webnovel

7. Goodbye

" Arya!" sahut Netta yang kemudian berdiri dan memeluk pemuda itu. Arya terkejut mendapatkan perlakuan dari Netta. Begitu juga dengan semua yang ada disitu. Save by Arya! batin Netta. Arya akan melepaskan pelukan Netta, tapi Netta merapatkan pelukannya.

" Please! Sebentar saja!" bisik Netta pada Arya, Netta menghapus airmatanya yang telah jatuh begitu saja saat dia memeluk Arya. Arya hanya terdiam dan memejamkan matanya mendapat pelukan dari Netta. Max menatap mereka dengan pandangan yang sulit untuk dijelaskan, tanpa dia sadari, Vina melihatnya.

" Rame banget!" kata pemuda itu sambil melepaskan pelukannya.

" Ngapain lo kesini?" tanya Netta.

" Lagi nganter ini!" kata Arya sambil memberikan sebuah buku ke Vina.

" Makasih ya, dek!" kata Vina tersenyum.

" Iya, Mbak!" jawab Arya.

" Net! Cabut, yuk!" ajak Arya seakan dia tahu jika Netta tidak tahan lagi berada disana.

" Ayok!" jawab Netta langsung.

"Kalian pacaran?" tanya Vina kaget.

" Kak! Pinjem Netta dulu!" pamit Arya pada Kenzi.

" Pacaran juga nggak pa-pa!" jawab Kenzi.

" Arya! Mbak nanya!" ucap Vina penasaran.

" Mbak kepo aja!" jawab Arya santai melihat kakaknya lalu berpindah ke Netta.

" Netta mau nggak?" tanya Arya dengan takut.

" Gimana, Net?" tanya Kenzi, sedangkan yang lain melihat kearahnya seakan penasaran menunggu jawaban dari dia.

" Iya, Net! Ma adik gue aja! Dia nggak jelek-jelek amat! Liat tuh, badannya! Dia rajin fitness tau!" promo Vina.

" Kak! Mau nawarin apa mau njeblokin?" kata Arya sebel. Netta menatap satu-persatu wajah yang menatapnya, saat tatapannya jatuh pada Max, dilihatnya Max hanya cuek saja menatap Vina sambil menggenggam tangan Vina. Dia sama sekali gak perduli! batin netta dan sekali lagi tanpa mereka sadari Vina melirik suaminya. Max tersenyum melihat istrinya menatapnya.

" Ok! Kita pacaran!" jawab Netta tegas.

" Serius?" tanya Arya yang nggak percaya dengan apa yang didengarnya.

" Ya! Ayo! Katanya mau cabut!" kata Netta yang sudah tidak tahan lagi berada disitu.

" Ayo!" jawab Arya mengulurkan tangannya, Netta langsung menyambut uluran tangan Arya, mungkin ingin membuat Max cemburu? Hah! Mana mungkin! batin Netta.

" Kami pergi dulu!" kata Arya, kemudian mereka pergi meninggalkan 2 pasangan itu. Max mengekor kepergian Arya dan Netta begitu juga Vina.

" Lo kenapa?" tanya Arya saat mereka sampai diparkiran.

" Sorry! Gue hanya lagi gak mood aja!" jawab Netta lalu masuk ke dalam mobil Arya.

" Netta?" ucap Axel yang melihat Netta masuk ke dalam mobil Arya.

" Apa mereka benar pacaran?" tanya Axel ambigu.

" Antar gue pulang, ya!" ucap Netta.

" Iya!" jawab Arya pasrah, padahal dia sangat senang Netta mau pergi dengannya.

Netta berdiri diteras balkon kamarnya, dia menatap bulan yang bersinar di angkasa. Max! Apa lo sekarang sedang bercumbu dengan istri lo? Apa lo puas dengan dia? batin Netta sakit. Netta yang sadar jika hatinya akan sakit jika membayangkan semua itu, seakan tidak perduli , dia tetap membayangkan Vina dan Max sedang bergumul diatas ranjang dengan panasnya. Jam sudah menunjukkan angka 12 malam, entah mengapa setiap jam sekian dia selalu terbangun dan mengingat Max yang sedang di atas ranjang dengan Vina.

Sementara Max telah selesai bercumbu dengan Vina dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sedangkan Vina langsung tidur. Max sebenarnya merasa tidak puas dengan gaya bercinta mereka, karena Vina tidak pernah mau memulai atau mencoba menggoda bahkan mencumbu Max lebih dahulu. Max pernah meminta Vina untuk memulai lebih dahulu, tapi Vina menganggap wanita seperti itu adalah wanita jalang. Dan yang membuat Max kecewa adalah Vina tidak mau melakukannya lebih dari sekali karena Vina tidak mau merasa lelah saat harus bekerja keesokan harinya. Tapi Max sangat mencintai Vina, dia menerima apapun kekurangan Vina. Max keluar dari kamar mandi dan melihat Vina telah tertidur. Dia kemudian masuk ke ruang kerjanya dan menyelesaikan pekerjaannya karena besok harus meeting pagi-pagi sekali.

" Sekarang tanggal 20! Besok dia akan datang ke kantor!" ucap Max ambigu. Apa dia tadi bersenang-senang dengan Arya? Sial! Kenapa gue harus mengingat gadis pembohong itu! batin Max kesal. Dia membanting dokumen yang dipegangnya, moodnya benar-benar sedang buruk malam ini. Entah kenapa pikirannya melayang pada Netta dan Arya, lalu dia tidur-tiduran di sofa dan akhirnya tertidur hingga pagi hari.

Keesokan harinya Max terbangun dan dilihatnya Vina masih tertidur, dia berangkat pagi-pagi sekali tanpa membangunkan Vina, ada meeting bersama stafnya. Max mengecup kening Vina lalu pergi keluar karena Feri telah menunggunya di mobil. Mereka sarapan dulu di tempat biasa lalu pergi ke kantor. Jam 10 meeting telah selesai, Max langsung pergi meninggalkan kantornya dan pergi ke butik Vina karena dia sedang malas bertemu dengan Netta.

" Sayang? Tumben kesini?' tanya Vina. Max tersenyum mendekati Vina dan mengecup kening istrinya.

" Aku baru selesai meeting, tiba-tiba kangen sama kamu! Aku mau kamu, sayang!" bisik Max yang mencoba mencium leher Vina dari belakang.

" Ayolah, Max! Aku sedang sibuk! Ada pesanan dari Jepang yang harus selesai dalam minggu ini!" ucap Vina. Max tidak memperdulikan ucapan istrinya, entah kenapa pagi itu dia benar-benar sangat menginginkan Vina. Max lalu menelusuri leher istrinya dengan bibirnya.

" Max! Please! Ini kantor!" kata Vina kesal, tapi Max bergeming.

" Aku bukan jalang, Max!" hardik Vina. Vina memang seorang wanita yang profesional, dia tidak mau mencampur adukkan masalah pribadi dan pekerjaan. Terlebih melakukan hal itu di sembarang tempat karena dia berasala dari Keluarga yang berketurunan ningrat dan semua ada aturannya. Max menghentikan kegiatannya, dia kaget mendengar ucapan Vina. Hatinya merasa sedih karena ucapan Vina, tapi sekali lagi cintanya pada Vina mengalahkan segalanya. Dengan terpaksa dia menahan hasratnya kuat-kuat, lalu duduk di hadapan Vina dengan wajah kesal.

" Sayang, Apa kamu tidak ada pekerjaan?" tanya Vina lembut, setelah dia menyadari kekasarannya. Dia tahu jika suaminya marah, tapi dia paling tidak suka dengan ketidak profesionalan. Ponsel Vina berdering, nama mama tertera di layar.

" Halo, ma!" V

" Vin! Kamu sibuk?" MD

" Iya, ma! Ada apa?" V

" Kamu bisa bicara dengan adikmu?" MD

" Arya kenapa?" V

" Dia akan pergi ke Aussie!" MD

" Apa? Untuk apa?" V

" Dia mau ikut Netta kesana!" MD

" Netta?" V

Sejenak Vina melirik lewat sudut matanya melihat reaksi Max, sesuai dengan dugaannya, Max yang tadinya membuka-buka majalah, seketika menghentikan tangannya.

" Sebentar, ma!" V

Lalu Vina sengaja menekan speaker ponselnya.

" Ya, ma?" V

" Iya, Vin! Dia bilang Netta akan tinggal disana!" MD

" Lalu dia ingin ikut Netta ke Aussie?" V

" Iya! Mama bingung! Dia bilang dia jatuh cinta sama Netta dan dia berniat untuk menikahi dia!" MD

" Mama mendukung Arya?" V

" Tentu saja, Vin! Hanya pria bodoh yang tidak tertarik pada Netta! Dia itu sudah cantik, pintar lagi!" MD

" Biar nanti Vina yang bicara sama Arya, ma!" V

" Mama tunggu beritanya, ya, sayang!" MD

" Iya ma! Daaa!" V

Vina menutup panggilannya. Dilihatnya suaminya telah kembali membuka-buka majalah setelah Vina mematikan ponselnya.

" Apa pendapat kamu tentang hubungan Arya dan Netta?" tanya Vina. Max pura-pura tidak mendengar pertanyaan dari Vina.