Pagi itu Elisa menyiapkan sarapan serealnya sambil sesekali bersenandung pelan. Dia menaruh mangkok di atas meja dapur dan menyendok sereal ke dalamnya. Susu yang baru saja dia hangatkan pun dituangnya ke dalam mangkok sehingga menghasilkan suara yang sangat menggiurkan.
Baru saja Elisa mengaduk serealnya, tiba-tiba wanita itu merasakan sesuatu di perutnya yang mendadak terasa mengencang.
Elisa pikir, bagian perutnya sakit karena barangkali dia kelelahan atau terlalu banyak pikiran. Namun, lama kelamaan rasa sakit itu menjadi kian meningkat.
"Duh!" Elisa meringis sambil memegang perutnya. Keringat dingin yang besar-besar mulai keluar dari pori-pori di dahinya. "A-aku … kenapa?" ringisnya. Sakitnya menjadi kian tak terhankan.
"Apa jangan-jangan ini tanda-tanda kontraksi?" Elisa menggigil dan muncul sebuah semburat rasa takut di pada dirinya. "Astaga!" Entah mengapa pikiran itu kian membuatnya panik dan rasa sakitnya juga semakin membuatnya tersiksa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com