webnovel

Little step

Time skip.

Saat ini adalah perayaan wisudanya. Sejak malam itu aku memutuskan untuk tidak melangkah lebih jauh. Kami memutuskan tetap berada di posisi itu. Tetap berteman dan tidak mengambil langkah yang lebih jauh. Kami sepakat untuk tidak melangkahi batasan kami dengan bersikap egois mengambil hambanya dari Tuhannya. Aku berjalan menyusuri halaman rektorat mencari keberadaannya dan 2 orang lainnya. Mereka Kak Mikha dan Kak Gio sementara ketiganya lagi masih berkutat dengan skripsinya. Aku tidak menyangka mereka bertiga bakal menyelesaikannya tepat waktu karena kelihatannya mereka santai sekali dan seperti tidak ada beban.

Aku masih berkutat dengan 3 buket bunga yang ada di tanganku. Tentu saja bunganya berbeda-beda sesuai dengan maknanya. Aku mencoba meneleponya karena aku tidak dapat menemukan mereka, aku seperti anak hilang disini karena celingukan mencari mereka.

Nada sambung panggilan sudah terdengar mencoba menyambungkan panggilanku.

"Halo." Suara dari seberang sana.

"Kamu di mana sih ? aku muter-muter nggak ketemu."

"Sebentar, ah..aku liat kamu. Diem disitu aku nyusul kamu."

"Okay." Nada panggilan terputus. Aku langsung memasukan handphone ke dalam tas agar aku mudah membawa buket bunganya."

"Cari siapa cantik ?."

Aku langsung menoleh kesamping dia ada di sana dengan setelan toganya. "Cari ojek nih bang, drivernya nyasar kayanya." 

Kami langsung tertawa dengan jokes garing kami, dan aku langsung menyerahkan salah satu buket untuknya. Sebuah buket mawar kuning dengan bunga baby breath. "Happy graduation ya kak."

"Thank you." Senyumnya terkembang saat menerima buketku.

"Ayo kak nyusulin yang lain mereka pasti udah nungguin, mereka ada di mana sih ?." Ucapku sambil berjalan mendahuluinya.

"Kita beneran nggak bisa bareng ya ?." suaranya lirih tapi aku masih bisa mendengarnya dengan jelas. Aku langsung berbalik ke arahnya yang masih setia pada posisinya.

"Mungkin kalau Tuhan ngijinin kita bakal bisa bareng. Tapi untuk saat ini kita jalanin aja dulu ya kak, kita cari bahagia kita walaupun ngga harus bareng. Ayo kak yang lain udah nungguin." Kini aku yang menarik tanganya berjalan maju memulai hal baru.

"Happy graduation ya abang-abang." Sesampainya disana tempat mereka berkumpul aku langsung menyerahkan buket itu kepada keduanya.

"Kok punya kita beda sma punya Theo ?."

"Punya aku tu spesial ngga kaya punya kalian ya enak aja minta samaan." Jawabnya tak mau kalah.

"Dek liat tuh dia sombong banget."

"Punya kita juga mana dek, kok Cuma mereka yang di kasih kita nggak?" Protes 3 orang lainnya.

Ini sebenarnya siapa sih yang tua kenapa aku harus kembali menengahi perkelahian tidak jelas mereka ini. "Itu sama aja Cuma beda warna kok (sama beda makna) ngga usah berantem, dan buat kalian bertiga nanti ya nanti kalo udah waktunya aku kasih yang lebih bagus dari itu."

Mereka melanjutkan debat yang sangat tidak masuk akal itu sementara aku hanya menonton dari pinggir. Aku sudah lelah menghadapi kelakuan mereka yang bikin ngelus dada itu, dan tidak sengaja pandanganku bertemu dengan matanya. Kami bertatapan dan aku menampilkan senyum lebar. Aku merasa bersyukur kita bisa mencapai titik ini.

"Kak aku pergi dulu ya teman sudah menunggu, aku tunggu traktiran kalian nanti. Awas kalau bohong." Ucapku sambil perlahan berjalan mundur.

"loh kok pulang." Seru mereka.

"Temanku sudah menunggu,tidak enak meninggalkannya sendirian terlalu lama. Sampai jumpa nanti di kosan aku tunggu traktiran kalian." Ucapku sambil melambaikan tanganku ke arah mereka dan berbalik menjalan menjauh.

Kini aku akan memulai langkah yang baru, dan aku harap aku membuat keputusan yang tepat.

Mulai saat ini akan kucari kebahagiaanku sendiri.

Fin.

kira-kira ini harus di lanjut atau cukup sampai sini aja ya ?

mohon pendapatnya

Serein_creators' thoughts