webnovel

Taman Air Merah

Theodor memilih pesta ulang tahun tak biasa. Theo dan kekasihnya Nauctha sebenarnya memilih Tovkla Water Park sebuah wahana taman air out door berada di Ibu Kota tetangga sebut saja Detulca. Namun, karena suatu hal yang tak terduga mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah. Akhirnya mereka liburan di Winter Water Park sebuah wahana taman bermain out door yang di dominasi warna putih dan biru di kota kelahiran mereka, bernama Alustra. Teror dimulai ketika mereka akan mencoba wahananya. Seorang hantu Wanita menyamar menjadi salah satu pengawas wahana taman bermain tersebut. Ada motivasi apakah sang hantu menampakkan diri pada mereka?

Yi_EunSha · Horreur
Pas assez d’évaluations
56 Chs

Dibalik Pembunuhan Berantai

"Pagar? Kapan pagar itu dibangun? Saat kami datang kemari..., bukannya pagar itu belum ada? Oliver, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Nauctha merasa semakin cemas akan keselamatan kekasihnya itu.

"Aku selalu meminta bantuan seluruh keamanan di rumah ini untuk memasangnya tiap malam. Tenang saja. Tegangan listriknya hanya akan membuatnya tak sadarkan diri untuk sementara waktu" lirih Oliver antara merasa tidak tega dengan harus tega.

"Memang tidak ada cara lain?"

"Theo mematahkan tulang tiga belas penjaga rumah ini sebelumnya. Kami tidak mungkin melawannya dengan kekuatan. Jadi mengertilah. Ini, satu-satunya cara yang bisa mengembalikan Theo seperti sediakala" Oliver menjelaskan dan menyatakan ketidak berdayaan nya.

Bzzzzzt!!

Brugh!!

Benar saja Theodor langsung terkapar di tanah setelah tersetrum pagar beraliran listrik.

"Theo!!"

"Woy, apa kau bodoh? Jangan menyentuhnya terlebih dahulu. Dia, tersengat listrik oke, kau harus mencari sesuatu yang tahan aliran listrik" seru Arletha menarik lengan baju Nauctha yang hampir saja menghambur ke arah Theodor.

Suasana tampak hening. Semua perhatian tertuju pada Theodor yang masih saja belum sadarkan diri.

"Tolong bekerja samalah denganku. Demi kebaikan Theodor. Kalian harus menceritakan apa saja yang dialami Theodor selama ini hingga dia sadarkan diri nanti. Aku harus tahu bagaimana cara menyembuhkan Theo" Oliver memelas menatap seluruh sahabat baik Theodor.

"Akan kami usahakan. Berapa lama lagi dia akan sadar?" jawab Kabil merasakan betapa lamanya Theodor tak sadarkan diri.

"Sebentar lagi. Aku akan pergi. Kalau aku tetap di sini, Theo pasti lebih memilih tutup mulut. Sekali lagi tolong" tandas Oliver, bangkit dari duduknya, dan meninggalkan kamar Theodor. Saking seringnya engsel pintu Theodor dirusak, sampai-sampai orang tua Theodor menyimpan banyak persediaan di rumah terbukti, pintu Theodor kembali berdiri tegak seperti semula.

"Ya ampun, terjadi lagi. Kalian baik-baik saja? Aku tidak menyerang kalian kan?" tanya Theodor panik mencari-cari korban dari kejahatan yang tidak sengaja dia lakukan.

"Kami mematuhi petunjukmu jadi kami semua aman" jawab Zack bersedekap memerhatikan tampang kacau milik Theodor.

"Apa yang terjadi dalam mimpimu? Beri tahu kami Theo. Kami tidak ingin terseret pada masalah, yang telanjur menyeret kami di sini bersamamu, tanpa mengetahui apa pun" tegas Zack mengintimidasi Theodor.

Jika Zack tidak berbuat demikian, sudah pasti Pria keras kepala itu hanya akan diam tutup mulut. Mau tidak mau, karena ucapan Zack tidak ada unsur kesalahannya, akhirnya Theo menceritakan apa pun yang terjadi dengan seluruh keluarga Dokter Marcus.

"Kau tahu siapa yang menggerakkan para penjahat itu?" Nauctha mulai penasaran.

"Tidak. Menurut Marcus dan Diandra, Dokter Sergei lah dibalik semua pembunuhan berantai itu" jawab Theo menenangkan diri.

"Ini aneh. Ditahun dan bulan yang kau katakan, tidak ada berita tentang berita pembunuhan satu keluarga" gumam Nauctha sambil terus berusaha mencari berita apa pun yang terkait di tanggal dan tahun di mana keluarga Marcus tewas.

"Jangan mencari dengan judul seperti itu. Coba cari kecelakaan maut yang melibatkan sekeluarga tewas mengenaskan" tiba-tiba Theodor mengingat kejadian di mana pasien Dokter Marcus yang mati tanpa identitas tersebut.

"Keluarga Marcus Sanders....ditemukan" tandas Nauctha menutup mulutnya sambil terus membaca isi literatur berita tersebut.

"Tidak ada tanda-tanda kecelakaan disebabkan percobaan pembunuhan Theo. Ini murni kecelakaan. Dikatakan, rem mobil itu blong setelah sempat dua ban mobil mereka meledak dengan sendirinya" kata Nauctha membaca isi artikel surat kabar itu.

"Artinya, kita harus benar-benar berhati-hati terhadap orang bernama Sergei." Kata Zack memerhatikan informasi dalam artikel Online secara mendetail.

"Dua orang Putranya mati bersama mereka. Lalu di mana Putra tertuanya? Benarkah dia mati tenggelam seperti apa kata Marcus dan Istrinya?" gumam Theo menggaruk kepalanya.

"Jadi mereka memiliki Putra lain? Siapa nama Putranya?" Nauctha menjadi sangat penasaran.

"Felix Sanders" Theodor mengingat nama yang pernah di bicarakan dengan Suami Istri Sanders.

"Hey, apa mimpimu itu bisa di percaya? Maksudku bukan meragukanmu oke, hanya saja selama ini kita terus bergantung pada kemampuanmu mengetahui masa lalu Diandra. Tetapi kali ini, kau hanya bermimpi" Lucas Kelf mengingatkan jangan sampai, mereka salah menerima informasi hanya karena sulit membedakan Theo mendapatkan mimpi biasa, atau petunjuk.

"Hey, kau belum mendapatkan petunjuk di mana Diandra berada?" potong Nauctha sambil mengusap punggung Theo lembut.

"Belum. Apa dia mendapatkan masalah karena terus mendatangi kita, lalu terkurung di suatu tempat atau dia sudah damai di alam baka sana?" jawab Theo cemas.

"Aku sedang berusaha menghubungi Michella. Kita akan tahu apa terjadi sesuatu dengan raga Diandra" kata Kabil sambil terus berusaha menghubungi Michella.

"Hello Michell, apa Diandra baik-baik saja?" tanya Kabil tanpa basa basi terlebih dahulu.

"Ya, dia tampak sangat tenang berbeda dari hari biasanya. Aku sempat cemas, tetapi kata Dokter tidak ada yang perlu di cemaskan. Mungkin sekarang dia sedang bermimpi hal menyenangkan" sahut Michella dari seberang.

"O ya, kapan kalian kemari lagi? Apa keluarganya benar-benar tidak memedulikannya lagi?" tambah Michella membuat Kabil tercekat bingung harus berkata apa.

"Mereka ingin bukti Michella. Akan ku beri kau alamat rumah mereka, dan pastikan kau bisa merekam Diandra ke dalam sebuah video di ponselmu. Dengan begitu mereka tidak akan menganggapmu penipu dan lain-lain" jawab Kabil.

"Kalian tidak bisa ke sana lagi? Akan ku kirimkan video Diandra sekarang,"

"Maaf. Kami ada masalah besar sekarang. Kau bisa menangani masalah Diandra sendirikan?" tegas Kabil harap-harap cemas. Jelas dirinya tidak ingin bernasip serupa dengan kedua sahabatnya yang diusir secara tidak terhormat.

Tuuuut.....

Tuuut.....

Tiba-tiba Michella menutup telepon secara sepihak. Kabil berbalik badan, menoleh pada Theodor sambil menghembuskan napas kasar.

"Michell marah karena aku menolak untuk mendatangi lagi keluarga Diandra" kata Kabil sambil menaikkan kedua bahunya bersamaan.

"Coba hubungi dia lagi beri dia penjelasan mengapa sekarang kita tidak bisa melakukannya. Dia penghubung kita dengan Diandra" sahut Nauctha mengingatkan Kabil.

"Percuma sayang. Kalau dia masih dirundung emosi tidak akan ada yang akan didengarnya. Biarkan saja dahulu untuk sementara waktu. Lebih baik kita pikirkan terlebih dahulu masalah keluarga Sanders." Potong Theodor mencoba menengahi.

"Aku tahu Tuan Marcus Sanders salah satu kunci dari teka-teki. tetapi kurasa, kita tidak ada hubungannya dengan kematian keluarganya. mengapa kita fokus padanya saja? Sementara masih ada Zerra dan Hugho, selain Diandra" Berta Staley mencoba menjelaskan Theodor sedang mengarahkan penyelidikan mereka, ke arah yang kurang tepat.

"Masalahnya, aku yakin sekali yang aku mimpikan itu seperti sangat nyata. Seolah aku juga berada di dalam sana. Tetapi seperti kata Lucas, kita harus memastikan apa ini hanya bunga tidur atau sebuah petunjuk. Sebaiknya kita ke rumah Michella sekarang" sahut Theodor merasa terpojok.

Setibanya dirumah Michella, kata perawat Diandra, Michella telah pergi dua puluh menit yang lalu. Tetapi mereka semua bersi keras untuk menemui Diandra, tanpa adanya si tuan rumah.

"Kalian bilang, kalian ada kesibukan sehingga tidak bisa mengurusi urusan keluarganya sekarang. Tetapi mengapa kalian malah datang menemuinya?!" bentak Michella sangat marah apa lagi, sekarang dia sedang dalam perjalanan ke rumah keluarga Diandra.

"Ini urusan antara hidup dan mati kami sekaligus Diandra. Jadi kami harus segera menemui Diandra sekarang. Dia kuncinya sekarang. Tolong katakan pada perawatnya untuk mengizinkan kami masuk menemui Diandra. Aku mohon Michella" tegas Theodor dengan nada tak main-main seolah waktu sedang mengejar mereka semua.

"Maksudmu apa? Apa yang bisa dilakukan Diandra sekarang untuk membantu kalian? Sementara dia masih koma" tanya Michella merasa sedang di permainkan.

"Penjelasannya panjang. Kau bisa mendapatkan penjelasan dari kami nanti oke, izinkan kami masuk terlebih dahulu" kata Casandra merebut ponsel Theodor yang sedang dalam mode Speaker.

"Dokter Jasmin, apa kau di sana?" Michella mencoba berbicara dengan Dokter Pribadi keluarganya.

"Ya Nona Michella" jawab Dokter, yang sedang berdiri di antara kedua Suster.

"Aku mengizinkan mereka menemui Diandra dengan pengawasanmu." Kata Michella memberi perintah.

"Baik Nona" jawab sang Dokter patuh lalu memberi kode agar Theo dan kawan-kawan mengikutinya.

"Kalian berhutang penjelasan padaku ya, ingat itu" tambah Michella menegaskan pada Theo dan yang lainnya.

"Ya. Terima kasih sampai berjumpa lagi. Semoga usahamu memberi kabar tentang keberadaan Diandra membuahkan hasil" jawab Theodor lalu menutup saluran teleponnya.

Krieeeek....

Pintu kamar Diandra terbuka lebar perlahan. Diandra tampak lebih kurus dari biasanya bahkan lebih pucat.

"Dokter. Terakhir kali kami melihatnya, Diandra tidak sekurus ini bahkan wajahnya jauh lebih pucat" keluh Theodor menatap prihatin Diandra.

"Jelas itu bisa terjadi, Diandra sampai saat ini belum sadarkan diri jadi kami hanya bisa memberinya cairan makanan lewat infus. Dan beberapa bulan terakhir, seolah tubuhnya menolak mendapatkan asupan makanan"

"Soal wajahnya yang pucat, karena dia terlalu lama tidak terpapar sinar matahari. Tetapi sejauh ini, semuanya baik-baik saja." Jawab sang Dokter tegas.

"Dia menolak asupan makanan, dan Anda bilang dia baik-baik saja?!" geram Nauctha menatap kesal sang Dokter.

"Kami memberinya obat, agar tubuhnya bisa menerima asupan nutrisi dari cairan infus itu, secara optimal jadi saya berani bicara sejauh ini semuanya, baik-baik saja" tegas sang Dokter lagi.

"Nauctha, Theo, fokus pada mengapa kita datang kemari sekarang" Zack Amstrong mengingatkan. Theo dan Nauctha menatap Zack sambil mengangguk setuju.

Theodor Rulf segera menggenggam tangan Diandra dan mencoba berkonsentrasi penuh. Dalam penglihatan Theodor, Marcus dan Diandra tidak sengaja mendengar dan melihat secara langsung Sergei dan rekannya membicarakan tentang teror yang akan mereka lakukan di kota ini.

Ibu Kota Alustra sebagai percobaan teror pertama. Jika berhasil maka Negara Zafictor akan rata terjangkit Virus. Diandra dan Marcus saat itu sedang tidak bertugas tetapi memilih membantu rekan mereka, untuk menangani seorang pasien tanpa keluarga yang bisa menjamin. Dalam perjalanan mereka akan mengunjungi sang pasien, tanpa sengaja mereka mendengar pembicaraan antara Dokter Sergei dan komplotannya di sebuah ruangan yang pintunya tak tertutup dengan rapat.

Di lain hari, Dokter dan Suster itu mendatangi markas sang Dokter Sergei dan rekan-rekan jahatnya, di tempat yang tak asing bagi Theodor. Tanpa sengaja, Marcus dan Diandra membuat suara karena salah satu dari mereka, menjatuhkan sebuah benda ke lantai akibatnya, mereka ketahuan sedang mengintai sejak itu, mereka selalu waspada. Mereka diam-diam membeberkan apa yang mereka lihat kepada teman terdekat mereka.

"Apa yang kulihat di rumah itu benar teman-teman. Apa yang Diandra tunjukkan kali ini menguatkan dugaanku mengapa keluarga itu dilenyapkan. Ada motif di balik pelenyapan keluarga tersebut" desis Theodor setelah melepaskan tautan tangannya, pada telapak tangan Diandra.

"Theo!" teriak Zack setelah melihat Theodor hampir saja jatuh pingsan. Dengan izin Dokter Jasmin, Theo di baringkan di kamar tamu tepat di sebelah kamar Diandra.

"Kau baik-baik saja? Sebenarnya apa yang kau lihat Theo?" tanya Zack setelah Theo sadarkan diri dan minum beberapa teguk air mineral.