Setelah ujian bulanan, Fariza memiliki waktu luang lagi. Dia mendapat surat bahwa jerawat di wajah Kirana membaik, jadi dia membawa obat yang dikembangkan baru-baru ini dan berangkat lagi ke Kota Surabaya.
Ketika Fariza tiba di rumah Kirana, kali ini pintunya dibuka oleh seorang pria paruh baya. Melihat Fariza datang, Saras sangat antusias, dan dengan cepat membiarkannya masuk, "Dokter jenius, kenapa kamu menunggu di luar? Mari duduk." Setelah mengatakan itu, dia memperkenalkan pria paruh baya tadi kepada Fariza, "Ini suamiku, Adi."
Fariza dengan sopan mengangguk dan bertanya, "Di mana Kirana? Bagaimana kondisi wajahnya?"
Berbicara tentang ini, Saras tiba-tiba meraih tangannya dan berkata dengan penuh semangat, "Fariza, obat yang kamu berikan benar-benar luar biasa. Hanya butuh sepuluh hari, dan jerawat di wajahnya benar-benar memudar. Sekarang dia sudah berani keluar."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com