angin dengan cepat menerkam ke tiga ayam itu.

"yes, bahan makanan, dapat!" teriakannya kemudian keluar dari persembunyiannya.

Ia menghampiri ayam hutan yang sudah tak bernyawa itu. sambil bersenadung pelan ia berdiri di depan tiga ayam hutan itu. orang bertudung itu kembali merentangkan kedua tangannya ke depan dan telapak tangannya mengarah kebawah. Dari tangannya kembali keluar sebuah lingkaran sihir berwarna ungu ke merah mudaan. Lingkaran sihir itu merupakan sihir saveglar atau sihir penyimpanan.

Setelah menyimpan hasil buruannya. Orang itu membuka tudung kepalanya dan terlihatlah seseorang gadis berwajah rupawan berambut putih dengan emas di ujung rambut panjangnya.

Gadis bernetra berwarna emas di kiri dan hijau giok di kanan itu mengarahkan tangan kanannya ke depan kemudian menggumamkan sesuatu dengan lirih. Setelah itu keluarlah sebuah gater berwarna biru saphire di depannya. orang itu melangkah ke dalam gater. Gater itu kemudian menghilang setelah gadis itu memasukinya.

Di tempat lain di bagian barat hutan keramat magiczend.

Di samping rumah besar berbahan kayu yang di katakan sebagai kediaman penyihir Yorkanozafell itu muncul sebuah gater berbentuk pintu berwarna saphire. Dari dalam gate itu keluar seorang gadis berambut putih yang ada di hutan tadi.

Bersamaan gadis itu keluar dari gate itu keluar seorang kakek tua dari balik pintu di depan gadis itu.

"El pulang" Seru gadis itu dengan senyum manis di wajahnya.

Kakek tua itu tersenyum.

"Oh, selamat datang. Bagaiman? apa saja yang kau dapat?" tanya pria tua itu.

Steven Yorkanozafell, nama pria tua itu. ia merupakan seorang penyihir. Sedangkan gadis di depannya adalah cucunya. Eleftheria yorkanzafell. Gadis berusia delapan tahun itu semakin melebarkan senyumnya mendengar pertanyaan sang kakek. Ia arahkan kedua tangannya kedepan dan telapak tangannya mengarah ke bawah. Dari telapak tangannya itu keluar sebuah lingkaran sihir berwarna unggu ke merah mudaan. Dari balik lingkarang sihir itu keluar dua babi hutan, satu sapi bertanduk dan tiga ayam hutan.

Stev tercengang melihat hasil buruan cucunya."Tiga ayam hutan, satu sapi bertanduk dan... dua babi hutan? ayam dan sapi kakek maklumi tapi babi? Bukannya kau tak suka dengan babi" Tanya Stev mengingat cucu perempuan satu-satunya itu sangat benci dengan babi hutan. entah apa masalahnya?

Gadis cantik itu menatap ke arah buruannya."Iya, El memang tidak menyukai babi. El membawa itu untuk kakek, nenek Marlin dan paman Michel" Jawabnya.

Stev mengangguk - ngangguk paham kemudian dia kembali menatap hasil buruan cucunya. "Sihir angin, yah?" tanyanya dengan nada pelan saat melihat dua bekas berbentuk silang di bagian badan buruan sang cucu.

El mendongak kemudian ikut menatap hasil buruannya. "Iya, karena sihir itu yang paling bagus di gunakan untuk berburu." Jawabnya. Kemudian El menoleh ke arah kirinya dan melihat seseorang berjalan ke arahnya dan kakeknya.

"Oh, nenek Marlin dan paman Michel datang!" seru El semangat.

Stev menatap ke arah pandangan El. Kemudian kembali menatap el dengan serius"El, selain belajar sihir dari kakek kamu juga harus mempelajari peralatan sihir dan ilmu pedang." Ucapnya. El mengangguk.

" Baik kek."

***

" kau memburu babi hutan dan sapi bertanduk?" tanya seorang wanita berumur yang masih terlihat cantik di usiannya itu.

Marlin Woolkin. Ia adalah istri dari Stev dan nenek El. Sedangkan pria di samping nenek El adalah Michel Marques. Dia adalah pelatih pedang El.

El mengangguk mendengar pertanyaan neneknya dengan tatapan polosnya. "Iya nek, memangnya kenapa?" tanya El.

" Memangnya kenapa' katamu? Kau ini! memangnya ada seorang gadis berusia delapan tahun memburu babi hutan, hah?" tanya marlin tak habis pikir pada cucu perempuannya itu. liar dan nakal. Beda sekali dengan ibunya yang terlihat lemah lembut dan anggun. Ia malah memiliki sifat ayahnya.

El tersenyum dengan manis. "Disini." Jawab El dengan kekehan di akhir ucapannya.

"Kau ini! kalau begitu jangan hanya sihir saja yang kau pelajari."

El mengangguk. "Iya nenek. Kakek juga tadi sudah mengatakannya. Kakek bilang 'jangan hanya sihir yang harus kau pelajari, peralatan sihir dan ilmu berpedang juga' begitu kata kakek ." Jawab El.

Michel yang sedari tadi hanya melihat perdebatan kedua nenek dan cucu itu angkat bicara. " Benarkah? Kalau begitu kau akan berlatih lebih keras mulai sekarang."

El langsung menggeleng tak terima. Bagaimana bisa ia bertahan berlatih pedang lebih keras dari sekarang kalau yang latihan biasa saja ia sudah tak tahan. El tak bisa membayangkannya. Kalau bisa ia tak akan mau membayangkannya.

"Tidak!!!" teriak El. Dan hanya di balas tertawaan oleh ke tiga orang tua itu.

***