"Emily,"
Nicholas tanpa sadar menyebut namanya sedikit lebih keras, sehingga Richard yang berada di sebelahnya langsung menatapnya dengan tatapan yang sangat aneh. Nicholas bisa melihat bahwa Richard sedang melihat ke arah yang sama dengan yang sedang dilihat Nicholas sekarang.
"Wow, dari mana kamu tahu itu Emily? Bukannya kamu rabun jauh?"
Nicholas terkesiap saat Richard menanyakan hal ini, karena dia juga bingung saat melihat wanita yang berdiri di ujung lapangan itu adalah Emily dan temannya.
Setelah Richard bertanya padanya, Nicholas segera ingat bahwa matanya seharusnya kabur, dan tidak bisa melihat seseorang dengan jelas dari jarak yang begitu jauh sekarang.
"Ah, aku hanya tahu warna pakaiannya, dan aku hanya menebak bahwa itu dia!" Nicholas berkata kepada Richard, menjelaskan bahwa apa yang dilihatnya hanyalah nalurinya. Karena tidak mungkin dia bisa menjelaskan kepada Richard jika dia melihatnya.
Dan ini menjadi pertanyaan bagiku sendiri karena aku bisa melihat dengan jelas tanpa bantuan kacamata. Apa yang terjadi padaku, apa yang Richard katakan tadi, benar-benar terjadi padaku?
Sial, jangan sampai itu terjadi. Batin Nicholas berkecamuk.
"Ah lebih baik ayo kita pergi dari sekolah sekarang!" Nicholas meminta Richard untuk bisa pergi sekarang sambil mengalihkan perhatiannya, karena Nicholas takut Richard akan memikirkan sesuatu hal lain padanya. Karena dari ekspresi wajahnya terlihat jelas jika dia sedang memikirkan sesuatu yang serius.
"Oh ayolah, kita harus segera menemukan mayatnya!" Richard menjawabnya agak lambat, lalu Nicholas berjalan bersama Richard keluar dari halaman sekolah.
Nicholas melirik ke arah di mana Emily berada, dan dia masih menatapnya sekarang.
Apa dia juga tertarik padaku?
Seharusnya aku tidak memikirkannya terlalu dalam, karena sekarang aku harus bisa kembali ke hutan untuk menemukan ponselku yang jatuh tadi malam. Nicholas batin.
Dan semoga, mereka berdua bisa menemukan mayat yang dilihat Nicholas tadi malam. "Bagaimana kalau kita naik Jeep, apakah ide yang bagus?" Nicholas bertanya lagi kepada Richard, untuk memastikan mereka berdua menuju ke hutan lindung Ohio, dengan Jeep-nya.
"Tentu saja, mau pakai apa lagi? Hahaha," jawabnya antusias, lalu membuka pintu Jeep hitamnya.
Nicholas mengira Richard menyukai Jeep yang dikendarainya sekarang, karena menurutnya mobil itu adalah hadiah terindah dari mendiang Ayahnya.
Nicholas dapat melihat bahwa dia mendapatkan hadiah terindah dari mendiang ayahnya, meskipun dia telah tiada, dia meninggalkan sesuatu yang nyata untuk Richard.
Sangat berbeda dengan Nicholas, dia tidak mengenal sosok ayahnya yang sebenarnya, terkadang Nicholas suka memakinya, mengatakan bahwa ayahnya akan datang bersujud di hadapannya dan ibunya, meminta maaf atas semua perbuatan yang telah di lakukan.
Tapi dia tahu itu tidak mungkin terjadi, karena ibunya pernah berkata bahwa pria itu tidak akan pernah kembali.
Keduanya kini telah menuju ke Ohio Protected Forest, dimana perjalanan mereka berdua tidak terlalu lama karena hanya membutuhkan waktu beberapa menit dari sekolah untuk sampai ke tempat itu.
Dan sekarang mereka berdua telah tiba di pagar yang sama yang telah dilintasi Nicholas tadi malam.
"Oke, apakah kamu siap, kita berdua akan menemukan mayatnya!" Richard bertanya kepada Nicholas dengan antusias yang membara, Dia memberikan ekspresi yang sangat bersemangat ketika dia menanyakan hal ini.
Dan jika dia bisa, dia akan berguling di depan Nicholas.
Nicholas hanya mengangguk, membenarkan apa yang baru saja dia katakan. Bukannya membuatnya senang, Nicholas dengan sengaja mengangguk dan tersenyum lebar padanya.
Dan sekarang mereka berdua berjalan perlahan ke tempat itu, mereka merendahkan kepalanya saat melewati kawat usang yang ada di depan mereka berdua.
Meski sekarang sudah siang, hutan ini sepertinya tidak diterangi matahari sama sekali. Sehingga kesan menyeramkan tetap ada di hutan ini.
Sumpah ini kali kedua aku memasuki hutan ini, dan semoga tidak terjadi apa-apa setelah ini. Karena aku bisa merasakan ada yang aneh di hutan ini. Aku tidak tahu apakah Richard merasakannya atau tidak. Nicholas menggerutu di dalam batinnya.
Richard dan Nicholas berjalan perlahan ke dalam hutan, di mana Nicholas sangat ingat saat melintasi Jalan yang sekarang dilalui Nicholas bersama Richard. Nicholas menoleh ke kiri ketika dia melihat bahwa itu adalah tempat dia jatuh tadi malam.
"Di situlah aku jatuh sebelumnya," kata Nicholas kepada Richard, menunjuk ke tempat dia jatuh tadi malam. "Dan kita sudah dekat dengan tujuan kita!" tambahnya pada Richard.
Nicholas berlari dengan cepat, meminta Richard untuk ikut bersama dengannya pergi ke tempat di mana dia menemukan mayat pria itu.
"Aku menemukannya di sini, di sini!" Nicholas berkata kepada Richard, menunjuk ke arah tempat dia melihat sosok kepala di tempat dia menunjuk Richard sekarang.
Tapi sekarang mayat yang ditemukan Nicholas tadi malam, sudah tidak ada lagi di tempat itu.
"Serius kau melihatnya di sini?"
Nicholas melihat sekeliling untuk memastikan bahwa tubuh yang dilihatnya tadi malam, persis di tempatnya berdiri sekarang. Karena dia melihatnya dengan matanya sendiri, dengan dia sekarang menyebar ke seluruh area, mencoba menemukan jejak atau apapun yang mungkin mencurigakan.
"Tapi jika mayatnya dikubur di dalam tanah, kenapa tidak ada jejaknya sama sekali?" Richard bertanya kepada Nicholas, menendang daun-daun kering yang menutupi area itu.
"Itu benar, Seharusnya meninggalkan jejak yang terlihat!" Nicholas berkata menimpali apa yang baru saja dikatakan oleh Richard. Matanya masih memperhatikan seluruh area di sekitarnya, Nicholas seharusnya bisa menemukan ponselnya yang jatuh di area sekitar sini tadi malam.