webnovel

Chapter 2 : Guild Petualang

Chapter 2 : Guild Petualang

Hari sudah mulai gelap, dan lampu penerang jalan dinyalakan, aku berada di dalam guild petualang, aku sedang dalam proses pendaftaran untuk menjadi petualang di guild petualang sedangkan tim petualang Wolf Fang sedang mengambil bayaran dari guild untuk pembasmian monster yang dilakukan oleh mereka.

"Baik, pendaftaran anda sudah selesai Kara-san, dan ini adalah medali tembaga anda. Medali ini berfungsi sebagai identitas anda sebagai petualang peringkat anda jika anda naik peringkat maka anda akan mendapatkan medali sesuai peringkat anda. Dan juga selamat anda telah menjadi petualang peringkat tembaga dan jika anda mempunyai pertanyaan jangan sungkan untuk bertanya kepada saya"

Yang berbicara dengaku adalah Seorang wania seusia dua puluh tahunan dan memiliki tubuh putih dengan rambut kecoklatan, dia adalah salah saatu resepsionis yang bekerja di guild ini.

"Terima kasih banyak, kalau begitu dimana saya bisa menginap dikota ini ?"

"Aah, ada penginapan di depan jalan yang bernama Red Eye"

"Terima kasi banyak, kalau begitu saya akan pamit, selamat tinggal"

Aku meninggalkan guild dan pergi ke penginapan kerena hari sudah malam, dan juga aku sudah lelah dengan hari yang panjang ini.

Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai ke penginapan itu, dalam waktu beberapa menit aku sudah sampai di depan penginapan itu dengan berjalan kaki.

Aku memasuki penginapan tersebut, di dalam sana aku melihat seorang gadis seusia sekitar empat belas tahun, lalu dia berjalan kearahku.

"Selamat datang di penginapan Red Eye, apakah anda mau menginap?"

Gadis itu bertanya dengan sebuah senyuman manis dan super imut membuatku merasa bahwa gadis ini lebih manis dari pada yang ada di sekolahku.

"Iya, aku akan menginap, berapa saya harus bayar per-malam?"

"Iya, per-malam harganya satu koin perak dan lima koin tembaga dan jika anda menambah dengan pelayanan tiga kali makan maka harganya tiga koin perak"

"Kalau begitu, aku akan menginap tiga hari dengan tiga kali makan, maka aku harus membayar Sembilan koin perak kan?"

"Benar sekali tuan, anda sepertinya pandai menggunakan aritmatika"

"Terima kasih atas pujiannya, dan ini Sembilan koin peraknya"

Sambil mengatakan itu aku mengeluarkan Sembilan koin perak dari kantong celanaku tapi itu hanya tipu muslihatku kerena aku diam-diam aku mengambil uang dari dimensi ruang dan waktu.

Untung saja aku melihat uang milik Ikuz-san kerena itu aku bisa membuat koin tembaga dan perak dengan tembaga dan perak milik garuda yang dia simpan di dimensi ruang dan waktu, dan aku membuatnya menjadi koin dengan kekuatanku jadi aku bisa meniru uang dan membuat uang sebanyak yang aku mau selamat aku memiliki tembaga dan perak, dan aku bersyukur tidak harus memikirkan uang lagi

"Kalau begitu, saya akan mengantar anda ke kamar tolong ikuti saya!"

Aku mengikuti gadis itu untuk pergi ke ruangan saya, dan setelah sampai didepan pintu sebuah kamar di ruangan tingkat ke dua dari penginapan itu.

"Ini adalah kamar anda, silahkan masuk dan beristirahat, tapi sebelum itu, apakah anda ingin saya siapkan makan malam"

"Ya, tolong siapkan makan malam, dan bisakah anda antarkan ke kamar saya, saya sungguh lelah?"

"baik, kalau begitu permisi"

Setelah gadis itu pergi, aku memasuki kamar, disana hanya ada satu kasur, satu lemari, dan satu meja serta kursi.

Aku meletakan pedangku dan melepas jubbah dan sepatuku, dan aku merebahkan tubuhku ke kasur kerena aku telah lelah berdiri dan berjalan sat menuju ke kota ini dan juga aku sangat mengantuk.

Tok*Tok*Tok*

Terdengar sebuah ketokan dari pintu dan kupikir yang mengetuk pasti gadis yang tadi.

"Perimisi, saya mengantarkan makan malamnya"

Aku berjalan ke pintu dan membukanya untuk mengambil makanan.

"Terima kasih telah membawakan makan malamnya"

"Tidak apa-apa, ini adalah salah satu tugas saya, kerena tugas saya telah selesai, saya akan pergi"

Setelah gadis pelayan itu pergi, aku nenutup pintunya dan memakan malam setelah itu pergi tidur kerena aku tidak sabra lagi untuk melihat hari esok.

Sebelum aku tertidur, aku berpikir kenapa aku saat mendaftar ke guilf petualang menamai nama petualangku pengembara kegelapan, aku sangat malu saat mengatakan itu, tapi untunglah itu adalah hal yang wajar disini.

Catatan : Bukan sudut pandang Kara

[Side story]

Di tengah malam di kota Reinse tepatnya di kuburan umum Reinse, disana ada dua orang sedang bercakap-cakap sambil menyeringai di bawah langit yang gelap.

Tapi, ada keanehan disana, orang yang ada disana adalah seorang kakek yang tidak memiliki rambut dengan berpakaian hitam dan kakek itu memegang tongkat yang memiliki sebuah tengkorak manusia, sedangkan orang yang satunya bukanlah seorang yang memiliki tubuh seorang manusia, dia memiliki ekor dan tanduk di kepalanya, dia tidaklah bukan melainkan seorang iblis.

"Jadi, apakah persiapannya sudah siap?"

"Baik, persiapanya sudah selesai dan rencananya bisa dilakukan, Aegis-sama"

"Kapan kamu akan membinasakan kota ini?"

"Besok malam, besok akan terjadi bulan purnama dan aku akan membinasakan kota ini tepat tengah malam'

"Begitu, lakukan dengan baik supaya tidak menyia-nyiakan waktumu yang terbuang itu!"

"Baik, saya tidak akan menyia-nyiakan waktu yang sangat lama untuk menyiapkan rencana ini"

"benar, kau jangan menyia-nyiakannya, kalau begitu, aku akan kembali"

Iblis itu membuka sayapnya dan pergi terbang ke atas langit yang gelap dan dia terbang sampai tidak terlihat dari bawah.

Kakek tua yang botak itu melihat kea rah kota Reinse dan tersenyum.

"Nikmati waktu kalian selagi ada, dasar manusia-manusia bodoh!"

"Aku akan menjadikan kota ini menjadi sebuah kuburan yang besar!"

"...ghuaahuaaahuaaahuuaa...akan kupastikan itu terjadi besok malam!"

[Side story]

Dahulu kala, dunia sedang terjadi kekacauan dan kerusakan dimana-mana, hal itu disebabkan oleh Dewa kejahatan yang memberikan kekuatan kepada bangsa iblis, iblis menggunakan kekuatan itu untuk membinasakan semua makhluk hidup, mengakibatkan Manusia, Elf, Dwarf, Dan Demi-Human menderita, lalu Manusia, dan makhluk lainnya meminta kekuatan kepada dewa cahaya, dan dewa-dewa lainnya dan dewa-dewa mengabulkan permintaan itu, tapi hal itu tidak menyelesaikan masalah, tapi manusia dan makhluk lainnya terus berperang sampai suatu hari seorang manusia laki-laki entah dari mana asalnya, dia memiliki kekuatan yang sangat besar dan dewa memilih tujuh orang dari berbagai ras untuk menjadi pahlawan dan ke tujuh pahlawan itu di perintahkan untuk menjadi murid . setelah itu terjadi pertempuran akhir dengan iblis dimana dewa kejahatan dikalahkan oleh manusia laki-laki itu, tapi manusia laki-laki itu ikut mati bersama dewa kejahatan.

Sekarang, di atas langit disana ada sebuah awan yang besar yang diatasnya ada sebuah istana yang megah, di dalam istana tepatnya disebuah ruangan ada tujuh orang sedang berdiskusi tentang sesuatu.

"Ap- ada apa dengan semua kekuatan itu!"

Seorang pria tua yang memiliki tubuh berotot, rambut yang berwarna merah, dan mempunyai wajah yang seram terkejut ketika merasakan kekuatan yang sangat kuat yang berasal entah dari mana.

"tolong, jangan berteriak disini dewa api, sekarang kita baru saja akan mencari tahu dari mana kekuatan mengerikan ini berasal!"

Seorang pria muda tampan berambut biru menyuruh orang yang dia sebut sebagai dewa api untuk diam.

"Bagaimana bisa aku diam dewa air, jika ada kekuatan mengerikan yang tidak bisa kutandingi seperti ini, bahkan jika kita semua para dewa bersatu, kita tidak akan bisa mengalahkannya!"

"itu memang benar, kerena itulah kita harus mencari tahu kekuatan apa itu!"

Yang merespon omongan dewa api adalah seorang kakek tua yang pendek, tinginya sekitar 103 cm.

"hentikan semua ini!, lebih baik kita mulai mencari tahu asal kekuatan mengerikan ini!"

Wanita cantik menyuruh mereka untuk berhenti mengobrol dan memulai mencari tahu kekuatan mengerikan itu.

Lalu semuanya menuruti perintah dari wanita tersebut, dan wanita tersebut mengangkat tangannya lalu muncullah bola cahaya ditangannya, dan melayang ke atas sambil membesar, lalu mulai terlihat bayangan Kara yang sedang tertidur lelap.

"Manusia?!...bagaimana bisa manusia itu memiliki kekuatan seperti itu"

Orang yang di panggil sebagai dewa api itu terkejut bahwa orang yang memiliki kekuatan tersebut adalah seorang manusia terlebih manusia itu masih terlihat muda.

"Entahlah...tapi ada yang aneh sepertinya manusia ini bukan dari dunia kita"

Seorang yang memiliki wajah muda yang seram dan memiliki tombak dan tubuhnya mengeluarkan petir merasakan suatu keanehan pada si kara.

"Begitu ya, jadi manusia ini dari dunia lain...bukankah dulu juga ada manusia yang dari dunia lain"

"Tapi yang dulu pernah berkata bahwa dunianya tidak mempunyai sihirkan dan dilihat dari orang yang datang dari dunia lain yang dulu dan sekarang ciri-cirinya hampir sama mungkinkah mereka dari dunia yang sama?"

"Mereka memang dari dunia yang sama tapi sepertinya disana tidak semua orang tau yang namanya sihir"

"Dari yang kulihat Kekuatan milik pemuda ini berbentuk jenis burung besar yang tidak kuketahui dan seekor rubah yang memiliki 9 ekor"

"Kita hanya bisa melihatnya dulu, apakah dia menggunakan kekuatannya untuk kejahatan atau kebaikan"

"Ngomong-ngomong bicara tentang kejahatan sepertinya demon king sepertinya akan bangkit kembali"

"Benar sekali, manusia harus mengalami bencana dahsyat sekali lagi"

Mereka membahas dan berdebat akan sesuatu yang akan datang menimpa dunia...

Catatan: Sudut panda Kara

Matahari sudah terbit yang menandakan bahwa malam sudah habis dan pagi hari akan dimulai.

Aku bangun dari tidurku setelah itu aku melihat di meja ada makanan dan sepertinya itu adalah sarapanku yang dibawakan oleh gadis itu.

Aku memakan sarapan itu dan setelah memakan sarapan aku memakai perlengkapanku seperti kemarin dan pergi keluar penginapan menuju guild petualang untuk mencari permintaan.

Setelah setengah jalan menuju guild aku tiba tiba teringat bahwa kata Ikuz-san bahwa mereka tidak menerima permintaan saat memburu monster kerena guild akan membayar jika kita mengalah monster ysng didukung oleh bukti...buktinya hanya memberikan potongan bagian tubuh monster yang dikalahkan itu kepada guild.

Kerena aku tidak terlalu ingin memperkenalkan diriku kepada dunia ini jadi aku berpikir untuk hanya memburu monster dan mendapatkan bayaran dari guild.

"Baiklah,aku hanya akan memburu monster dan menerima permintaan kerena jika aku terlalu terkenal pasti aku akan mendapat masalah yang besar seperti politik"

Setelah aku memutuskan tekad ku untuk tidak menjadi figur terkenal dan ingin menjalani hidup yang normal sembari mencari jalan pulang.

aku pergi ke tempat para monster tinggal yaitu dataran Vealoes, dataran itu adalah dataran terdekat dari kota.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bersmbung

Terima kasih telah membaca

Tolong beri kritik dan saran anda