webnovel

13. Pertemuan

Max sampai di Aussie saat malam hari, dia langsung menuju ke Penthousenya.

Max membersihkan tubuhnya di kamar mandi, dia berendam sejenak melepas kepenatan. Beberapa saat kemudian dia membilas tubuhnya dan berbaring diatas ranjang dengan piyama mandinya. Dia membuka ponselnya dan menatap foto Vina.

" Apa yang harus aku lakukan, Vin? Kenapa kamu tega melakukan ini sama aku?" tanya Max ambigu.

" Padahal aku sangat mencintaimu, Vin! Apa aku sanggup melupakan semuanya dan memulai lagi dengan lembaran baru?" tanya Max kembali. Max menghembuskan nafas panjangnya, diusapnya wajah Vina dilayar ponselnya.

" Mungkin aku pria bodoh, tapi aku sangat mencintaimu! Tunggu aku kembali, kita akan memperbaiki semuanya!" kata Max. Max sangat sibuk dengan pekerjaannya, karena dia ingin semua segera selesai secepatnya agar cepat kembali ke Indonesia.

" Sayangggg!" V

" Hai!" M

" Kok, baru VC? Aku kangen banget sama kamu!" V

" Iya! Aku mau secepatnya selesai, biar cepet balik!" M

" Janji, ya! Aku sudah pengen banget!" V

" Aku juga, Vin!" M

Vina kemudian meletakkan ponselnya diatas meja dan dia sengaja memperlihatkan seluruh tubuhnya untuk menggoda Max dengan memakai lingerie seksi dan beraksi. Max hanya tersenyum melihat istrinya, kenapa baru sekarang, Vin? Tapi aku senang kamu sudah berubah! batin Max yang merasa sesuatu dibawah berubah saat Vina melepas satu persatu lingerienya. Vina merasa senang karena Max pasti kembali menerima dan memaafkan segala kesalahannya, karena dia bisa melihat raut wajah merah Max saat dia merayunya.

" Kau harus tanggung jawab!" M

" Maaf, sayang! Habis kamu tidak mengajakku!" V

" Aku hanya sebentar saja!" M

" Apa aku perlu kesana memberimu kejutan?" V

" Tidak perlu! Besok aku pulang jika semua selesai!" M

" Ok, sayang! Aku tunggu!" V

" Bye!" M

" Bye! Emuachhhh!" V

Max memutuskan panggilannya dan menuntaskan hasratnya di kamar mandi. Aku harus segera menyelesaikan semuanya, dia sangat menggoda dan aku tidak bisa menahannya lama-lama! batin Max frustasi karena aktivitas solonya.

Keesokan harinya Max ada jadwal meninjau tempat yang akan dijadikan proyek pembangunan tersebut, tapi mereka akan meeting dahulu.

" Max!" sapa Frank yang melihat Max datang bersama Feri.

" Om!" jawab Max.

" Apa kabar?" tanya Frank. Frank merupakan sepupu dari mama Max yang tinggal di Aussie dan memiliki usaha Real Estate seperti papa Max juga.

" Apa tidak ada tempat untuk meeting lagi selain disini?" tanya Max. Frank selalu melakukan kegiatan keluarga di sini, di Resto miliknya.

" Kenapa? Apa kamu masih tidak suka tempat ini?" tanya Frank.

" Om selalu benar!" jawab Max sinis.

" Apa kamu masih menyimpan dendam pada sepupumu?" tanya Frank.

" Dimana dia? Apa sedang memata-mataiku?" tanya Max menyindir.

" Dia sudah berubah, Maxy!" kata Frank memanggil dengan panggilan kecilnya pada Max.

" Serius?" sindir Max lagi.

" Iya! Karena dia telah memiliki kekasih dan mereka telah bertunangan!" kata Frank lagi.

" Kekasih? Tunangan? Dia? Huh! Apa milik wanita sudah terasa hambar di mulutnya?" sindir Max lagi. Max mengenal siapa sepupunya itu, dia seorang penjahat wanita. Dia sangat terkenal pandai memikat dan memuaskan mereka diatas ranjang.

" Jaga ucapanmu, boy! Dia benar-benar sudah berubah!" kata Frank menahan amarah.

" Cih! Hebat sekali! Aku harus bertemu wanita itu!" kata Max penasaran.

" Kamu akan bertemu dengannya, mereka dalam perjalanan kesini!" kata Frank.

" Kenapa tunangan tidak memberitahu keluarga?" tanya Max curiga.

" Apa wanita itu hamil?" tuduh Max lagi.

" Dia wanita baik-baik! Dan dia tidak mau pesta yang berlebihan!" jawab Frank membela. Tidak lama kemudian yang sedang dibicarakan datang.

" Papa!" sapa Sam memeluk papanya.

" Son!" jawab Frank. Max yang telah lama tidak mendengar suara Sam sangat mengenali suara itu.

" Max!" sapa Sam pada sepupunya itu sambil menghembuskan nafas. Max hanya tersenyum sinis.

" Sam!... Apa kabar?" tanya Max malas.

" Fine! Lo gimana?" tanya Sam.

" Baik!" jawab Max. Sam duduk di kursinya dengan santai.

" Gimana kabar Vina?" tanya Sam.

" Baik!" jawab Max.

" Apa kalian sudah baikan?" sindir Sam sinis. Sial! Ternyata dia ngikutin kabar gue selama ini! batin Max geram.

" Gak usah nyindir gue! Urusan rumah tangga gue gak perlu lo tahu!" jawab Max geram.

" Lo harusnya selidiki dulu kalo mau nikah!" ucap Sam remeh.

" Lo...!"

" Sudah! Kita disini bukan buat berantem!" pisah Frank tegas. Mereka terdiam sesaat dan meminum minuman masing-masing.

" Mana kekasih yang di ceritakan papa lo yang dia bilang mampu ngerubah lo? Serius? Cih! Udah nggak enak lagi rasa jalang dimulut lo?" sindir Max.

" Tutup mulut lo, Max! Gue peringatin, jangan bicara hal seperti itu didepan tunangan gue! Dia adalah wanita baik-baik dan gue sangat menghormati dan mencintai dia! Gue bener-bener ingin menata hidup gue sekarang!" tutur Sam dengan wajah serius..

" Hahaha! Hebat banget dia! Gue jadi benar-benar penasaran, seperti apa orangnya!" kata Max yang sangat penasaran dan benar-benar ingin tahu wanita macam apa yang bisa merubah seorang penjahat wanita yang gila sex seperti Sam.

" Lo akan tahu! Dan gue peringatkan, jangan berani-berani lo memprovokasi dia! Ato lo sampai berani macam-macam padanya!" kata Sam mengancam.

" Hahaha! Cih! Gue udah nikah dan selera gue jauh baik dari selera lo! Dan gue sangat mencintai istri gue! Lo mungkin disini yang harus lebih waspada, jangan sampai dia yang jatuh cinta sama gue!' tutur Max sinis.

" Hahahaha! Yang benar saja, Max! Angel saja yang lo bilang sangat mencintai lo, bisa jatuh ke dalam pelukan gue!" kata Sam dengan penuh kemenangan.

" Lo..." wajah Max mengeras. Angel adalah gadis populer di jaman mereka sekolah, dia sangat cantik dan seksi. Max menyukai Angel dan sebaliknya, Angel sangat mencintai Max, tapi tiba-tiba beberapa hari kemudian dia telah memutuskan Max dan diketahui Max dia telah jalan sama Sam.

" Sudah! Cukup! Kita disini untuk membicarakan bisnis! Bukan wanita!" kata Frank kembali menengahi mereka. Kemudian mereka mulai membicarakan rencana mereka ke depannya tentang proyek itu. Max selalu saja tidak mencapai kata sepakat jika dihadapkan dengan Sam. Frank yang melihat semua itu hanya geleng-geleng kepala, entah bagaimana lagi cara dia mendamaikan kedua orang keras kepala itu. Saat mereka sedang berdebat, makanan yang dipesan datang lalu dihidangkan, kemudian mereka kembali berseteru.

" Cukup! Jika terus begini, kita tidak akan mencapai kata sepakat. Lebih baik kita makan dulu!" kata Frank menghentikan perdebatan kedua pria egois itu. Saat sedang makan, Sam tiba-tiba menampakkan wajahnya yang sedang tersenyum merekah dan Max yang melihatnya merasa heran, dia belum pernah melihat senyum bahagia seorang Sam sejak Tante Edith, mama Sam meninggal dunia.

" Honey!" sapa Sam lalu dia berdiri menyambut kekasihnya dan mengecup kedua pipinya dengan mesra.

" Om!" sapa kekasihnya sambil menganggukkan kepalanya pada Frank diikuti dengan balasan anggukan kepala dari Frank.

" Max, kenalkan Arnetta Johanson! Calon istri gue!" kata Sam dengan bangganya.