Mereka berdua terengah-engah keluar dari hutan, dengan keringat bercucuran di tubuh mereka, Nicholas memutuskan untuk menyandarkan dirinya di Jeep Richard yang diparkir di sebelah pertigaan.
Nicholas masih berusaha mengatur nafasnya, karena saat dia berlari, dia merasa nafasnya tidak teratur, jadi sekarang dia seperti kehabisan udara dan hampir tidak bisa bernafas.
Nicholas mencoba mengingat seperti apa wajah pria misterius di hutan itu, karena ketika dia mencoba melihat pria itu dengan jelas, dia tidak bisa melakukannya. Padahal sebelumnya dia bisa menggunakan matanya untuk melihat dengan jelas saat melihat kehadiran Emily.
"Siapa itu?" Nicholas berkata sambil menoleh ke tempat Richard berada, dia tergeletak di jalan, telentang, dia berguling-guling mencoba mendapatkan sedikit udara agar masuk ke tubuhnya.
Nicholas ingin tertawa ketika dia melihat Richard melakukan hal tersebut. Tapi dia merasa terlalu buruk jika dia melakukannya. Jadi Nicholas memutuskan untuk menunggu sahabatnya selesai mengatur napasnya.
Nicholas berdiri, memutuskan untuk berjalan lebih dekat ke tempat dimana Richard berada.
Namun saat Nicholas baru saja bangun, ia merasa seperti melihat sosok seseorang di belakang Jeep tempat dimana dia berdiri.
Nicholas membeku sejenak, memastikan bahwa apa yang dilihatnya adalah sesuatu yang salah. Mungkin matanya saat ini tidak bisa berkompromi karena merasa sosok yang baru saja dilihatnya adalah seorang pria di hutan tadi.
"Tidak mungkin, apalagi dia bisa lari secepat itu!" Nicholas berbicara pada dirinya sendiri, tertawa kecil. Menertawakan dirinya sendiri adalah sesuatu yang wajar baginya.
"Nicholas,"
Nicholas segera melihat ke arah di mana Richard berada, saat Richard memanggil namanya.
Tetapi ketika Nicholas memandangnya, Richard tampak sangat bingung dan takut, ketika dia memandang Nicholas. Nicholas memberinya ekspresi dengan mata lebar dan mengangkat alisnya, menunjukkan bahwa dia bertanya 'ada apa?'
Tapi Richard tidak menjawab apa yang Nicholas tanyakan, Richard hanya menunjuk ke arahnya, melirik dan mengangkat alisnya.
"Hah? Apa maksudmu..."
Nicholas menghentikan kalimatnya saat hendak bertanya pada Richard. Karena Nicholas baru sadar bahwa yang Richard tunjuk bukanlah dirinya, melainkan sesuatu yang berada di belakang Nicholas. Nicholas dengan cepat berbalik untuk melihat ke belakang, memastikan apa yang dimaksud Richard.
Dan benar saja, matanya melebar, ketika Nicholas melihat sosok pria yang dilihatnya di hutan tadi, sekarang telah berdiri dengan tegal di samping Jeep Richard.
Bibirku bergetar sendiri saat hendak menanyakan sesuatu, tapi seperti tertahan dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Tanpa kusadari, aku langsung mundur beberapa langkah. Dan sekarang aku berada tepat di sebelah tempat Richard berdiri dengan gemetar. Batin Nicholas terlihat sangat ketakutan saat melihat pria itu.
Namun anehnya, pria berbaju cokelat itu tersenyum lebar pada mereka berdua, dan tentu saja hal ini membuat Richard dan Nicholas terkejut sejenak.
Tak lama kemudian dia segera berjalan mendekat ke tempat Richard dan Nicholas berada.
Dan Nicholas bisa melihat raut wajahnya dengan sempurna sekarang, dia yang berambut hitam pendek, dengan mata abu-abu, mata tajam, kulit putih mulus, hidung mancung, dan di wajahnya ada luka di pelipisnya, seperti cakaran. tapi rasanya itu adalah bekas luka. Perawakannya mungkin dua puluh tahun ke atas.
Dan dia yang tersenyum pada mereka berdua sekarang berada tepat di depan mereka.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Dia bertanya dengan nada suara berat darinya, yang membuat keduanya menelan ludah secara bersamaan.
"Ahh, tugas sekolah," jawab Richard spontan.
"Ya, tugas sekolah," Nicholas menimpali untuk membuat laki-laki itu memercayai apa yang mereka katakan.
"Sial! Dia Roran, Roran Rose!"
Richard membisikkan sesuatu kepada Nicholas, tetapi Nicholas tidak tahu apa yang di maksud oleh Richard. Jadi dia memutuskan untuk diam saja.
Tapi tak lama setelah itu, Richard mencubit perut Nicholas, Nicholas menatapnya dan dia memberi isyarat bahwa Nicholas tidak tahu apa yang dia maksud.
"Huh apa?" Nicholas bertanya langsung padanya, dengan raut wajah yang bingung.
"Haha, tidak apa-apa, kurasa sudah waktunya kita kembali ke pelajaran kita, jadi kita ingin berpamitan dulu, bye. Sampai bertemu lagi. Ahh, sepertinya tidak" Richard tergagap. Kemudian menyeret Nicholas dengan paksa untuk masuk ke Jeep-nya.
Sementara itu laki-laki yang memakai kemeja kotak-kotak berwarna cokelat itu hanya diam, dan mata Nicholas dengan pria itu tidak lepas sama sekali, dia hanya diam dan tersenyum lebar kepada Nicholas. Seolah-olah sorot matanya telah memberikan sebuah makna dan cerita tersendiri kepada Nicholas.
"Ssst, Nicholas! Ssst, hei, Ayo!"
Nicholas segera memalingkan wajahnya dari laki-laki itu dan dengan cepat masuk ke Jeep Richard. Dan Richard dengan cepat menginjak gas meninggalkan tempat itu.
Nicholas melihatnya, dan dia memandang Nicholas juga, ketika Jeep Richard berbelok ke arah yang berlawanan, tiba-tiba pria itu sudah tidak berada di tempatnya berdiri tadi.
Nicholas mencoba mencarinya, matanya memindai seluruh area, tetapi dia gagal menemukannya, seolah laki-laki tersebut hilang di telan oleh bumi.
"Kamu gila! Sumpah! Untung kita masih bisa selamat dari dia!" Richard berkata dengan nada yang begitu panik, dia mengucapkan kalimat itu sambil menggedor setir yang dikendarainya.
"Hei, ada apa? Apa sebenarnya yang kamu katakan tadi? Aku tidak mengerti!" Nicholas bertanya kepada Richard untuk memastikan apa yang sebenarnya di maksud oleh Richard.
Keduanya kini telah pindah dari kawasan hutan lindung.
"Serius!!! Kamu tidak tahu siapa dia?" Richard bertanya kepada Nicholas dengan ekspresi tidak percaya.
Nicholas hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban atas apa yang baru saja dia tanyakan. Karena Nicholas tidak tahu siapa pria itu, atau mungkin dia hanya ketinggalan berita sehingga dia tidak tahu siapa pria yang berbicara dengan mereka berdua barusan.
"Dia Roran Rose! Pernah menjadi buronan, karena membunuh pacarnya dengan kejam! Tapi sampai sekarang dia tidak pernah dipenjara oleh Polisi." Richard menjelaskan.
"Aku melihat foto wajahnya di berita pagi, empat bulan lalu, dan aku masih bisa mengingatnya dengan jelas sampai sekarang."
Nicholas segera menatap Richard dengan pandangan terkejut atas apa yang baru saja dia katakan.
"Hah, serius?" Nicholas bertanya kepada Richard tidak percaya, karena ketika dia melihat wajah dan matanya, sepertinya bahwa pria itu adalah pria yang tidak mungkin melakukan hal sekeji itu.
"Hei, ingat! Pamanku polisi! Jadi aku tahu apa pun yang terjadi di Cleveland!" Richard berkata dengan fokus mengemudi.
Nicholas hanya terdiam ketika dia mengatakan itu karena apa yang dia katakan juga ada benarnya.
"Apakah pamanmu menangkapnya?" Nicholas bertanya dengan rasa ingin tahu.
Tapi ketika Nicholas melihatnya, dia hanya menggelengkan kepalanya dan memukul setir berkali-kali.
Seolah-olah ada kebencian diri yang membuncah di dalam dirinya ketika dia berbicara tentang pria tersebut.
"Dia sangat licik karena dia bisa mendapatkan bukti bahwa dia tidak bersalah, dan aku tidak tahu bagaimana dia bisa mendapatkannya, tapi aku pikir dia adalah pembunuhnya!" Richard berkata dengan nada yang sangat kesal, saat dia mengucapkan kalimat itu.
"Ah, begitu, hmmm," jawab Nicholas dengan kalimat itu, karena dia bingung harus membuat topik apa dengan sahabatnya itu.
Ada begitu banyak hal yang ingin Nicholas tanyakan padanya, tetapi karena sepertinya ketika dia berbicara tentang pria tadi, Richard selalu terlihat sangat emosional kepadanya. Jadi, Nicholas memutuskan untuk tidak membicarakan pria bernama Roran itu.
"Ahh, ya bagaimana luka di lenganmu?"
Nicholas menoleh padanya ketika tiba-tiba Richard bertanya tentang luka di lengan kirinya.
"Hmmm, sepertinya aku sudah merasa lebih baik," jawab Nicholas sambil mencoba menekan luka di lengan kirinya. Tapi anehnya dia tidak merasakan apa-apa.
"Tidak bisa, aku harus memeriksanya sendiri, aku tahu kamu adalah anak yang tidak bisa menjaga diri sendiri. Jadi aku harus memastikan jika kamu baik-baik saja, agar kamu tidak terkena virus dari binatang itu." Richard berkata dengan nada pengertian kepada Nicholas.
Benar, Nicholas orang seperti itu, jadi dia tidak bisa menghindarinya.
"Haha, oke" jawab Nicholas sambil terkekeh.
Akhirnya mereka berdua berhenti di pom bensin, lalu Richard mengambil P3K yang ada di dashboard mobilnya.
"Sini, aku akan memeriksanya!" kata Richard sambil mengamati tangan kiri Nicholas.
Nicholas hanya melakukan apa yang dia lakukan, dan membiarkan Richard mengobati luka Nicholas.
Richard perlahan melepas perban yang berlumuran dengan darah kering.
"Ada apa?" Nicholas bertanya padanya saat Richard hanya diam, setelah melepas perban Nicholas.
"Di mana luka yang kamu maksud?" Richard bertanya pada Nicholas dengan nada bingung.