"Wow ... ahhhhhhhhhhhhhhh ..." Seluruh dunia sepertinya hanya menyisakan tangisan bayi.
"Tidak, serangga besar, tidak, kamu tidak bisa, kamu tidak bisa ..." teriak Dika seperti doa di dalam hatinya.
"Wow ... ahhh ..."
Waktu juga seakan membeku secara umum, kaki pisau cacing besar yang konyol dan terbuka hanya berjarak kurang dari sepuluh sentimeter dari wajah bayi yang belum dewasa.
"Cacing Besar, jangan, jangan, jangan, kamu tidak bisa, segera kembali, kembali!" Dika tidak dapat berbicara, tetapi berteriak keras di dalam hatinya. Kaki pisau cacing bodoh itu mulai turun lagi, dan cahaya tajam yang tajam hampir mencapai bibir bayi itu.
"Cacing Besar, aku mohon, kembali, jangan menyerah, jangan, jangan, jangan! Kembali! Kembali, aku mohon! Tolong!" Dika benar-benar melupakan rasa sakit di tubuhnya, Jiwa berada di ambang kehancuran!
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com