webnovel

Perburuan Saat Bulan Purnama

"Brakkk"

Suara pintu terbuka dengan paksa. Mata Richard langsung melihat seluruh isi ruangan kamarnya, seperti mencari sesuatu hal yang sangat penting.

"Mati aku!" Dia mengumpat kepada dirinya sendiri sambil menepuk dahinya, saat melihat jikalau laki-laki yang dia borgol di ranjangnya sebelumnya itu telah menghilang dari tempat tersebut.

Dan mata Richard langsung mengarah ke salah satu jendela kamarnya, yang kacanya telah hancur berantakan hingga tidak berbentuk.

Dia masih terpaku di tempat yang sama, dan tidak bisa berbuat apa-apa saat mengetahui hal tersebut. Karena sudah pasti jikalau temannya itu memang seperti dugaannya.

"Tidak salah lagi, pasti dia telah berubah ke wujud werewolf nya sekarang, wuihhhhhh pasti dia sangat keren, tapi bagaimana aku bisa menemukannya." Richard berteriak kegirangan pada saat apa yang dia duga sebelumnya memang benar terjadi kepada teman baiknya.

Bukan malah takut, namun Richard malah begitu semangat dan antusias ketika mengetahui jikalau temannya telah menjadi salah satu bagian diantara makhluk tersebut.

***

Sedangkan di sisi lain, di tempat dimana perkumpulan para Pemburu Werewolf, mereka telah bersiap dengan senjata mereka masing-masing. Memakai baju serba hitam serta membawa senjata keahlian mereka masing-masing, kelima pemburu Werewolf itu sudah siap dengan persiapannya.

Mereka keluar dari sebuah garasi rumah memakai mobil Jeep berwarna hitam, di mana rumah tersebut adalah basecamp dari mereka berlima. Tempat di mana mereka merencanakan sesuatu dan tempat di mana mereka mengeksekusi buruan mereka setiap bulan purnama.

"Kita harus segera menuju ke hutan terlarang Ohio. Karena ini adalah kesempatan terbaik kita untuk bisa menemukan buruan kita kali ini!" Roger berkata dengan suara serak darinya, memberikan sebuah komando kepada empat temannya untuk bisa bergerak dengan cepat.

Karena Roger tidak mau membuang-buang kesempatan yang bisa dia dapatkan kali ini, dan pulang nanti dia harus membawa buruan yang dia cari malam ini.

Bulan purnama adalah waktu yang tepat untuk mereka bisa mencari makhluk buas yang sedang mencari mangsanya kali ini. Karena di setiap bulan purnama terjadi pasti para Werewolf tidak bisa mengontrol diri mereka untuk tidak haus akan darah,

Mereka pasti akan keluar dari sarangnya, dan mencari mangsanya untuk bisa dia terkam dan dia cabik hingga puas.

Dan di bulan purnama juga adalah waktu dimana, kekuatan para Werewolf bertambah semakin kuat. Namun hal itulah yang membuat Roger semakin bersemangat untuk memburu mereka, karena dia bisa melatih ketangkasannya dalam bermain pedang dan juga senapan ampuh yang selalu dia bawa.

Mereka berlima langsung melaju cepat dengan Jeep hitam yang mereka bawa. Roger memegangi pedang yang dia bawa sekarang, sambil melihat ketajamannya  di bawah sinar bulan purnama, yang dengan sempurna menyinari dan memantulkan biasan indah rembulan malam kali ini.

Raut wajah girangnya secara sengaja dia pasang di mukanya, untuk memberikan sebuah tanda, jikalau dia benar-benar siap untuk melakukan perburuan kali ini.

Di perburuan sebelumnya, dia berhasil membawa dua werewolf secara hidup-hidup ke markas mereka. Di mana di sana ada juga ada tetua dari mereka, Alfred West. Laki-laki tua itu sangat suka sekali dalam mengintrogasi para werewolf yang tertangkap.

Dan yang dia tanyakan pasti seputar dari keberadaan The Alpha, karena sudah sejak lama Alfred ingin berhadapan secara langsung dengan pemimpin para Werewolf.

Namun setiap dia melakukan Introgasi kepada makhluk buas tersebut, dia selalu tidak mendapatkan sebuah jawaban yang membuat hatinya senang. Hingga akhirnya dia selalu mengayunkan pedang yang begitu tajam di leher dari werewolf tersebut.

Dan dia tidak mendapatkan kesempatan untuk mengetahui informasi tentang pemimpin para werewolf tersebut.

Dan sebenarnya cara itu adalah cara yang tidak di sukai oleh Roger, karena dia memiliki cara tersendiri agar bisa mendapatkan sebuah jawaban dari werewolf yang dia tangkap.

Dengan tatapan mata yang tajam, Roger melihat ke arah bulan purnama yang berada tepat di atas kepalanya sekarang. Dia tersenyum dengan begitu lebar, lalu tak lama kemudian mobil yang dia naiki itu berhenti.

"Kita sudah sampai." Ucap salah satu dari teman Roger. Sebut saja mereka berempat memiliki sebuah panggilan sesuai nomor urut.

Nomor satu sampai nomor empat, dan semakin kecil urutan nomor dari nama mereka, menandakan jikalau kekuatan mereka lebih bagus dari pada yang lainnya.

Mereka berlima turun dari mobil, dan segera bergerak menuju ke dalam hutan

Roger memberikan sebuah arahan dengan isyarat tangan yang baru saja dia lambaikan di udara, membuat mereka langsung berpencar dengan posisi yang sudah mereka ketahui.

Pendengaran mereka berlima sangat bagus, karena mereka memakai sebuah alat bantu dengar untuk membantu pemburuan mereka berjalan dengan lancar.

Seperti sebuah earphones, namun gunanya adalah mendeteksi sebuah suara yang bukan dari mereka.

[Suara Langkah Kaki Berlari dengan cepat]

[Kira-kira 30 meter...]

[Analisa selesai...]

Roger memberikan sebuah isyarat kembali, setelah dia mendapatkan sebuah pergerakan yang tak jauh dari mereka berada. Dengan cepat mereka berlari masuk ke dalam hutan, dengan jarak tiga puluh meteran, setelah mendapatkan konfirmasi dari alat bantu dengar yang mereka pakai.

Mereka berlima berlari tanpa bersuara, latihan  mereka memang tidak main-main, karena mereka juga mendapatkan sebuah ajaran untuk bisa berlari di dalam hutan dengan tanpa suara.

Seperti yang dilakukan oleh mereka sekarang.

[Suara Langkah Kaki Berlari dengan cepat]

[Kira-kira 10 meter...]

[Analisa selesai...]

Roger memberikan isyarat kembali kepada mereka berempat, dan dengan cepat mereka langsung diam pada posisi masing-masing, saat mengetahui jikalau suara tersebut sudah sangat dekat dengan keberadaan mereka berlima.

[Suara Langkah Kaki Berlari dengan cepat]

[Kira-kira 5 meter...]

[Analisa selesai...]

Mata mereka dengan tajam melihat ke arah dimana suara hentakan langkah kaki yang begitu cepat itu, menuju ke arahnya.

Dengan mempersiapkan sebuah senapan dengan peluru kembang api, yang membuat mata dari werewolf itu buta untuk sesaat, mereka berlima sudah siap untuk melakukan aksinya.

[Suara Langkah Kaki Berlari dengan cepat]

[Target terkonfirmasi...]

[Analisa selesai...]

Tak lama kemudian ada sosok laki-laki memakai pakaian crew neck berwarna gelap, berlari dengan cepat tanpa alas kaki, wajahnya telah berubah sepenuhnya pada wujud Werewolf nya, yaitu tubuh manusia, tangan yang memiliki cakar begitu tajam, tumbuh bulu lebat di bagian tangan serta leher dan dadanya, serta telinga runcing, dengan mata berwarna menyala di malam hari, warna mata dari werewolf kali ini adalah kuning.

Dimana menandakan jikalau dia adalah werewolf baru.

[Name : Nicholas Reiss]

[Position : Werewolf-Beta]

[HP ???/100]

[???/1000 EXP]

[Strength : ???/100]

[Agility : ???/100]

[Stamina : 100/100]

[Conditions : Penyesuaian]

---

Roger yang melihat laki-laki berwujud werewolf itu berlari dengan cepat ke arahnya, dia langsung memberikan aba-aba untuk timnya agar bisa menembak dengan peluru kembang api ke arah pohon yang berada di sekitar dari werewolf itu, tujuannya adalah agar dia tidak bisa berkutik saat serangan telah aktif.

"Tembak!"

Empat orang yang bersama dengan Roger langsung menembak ke arah yang sudah di tentukan. Dan detik itu juga, muncul ledakan dan juga sinar yang begitu terang setelah tembakan itu mengenai pohon yang berada di sekitar werewolf tersebut.

[BAMMM!!! SPLASHHH!!!]