webnovel

4. Merayu (1)

" Feri!" panggil Max setelah membuka pintu kamarnya dan memanggil Feri yang sedang duduk di ruang tamu.

" Ya, Bos!" jawab Feri berdiri dan mendekati kamar Max.

" Antar dia pulang Aku tidak mau keluarganya tahu kejadian ini!" kata Max tegas.

Feri yang berdiri di depan pintu, melihat ke arah Netta. Sedangkan Max kemudian berjalan ke arah balkon dan berdiri di bibir Balkon tanpa melihat ke arah Netta. Netta merasa kecewa dengan apa yang yang dilakukan Max setelah apa yang baru saja terjadi.

" Silahkan, Nona! Ikut saya!" kata Feri. Netta masih sempat menatap Max yang berdiri di balkon kamarnya. Max bergeming di tempatnya, dan masih tidak memperdulikan Netta sama sekali.

" Nona!" kata Feri. Netta kemudian berjalan keluar dari kamar itu dengan hati yang sakit.

Keesokan harinya Netta terbangun dan mengingat kejadian semalam, dia tersenyum dan meraba bibirnya. Kau membuatku seperti anak remaja yang sedang kasmaran, Max! batin Netta. Lalu dia membersihkan tubuhnya dan sengaja datang ke kantor Max, dia memakai rok dan kemeja dengan warna senada yang membuatnya terlihat sangat cantik dan mengagumkan. Beberapa mata karyawan Max tidak lepas melihat kesempurnaan tubuhnya.

" Selamat Pagi! Apa Pak Max ada?" tanya Netta di meja resepsionis.

" Apa mbak sudah membuat janji?" tanya resepsionis itu.

" Belum, mbak! Bilang aja Netta ingin ketemu!" kata Netta.

" Tunggu sebentar, mbak!" jawab resepsionis yang bernama Risma itu. Kemudian Risma menelpon seseorang dan tidak lama kemudian dia meletakkan telponnya.

" Silahkan naik Lift yang berwarna biru dan naik ke Lt. 11!" kata wanita itu.

" Trima kasih, mbak! Nama mbak Risma, kan?" tanya Netta sambil melihat tag name Risma.

" Iya! Sama-sama!" jawab Risma ramah. Netta berjalan ke arah lift tersebut dan naik ke Lt. 11. Risma melihat seorang wanita sedang asyik menatap layar komputer, dimejanya ada nama Lisa.

" Masuk aja, Pak Max sudah menunggu!" kata Lisa. Netta membuka pintu ruangan Max dan melihat pria itu sedang duduk di kursi kebesarannya.

" Kenapa lo datang?" tanya Max langsung.

" Gue ingin bilang trima kasih karena lo udah nolongin gue semalam!" ucap Netta memendam kerinduan. Bibir Max membuatnya tidak dapat tidur semalaman.

" Ok! Gue terima!" jawab Max santai.

" Gue..."

" Bos, ini laporan yang..." Feri menghentikan langkahnya saat melihat ada Netta di hadapan Bosnya.

" Maaf! Apa saya menggangu?" tanya Feri.

" Tidak! Netta baru aja akan pergi!" kata Max. Netta yang merasa diusir secara halus hanya tersenyum sedih melihat sikap Max, lalu dia berdiri.

" Sekali lagi trima kasih! Dan maaf jika gue ganggu lo, Max!" ucap Netta lalu pergi meninggalkan ruangan Max.

" Jangan bicara apa-apa!" ucap Max menunjuk Feri, saat Feri menatapnya seakan akan bertanya ada apa. Sementara para karyawan wanita pada bergosip dan penasaran dengan keberadaan Netta yang cantik dan seksi di kantor Bos mereka.

Beberapa hari kemudian Netta datang lagi menemui Max di kantornya dan kali ini dia langsung naik ke atas tanpa bertanya dulu atau membuat janji dengan Max.

" Gue cintai sama lo, Max!" ucap Netta pada Max yang sedang duduk di kursinya dengan santai sambil memeriksa dokumen kerjanya.

" Pulanglah!" jawab Max tanpa melihat Netta.

" Apa lo nggak denger yang gue bilang?" tanya Netta.

" Gue denger! Tapi cinta lo salah tempat!" jawab Max. Netta berdiri dari kursinya dan mendekati Max ditempatnya.

" Gue nggak salah! Hati gue nggak pernah salah! Detak jantung gue nggak pernah salah! I don't even care if you single or merried! But i do care about your feeling!" ucap Netta yang bersandar di meja Max.

" But i do really care about my status!" jawab Max cepat. Netta memberanikan diri untuk maju lebih dekat pada Max.

" Please, Netta! Gue udah nikah! Dan gue sangat mencintai Vina! Lo tahu itu'kan?" ucap Max keras. Netta nekat duduk di pangkuannya sambil memegang jas Max dan bersandar di dadanya.

" Tapi gue sangat mencintai lo, Max!" ucap Netta frustasi dan mencoba mencium bibir Max, tapi Max menghindarinya.

" Ini bukan cinta, Netta! Lo hanya terobsesi sama gue!" jawab Max sambil memegang dengan kuat kedua tangan Netta yang mencoba membuka dasinya.

" Gue benar-benar mencintai lo Max!" ucap Netta dengan wajah memelas dan memeluk Max. Max berdiri dari kursi kerjanya setelah memutar kursinya ke kanan dan mendorong Netta hingga gadis itu terjerembab. Max terkejut melihat sikapnya pada Netta, tapi egonya berkata lain.

" Gue bilang sekali lagi, Gue nggak cinta sama lo!" jawab Max tegas yang membungkuki dihadapan gadis itu dan menatap tajam matanya. Netta terkejut dengan sikap kasar Max.

" Lalu kenapa waktu itu lo membalas kecupan gue?" tanya Netta dengan mata nerkaca-kaca.

" Hahaha! Itu hanya perasaan lo saja! Gue tidak pernah melakukan itu! Itu hanya reflek syaraf bibir gue yang berdenyut karena marah akan tindakan nekat lo!" jawab Max datar dan dingin. Bagai disambar petir, wajah gadis itu terlihat sangat kecewa mendengar jawaban Max, hatinya terasa sakit. Saat ini dia merasa dirinya seperti seorang jalang yang sedang mengharap belas kasih pelanggannya untuk menyewa dirinya.

" Lo membantah ciuman itu? It's, Ok! Apa lo ingin langsung bercinta dengan gue, Max? Kalo saja lo saat itu bilang, gue rela melepas pakaian gue dan membiarkan lo menikmati tubuh gue, Max! Dan gue nggak akan menuntut apa-apa dari lo!" tutur Netta sambil berdiri dan mendekati Max yang berdiri didekat sofa. Netta masih berusaha merayu Max dengan mencoba meraba dada Max.

" Apa lo sudah gila? Lepaskan, Netta! Gue bukan pria macam itu!" kata Max kembali mencengkeram kedua tangan Netta lalu menghempaskan gadis itu ke sofa.

" Gue adalah suami dari sahabat baik kakak lo! Jangan bikin gue berbuat kasar sama lo! Lo tau perbuatan murahan lo ini membuat lo seperti apa? Seperti jalang!" hardik Max sambil melepas kasar lengan Netta lalu menjauh dari Netta. Netta meneteskan airmatanya dan merasakan kembali beribu sembilu menusuk jantungnya. Max berjalan mendekati pintu ruangannya dan membukanya.

" Pergilah dan jangan datang lagi kalo lo hanya ingin melakukan semua ini!" kata Max marah. Netta merapikan pakaiannya dan meraih tasnya, dia berjalan gontai mendekati Max. Dia berhenti tepat dihadapan Max.

" Apa kurangnya gue, Max? Lo tahu persis kalo gue melebihi dia dalam segala hal! Gue jauh lebih cantik dan lebih seksi dari Kak Vina! Gue tahu lo bisa mendapatkan wanita mana saja kalo lo mau! Mereka akan dengan sukarela tunduk dan bersujud dikaki lo! Termasuk gue! Karena lo memiliki banyak uang, Max! Tapi gue nggak butuh uang lo!" tutur Netta pelan, dia sudah tidak tahu harus bagaimana lagi membuat Max menerimanya.

" Tapi lo juga harus tahu! Lo semua bukanlah Vina!" jawab Max yang sukses membuat hati Netta hancur.

" Gue yakinkan sama lo, kalo cinta gue lebih besar dari cinta Kak Vina! Cinta gue cinta mati, Max! Bahkan setelah dunia ini hancur! Dan lo akan tahu itu suatu saat nanti!" ucap Netta bergetar.